Ta'aruf

1391 Words
"Kesan pertama saat bertemu, kadang akan berubah dengan berjalannya waktu. Cinta akan datang disaat dua hati bersiap untuk menyatu." *** Dan dihari sabtu ini, tepat pukul sepuluh pagi, tamu yang ditunggu sudah datang. Tampak papi menyambut mereka dengan penuh suka cita, begitu juga kakek yang belum sepenuhynya pulih dari sakitnya hingga masih menggunakan kursi roda. Tampak om Harjandto teman karib papi beserta istrinya tante Hani, duduk diruang tamu bersama dengan sepasang suami istri yang merupakan adik om Harjandto beserta anak remajanya. Lalu seorang gadis cantik yang Araela tahu adalah anak om Harjandto, lalu seorang pria berusia sekitar awal 40 tahun mengenakan stelan jas warna hitam dan seorang pria muda yang wajahnya mirif om Harjantho. Mereka tampak akrab ngobrol, sementara tante Fanni dibantu mbak Amera menyuguhkan kue dan minuman. Sementara tante Febri bersama mbok Tin dibantu Azera dan sofia menyiapkan makanan dimeja makan yang sudah dipindah ketaman belakang yang di design seperti pesta kebun, karena ruang makan dirumah papi tidak terlalu besar, takutnya sumpek dan tidak nyaman. "Kenapa wajahmu seperti itu, Ra? habis lihat setan?"tanya mas Wisnu kakak iparnya . "Mas Wisnu tahu nggak?mana cowok yang mau dijodohi sama aku?"tanya Araela pada mas Wisnu yang barusan dari ruang depan. Kakak iparnya itu hanya tersenyum sambil berkata,"Nanti juga kamu tahu." "Yaa Mas Wisnu, nggak jelas deh,"kesal Araela dengan jawaban kakak ipar tampannya itu . "Maksud Ara, dari dua orang yang ada didepan mana yang mau dijodohkan sama Ara?"tanya Araela penasaran sembari menunjuk dengan dagu kearah pria bersetelan jas berusia sekitar awal 40an dan seorang pria tampan berpakaian semi formal berusia 30an . "Bukan keduanya,"sahut Mas Wisnu sembari berlalu untuk membawa anak kembarnya keruang atas . Araela jadi semakin bete, apa lagi setelah itu mami memanggilnya untuk bergabung diruang tamu. Araela masuk keruang tamu dengan senyum di wajah, menyalami semua tamu termasuk dua pria yang duduk disebelah kakeknya . "Ohh ini toh yang namanya Araela, seperti pernah lihat,ya."Pria muda yang diketahui bernama Satria Aditama itu memandang kearah Araela. "Mungkin, saat kamu berurusan dikantor Walikota."Pria yang bersetelan jas yang ternyata bernama Yudho Pambudi ikut menjawab. "Kok Om Yudho tahu, kalau Araela ada disana?"tanya Satria dengan tatapan curiga. "Jelas tahu dong, om sering berkunjung ke kantor Dinasnya mbak Araela," jawab Yudho sembari menoleh ke Araela,"Kamu masih dinas di perizinan kan mba Araela?"tanya pria perlente itu. Araela menggeleng seraya tersenyum dan menjawab pertanyaan pak Yudho."Saya sudah pindah ke Unit Kerja Aset Daerah, Pak." "Tambah banyak pekerjaannya, ya! masih dengan jabatan yang sama?"tanya Pak Yudho kembali. "Masih, pak! belum naik jadi Kabid,"kelakar Araela membuat semuanya tersenyum lebar dan memuji pekerjaan gadis itu. "Kakak kamu mana Satria? Kok belum datang juga?"tanya tante Hani memotong obrolan mereka. "Tadi katanya masih ada rapt dikantornya, bentar juga sampai kok,"sahut Satria sembari masih memandangi Araela yang hanya duduk sambil menunduk . Tak lama suara bass seorang pria terdengar diambang pintu, semua orang termasuk Araela pun ikut menoleh kearah asal suara . Tampak seorang pria muda, berwajah tampan dengan berpakaian kasual masuk dan tersenyum sopan kepada semua orang. Pria itu lalu menyalami om Harjantho dan tante Hani, om Yudho,lalu papi juga mami, kakek, om Pras suami tante Fanny dan Om Harmantyo suami tante Febri yang juga adik papi . "Ini anak pertama saya Rewindra Wiratama."Suara om Harjantho mengenalkan pria yang baru duduk di sofa yang sama dengannya. Seketika Araela melihat kearah pria muda tersebut. Dan tiba-tiba Araela teringat sesuatu dan sepertinya Rewindra juga sedikit terkejut saat pandangannya bertemu dengan kedua mata indah milik Araela, tetapi terlihat pria itu berusaha menutupi dengan senyum dingin. "Jadi yang mana ini, yang mau dipasangkan dengan anak saya?"kelakar papi sembari tertawa kecil . "Iya, kami belum tahu lagi setelah mereka dewasa."Om Harmantyo ikut bertanya . "Yang pasti bukan saya om! karna saya sudah sold out duluan."sahut Satria sembari tertawa, Satria lalu menepuk pundak Rewindra. Yang ditepuk pundaknya hanya melengos dan memandang kearah lain . "Rewindra Wiratama,ST, MT putra pertama saya. Dia CEO diperusahaannya sendiri, usianya sudah 36 tahun tapi masih betah menjomblo."Om Harjantho mengenalkan anaknya . "Baiklah begini pak Sastro, mas Pramudya juga keluarga lainnya. Kedatangan kami kesini selain bersilahturahmi, juga kami ingin meningkatkan hubungan pertemanan yang sudah ada, agar bisa menjadi hubungan keluarga sesuai dengan amanah almarhum ayah dan ibu saya yang juga sahabat baik bapak Sastro."Pak Harjantho membuka pembicaraan serius , semua yang hadir diruang tamu itu menyimak tak terkecuali Araela. Kemudian Pak Harjontho melanjutkan mukadimahnya,"Oleh karena itu saya ingin putra saya Rewindra Wiratama di izinkan untuk menikah dengan putri mas Pram nak Araela. Walau saya tahu, mereka berdua belum saling kenal, tapi saya percaya mereka nanti bisa saling mengenal dan menjalankan rumah tangga mereka dengan baik." Mendadak Araela merasakan kepalanya pening mendengar pidato om Harjantho. 'Belum saling kenal, tapi sudah mau nikah?What happen in my life? apakah ini beneran jaman Siti Nurbaya? Oh God ... satu hal yang abeh, dimana orang sudah bisa mengunjungi bulan, dimana semua serba cepat karena internet dan dimana Lee Min Ho masih jadi bintang drama korea, Aku malah merasa kembali kejaman batu,'keluh Araela dalam hati. "Saya selaku orangtua Araela menerima baik niat dari mas Harjantho dan keluarga. Saya hanya berharap, Nak Wira dapat menjaga dan membimbing Araela sampai waktu yang tak ditentukan."Jawaban papi membuyarkan keinginan Araela untuk tetap menjomblo diusia 26 tahun. Dan jawaban papi merupakan akhir dari waktu menunggu yang panjang karena diaminin oleh semua yang hadir . "Wira ingin pernikahan dilangsungkan dalam waktu dua minggu dari sekarang. Karena dia ada perkerjaan diluar daerah yang tidak bisa dimundurkan waktunya, bagaimana mas Pram?"Om Harjantho mulai mendiskusikan hari pernikahan . "Dua minggu ya, cukup cepat!tapi itu lebih baik , biar kedua belah pihak dapat tenang," jawab papi. 'Ya ellah! dagelan apa lagi ini?baru nikah tersu ditinggal pergi, curiga aku hanya jadi istri kedua atau dia punya kekasih, makanya langsung menghilang,'dengkus Araela menatap tajam kearah pria yang masih dnegan sikap dinginnya. "Bagaimana Araela?" tanya papi sembari menoleh ke arah putrinya. Dan Araela jelas terkejut dan menjadikannya sedikit gugup . "Kalau Ara, ikut apa yang sudah diputuskan papi dan om Harjanto, selama itu baik untuk Ara."Akhirnya keluar juga jawaban bijak dari bibir yang di poles lipstik warna lembut itu. "Barakallah, berarti Wira dan Ara sudah setuju! berarti tidak ada lagi yang dikhawatirkan, tinggal kita atur tugas saja,"kata papi disambut dengan kata setuju dari semua yang hadir, kecuali si pria bernama Rewindra yang tetap diam dan hanya mengangguk saja. Mami lalu mengajak semua orang untuk ke taman belakang karena hidangan makan siang sudah disiapkan . Saat semua tamu juga keluarga Araela beranjak ke taman belakang. Araela merasa tangannya ditahan seseorang, saat gadis itu menoleh ternyata Rewindra yang memengang lengannya . "Jangan ge er dan bermimpi terlalu tinggi tentang hubungan yang romantis , karena aku tidak akan lunak kepadamu."Tatapan tajam dan suara bass Rewindra seakan menusuk telinga Araela. Araela balas menatap pria yang tadi berbicara padanya, walau tatapan matanya tidak setajam milik Rewindra."Kamu juga jangan ke pedean! aku bukan wanita lemah seperti sangkamu, yang langsung luluh hanya melihat wajah tampan dan tubuh bagusmu. Dan aku juga tidak akan lunak kekamu,"ketus Araela tak mau kalah. Rewindra menarik senyum sinis, sembari melepaskan cekalan tangannya."Bagus kalau begitu! sehingga kamu tidak menyusahkan aku nantinya,"katanya sembari melangkah menuju taman belakang. "Kalau tidak mau merasa terbebani, kenapa menyetujui perjodohan ini. Kamu masih bisa membatalkannya, jika pada akhirnya kamu akan meninggalkan aku juga. Kalau kamu memang sudah punya kekasih ya bilang saja, sebelum acara terlanjur di siapkan,"tantang Araela dengan sikap keras kepalanya. Araela bukan type wanita cengeng yang hanya diam saat digertak, karena Araela akan mengertak balik orang tersebut bahkan lebih keras lagi. "Untuk menyenangkan kedua orang tua, aku pikir tidak ada salahnya. Dan ingat, kau harus mandiri, jangan menyusahkanku,"sahut Rewindra yang lantas menarik kursi kosong untuk dirinya duduk dan menyisakan satu kursi kosong disebelahnya. "Apa nyusahin kamu? Yang pasti kamu yang akan nyusahin aku nantinya ! Sekarang saja sudah nyusahin,"sungut Araela pelan sembari mengelus pergelangan tangannya yang memerah karena dicengkeram oleh pria dingin itu. "Kok malah bengong?ayo ikut makan," tegur tante Fanny yang baru datang dari arah pintu ruang keluarga. Dibelakang tante Fanny mengekor lima remaja ditambah dengan satu bujang. Dan pasukan itu tak lain Sofia, Azera, Jordan, Dio, Rizky dan Ariel . Dengan malas Araela mengikuti tantenya untuk bergabung , dan ternyata kursi yang kosong hanya yang disebelah Rewindra, dengan sangat terpaksa Araela pun duduk disebelah pria itu. Dan pria itu memang benar-benar dingi. Dimana yang lainnya asik mengobrol,pria itu tetap tenang dan menyelesaikan makannya dengan cepat dan tanpa suara. *****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD