bc

Troublemaker Boy 2

book_age0+
257
FOLLOW
1.9K
READ
like
intro-logo
Blurb

Ada yang berbeda sejak Farrel Manggala Wdyatmaja terbangun dari komanya, 5 tahun lalu. Semuanya terasa asing, dan ia merasakan kehilangan. Serta selalu ada sesosok gadis yang menghantui mimpinya.

chap-preview
Free preview
1
Farrel Manggala Wdyatmaja, seorang pengusaha sukses yang masuk ke dalam sepuluh pengusaha terkaya di Indonesia. Lelaki berusia dua puluh enam itu, menduduki posisi ke delapan dari sepuluh orang yang ada. Berkat kerja kerasnya dalam membangun dan melaksanakan bisnis keluarga dengan baik, hingga bisnis keluarga Wdyatmaja semakin meningkat pesat dan hampir memiliki seluruh koneksi pada segala perusahaan. Memiliki wajah sempurna bak dewa yunani, serta segudang prestasi di dalam bidang bisnis menjadikan Farrel sosok lelaki idaman. Lebih tepatnya, suami idaman. Hampir seluruh kalangan wanita di negeri ini memujanya, ingin menjadi miliknya. Bahkan, ada yang dengan tidak tahu malunya melamar lelaki itu terlebih dahulu. Apalagi, status Farrel saat ini semakin membuat mereka gencar untuk mendapatkannya. Dia adalah pengusaha muda dan tampan, yang memiliki hidup nyaris mendekati kata sempurna jika saja ia memiliki pasangan. Ya, Farrel masih sendiri. Nama Farrel Manggala Wdyatmaja, sudah hampir satu tahun ini di perbincangkan. Selain menjadi pewaris tunggal dari keluarga Wdyatmaja, lelaki itu juga sudah berhasil mencetak rekor untuk mengembangkan perusahaan terbanyak. Baru-baru ini, publik kembali di kejutkan dengan fakta bahwa lelaki tampan itu tengah di sandingkan dengan cucu tunggal dari pemilik Williams Group.  Gadis beruntung yang di sandingkan dengan Farrel itu, ialah Sherly Williams. Cucu tunggal dari Thomas Williams, yang memiliki stasiun tv tersukses di dalam manca negara. Betapa serasinya pasangan itu. Sherly, gadis cantik yang berprofesi sebagai model itu di sandingkan dengan si tampan Farrel, sang pengusaha muda tertampan. Alangkah bahagianya mereka, sempurna. "Farrel, Farrel!"  Teriakkan penuh semangat itu, berasal dari depan pintu. Farrel sudah tau siapa pemiliknya. Ialah Sherly Williams, gadis yang selalu tampil elegant di depan kamera, namun akan berubah menjadi sosok gadis kecil yang ceroboh di belakang kamera. Baru saja Farrel ingin memperingati Sherly untuk berhenti berlari, mengingat gadis itu masih mengenakan high heelsnya yang setinggi 10cm, ia sudah lebih dahulu tersandung kakinya sendiri. Hampir saja Sherly jatuh, kalau Farrel tidak sigap menangkap tubuh jenjangnya. "Becarefull." Farrel berucap setengah memarahi, Sherly tidak bisa di nasehati baik-baik. "Untung kau selalu sigap menangkap Ratu." Sherly terkekeh, masih dalam pelukan Farrel yang erat enggan membuat tubuhnya terjatuh. "Ya, dan kalau saja aku terlambat sedikit, sudah aku pastikan kau mendarat mulus di karpet itu." ucap Farrel dengan nada mencibir. "No no no, kau tidak akan pernah membiarkan aku terjatuh, benarkan?!"  "As you wish."  "Dasar," cibir Sherly saat sudah lepas dari pelukan Farrel. "Gaya mu sok tidak perduli, padahal kau takut kalau terjadi sesuatu padaku." "Percaya diri mu, tinggi." balas Farrel datar. Pria itu sudah kembali ke meja kerjanya, menatap laptopnya yang menampilkan grafik dan angka. "Haruskah aku kembali menceritakan, betapa paniknya kau saat aku terluka? Padahal hanya luka kecil," sindir Sherly. "Yang kau sebut luka kecil, adalah sebuah sayatan pisau yang berakhir delapan buah jahitan." sahut Farrel tanpa menatap ke arah Sherly. "Aih, aku mendapatkan 7 jahitan saja!" protes Sherly tidak terima. "Terserahlah, lebih baik kau pergi. Aku sibuk." Sherly melotot pada Farrel, pipinya menggembung menahan kesal. "Kau mengusir calon istri mu?!" "Iya, aku mengusir Sherly Williams dari kantor ku pada hari Kamis, 18 Januari tahun ini." Farrel masih setia menatap laptop di hadapannya, tanpa mengalihkan sedikitpun pandangannya pada Sherly yang sudah kesal di tingkat teratas sekarang. "Baiklah!" gerutu Sherly kesal. Gadis itu menghentakkan kakinya, sebelum ia benar-benar beranjak pergi dari ruangan bernuasa hitam putih itu. "Hei," Panggilan Farrel itu membuat Sherly membalikkan tubuhnya. Meski ia sekarang menahan mati-matian betapa bahagianya ia, tetap saja wajah cemberut dan kesal itu harus terpampang di wajahnya. "Apa?" sahut Sherly ketus. "Tiga hari lagi, aku ingin mengajakmu ke London." Farrel menatap serius ke arah Sherly. "London?" Sherly menaikkan sebelah alisnya. Setelah menyadari satu hal, gadis itu tersenyum lebar dam hampir melompat kegirangan kalau saja Farrel tidak memperingatinya. "Jangan melompat-lompat." tegur Pria itu saat Sherly sudah mengambil ancang-ancang. "Jadi, kau setuju untuk merayakan ulang tahun ku di London?" tanya gadis yang hampir genap berusia dua puluh dua itu dengan binar penuh harap di matanya. Farrel mengangguk sebagai jawaban. Tanpa tersenyum ataupun mengubah ekspresi datarnya, ia kembali mengalihkan pandangannya pada grafik angka di depan mata. "Kenapa kau tiba-tiba berubah pikiran?" tanya Sherly. "Kau sendiri yang mengatakkan kalau kau sibuk dengan pekerjaan, pekerjaan dan pekerjaan." "Ya, karena pekerjaanku yang baru ada di sana." jawab Farrel datar. "Benarkah?" Sherly bertanya kembali.  Farrel menganggukkan kepalanya. "Dan, sepertinya menuruti keinginan calon istriku tidak ada salahnya." Sherly tidak dapat lagi menahan rasa bahagianya. Wanita itu berlari kecil menghampiri Farrel, memeluknya erat dari belakang, dan bahkan memberikan kecupan bertubi-tubi pada setiap inci wajah tampan itu. "Aku masih harus mengadakan meeting setelah ini!" protes Farrel saat ia merasa wajahnya sudah cukup di penuhi oleh cap lipstik merah dari bibir Sherly. "Biarkan saja," Sherly terkekeh geli. "Biar para wanita yang menyukaimu patah hati." ia kembali tertawa. "Kau tidak tahu hukum karma, huh?" tanya Farrel sinis. "Apa yang kau tuai, itu yang kau dapat. Bisa saja suatu hari nanti kau yang ada di posisi mereka, cemburu melihat aku dengan wanita lain." Tawa Sherly perlahan memudar, berganti dengan senyuman nakalnya. "Itu tidak akan pernah terjadi," ucapnya dengan penuh percaya diri. "Tidak, kecuali dia kembali." Setelahnya, Sherly menarik paksa wajah Farrel, dan mulai mencium bibir pria itu. Apapun yang akan terjadi kedepannya, ia tidak perduli. Yang jelas, lelaki itu sekarang miliknya. Dan, dia juga sudah mati. Tidak akan pernah kembali, untuk mengambil Farrel darinya lagi. Tidak akan. To be continued Aku sudah pernah bilang, kan? Kalau aku hoby menyiksa pemeran utama :) Follow ig Cantikazhr Cantikazhrstory Farrelmw

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

MOVE ON

read
95.3K
bc

Enemy From The Heaven (Indonesia)

read
60.7K
bc

Sweet Sinner 21+

read
887.5K
bc

Suamiku Bocah SMA

read
2.6M
bc

Everything

read
278.5K
bc

Marriage Not Dating

read
550.4K
bc

Partner in Bed 21+ (Indonesia)

read
2.0M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook