Bab 1: Kematian Tragis di Jalan Raya dan Aula yang Hampir Runtuh
Kematian Lau Fan, Karyawan Abadi
Bau kopi basi, asap rokok sisa, dan kelelahan akut. Itulah ringkasan hidup Lau Fan selama lima tahun terakhir. Pukul 07.45 WIB, ia berlari tergesa-gesa menyusuri trotoar Jakarta yang berdebu. Kemeja putihnya sudah lecek, matanya sembab, dan tas punggungnya berisi laptop yang terasa seberat beban hidup.
Ia terlambat. Lagi.
"Sialan, Pak Roni pasti sudah siap dengan omelan 10.000 kata-nya," gumam Lau Fan sambil memaki takdirnya sebagai karyawan start-up yang dituntut bekerja seperti mesin.
Saat menyeberang di persimpangan yang padat, Lau Fan mengabaikan lampu lalu lintas yang sudah menguning. Fokusnya hanya satu: kantor. Ia mengayunkan langkah terakhirnya ke tengah jalan—
WHUUUMMMM!
Deru mesin diesel yang keras, jauh lebih nyaring dari klakson. Lau Fan mengangkat pandangan, dan yang ia lihat hanyalah dinding logam besar berwarna merah marun. Truk itu melaju kencang, membawa muatan pasir yang menggunung.
Waktu seolah membeku. Dalam momen singkat itu, Lau Fan tidak melihat flashback kehidupan. Ia hanya merasakan rasa penyesalan yang mendalam. Penyesalan karena mati sebelum sempat membalas dendam pada Pak Roni, penyesalan karena tidak sempat makan nasi Padang yang baru ia pesan semalam.
BRAKK!
Dunia Lau Fan seketika runtuh. Ia merasakan tulang-tulangnya remuk seperti kerupuk yang diinjak, diikuti kebas yang menyeluruh. Pandangannya berputar, tubuhnya terlempar, dan ia mendarat dengan suara tumpul di aspal. Cairan kental dan hangat mulai mengalir dari kepalanya.
Pandangan terakhirnya adalah ban truk yang besar dan kotor. Ia mati, seperti yang ia impikan berkali-kali—mati di luar jam kerja.
Lalu, kegelapan.
2. Kebangkitan di Dunia Kultivasi
"Tuan Muda! Tuan Muda sudah bangun!"
Suara wanita yang parau dan lega membangunkan Lau Fan. Ia mengerjap, disambut cahaya suram yang menyelinap dari jendela berukir.
Lampu neon? AC? Tidak.
Ia terbaring di ranjang kayu yang kokoh, namun tua. Langit-langit di atasnya terbuat dari kayu gelap, dihiasi ukiran naga yang tampak mengerikan dan gagah. Udara yang ia hirup sejuk, lembab, dan berbau dupa herbal yang asing.
"Aku di mana?" Lau Fan mencoba duduk. Kepalanya sakit, bukan karena benturan truk, tetapi karena ribuan ingatan asing tiba-tiba masuk dan menyusun diri di otaknya.
Ia bukan lagi Lau Fan, mantan karyawan start-up. Ia adalah Lau Fan, satu-satunya pewaris garis keturunan utama Klan Lau di Kota Kabut Hitam, Wilayah Angin Dingin. Usianya enam belas tahun. Ia baru saja pingsan setelah dihajar oleh rentenir klan Wei karena gagal membayar hutang yang ditinggalkan ayahnya.
Klan Lau? Kultivator?
Dunia ini adalah Dunia Primordial, tempat di mana energi spiritual (Qi) adalah mata uang, dan tinju adalah keadilan. Mereka menyebut dirinya Kultivator, manusia yang bisa memadatkan Qi di Dantian mereka, terbang, dan menghancurkan batu. Klan Lau dulunya adalah klan kecil yang terhormat. Kini, setelah semua Kultivator Tahap Dasar mereka mati dalam pertempuran sepekan lalu, Klan Lau hanyalah kulit kosong.
Seseorang mendekat. Itu adalah Bibi Ling, satu-satunya pelayan tua yang tersisa dan masih setia.
"Syukurlah Tuan Muda. Jika Anda tidak bangun, klan Wei akan menyita Aula Leluhur hari ini," isak Bibi Ling.
Lau Fan memejamkan mata. Jadi, ia tidak hanya lemah, tapi juga miskin dan terlilit hutang di dunia hukum rimba.
Inikah takdir kedua yang aku dapat? Sama menyedihkannya dengan yang pertama.
3. System Diaktifkan
Tepat saat keputusasaan Lau Fan mencapai puncaknya—sebuah cahaya biru pucat tiba-tiba menyilaukan pandangannya.
DING!
Suara elektronik yang tegas, familiar, dan sangat modern, menusuk benaknya.
[Mendeteksi Host yang memenuhi syarat.]
[Data Lau Fan, Kepala Keluarga Klan Lau (Tingkat: Runtuh) berhasil diakses.]
[System Kepala Keluarga (Tingkat Dewa) berhasil diaktifkan!]
Lau Fan menoleh ke kiri dan kanan. Tidak ada smartphone, tidak ada speaker tersembunyi. Suara itu hanya ada di kepalanya.
"System?" gumamnya, suaranya tercekat.
[Tugas Utama: Tingkatkan kekuatan anggota klan. Setiap kali anggota Klan Lau naik satu tahap kultivasi, kekuatan Host akan meningkat sesuai proporsi! Bangun Klan Lau menjadi Keluarga Abadi Terkuat!]
[Mendeteksi status Host: Belum berkultivasi (Tahap Fana). Status Klan: Runtuh.]
[Mekanisme Kompensasi Awal diaktifkan.]
Tiba-tiba, sebuah interface hologram berwarna cyan muncul di depan Lau Fan, melayang di udara, hanya bisa dilihat olehnya. Tampilannya ramping dan futuristik, kontras dengan ruangan kayu di sekelilingnya.
[System Kepala Keluarga Abadi]
| Poin Keluarga: 0 | Level Klan: Fana |
| :--- | :--- |
| Hadiah Login Harian Pertama: Tersedia! |
| Toko System: Terkunci (Perlu Level 1) |
| Peningkatan Bakat: Terkunci (Perlu Level 1) |
Jantung Lau Fan berdetak kencang, memompa darah dengan semangat yang tak pernah ia rasakan saat meeting di kantor. Ini nyata.
"Login," perintahnya, bahkan tanpa sadar.
[Hadiah Login Harian Pertama dibuka!]
[Hadiah: Dua (2) Kultivator Tahap Pemula (Ranah Pembentukan Qi) telah berhasil direkrut ke dalam Klan Anda!]
[Keterangan: Kultivator akan muncul di Aula Utama Klan dalam 30 detik. Mereka setia pada Kepala Keluarga dan akan menggunakan kekuatan mereka hanya untuk kepentingan Klan Lau.]
Dua Kultivator Ranah Pembentukan Qi! Ranah Kultivasi paling dasar di dunia ini. Bagi klan yang saat ini sepenuhnya fana, dua Kultivator ini adalah power-up yang sangat signifikan!
Lau Fan bangkit, mengabaikan rasa sakit di kepalanya.
"Bibi Ling, kita harus ke Aula Utama sekarang. Cepat!"
4. Pertemuan di Bawah Aura Tekanan
Lau Fan dan Bibi Ling bergegas menuju Aula Utama.
Aula itu megah, namun terlihat diabaikan. Debu tebal menempel di patung leluhur, dan langit-langitnya bocor di beberapa tempat. Di tengah Aula berdiri dua sosok.
Sosok pertama adalah seorang pria tua kurus, mengenakan jubah abu-abu Kultivator yang usang. Jenggotnya putih dan panjang, wajahnya dipenuhi luka lama, dan matanya menunjukkan kelelahan yang mendalam.
Sosok kedua adalah seorang wanita muda. Ia cantik, dengan pakaian kulit yang ramping dan pedang panjang yang terikat di punggungnya. Ekspresi wajahnya dingin dan tajam, seperti pisau yang siap menusuk.
Keduanya memiliki aura energi spiritual (Qi) yang tipis—jelas di Ranah Pembentukan Qi.
Mereka berlutut bersamaan di lantai yang dingin.
"Salam, Kepala Keluarga!" Suara mereka nyaring dan penuh hormat.
Lau Fan berdiri tegak. Untuk pertama kalinya, ia merasakan beban otoritas yang sesungguhnya. Ia baru saja mendapat kartu wild card terkuat di dunia ini.
"Bangun," perintah Lau Fan, mencoba meniru nada seorang pemimpin klan yang berwibawa.
"Kepala Keluarga, perkenalkan. Saya Luo Kang, pelindung klan," kata pria tua itu, suaranya parau. "Dan dia adalah Qing Mei, Pemburu Klan."
Lau Fan mengangguk, lalu menoleh ke Bibi Ling. "Bibi, buatkan kamar terbaik untuk mereka. Dan siapkan makanan terbaik yang tersisa di klan."
Saat Bibi Ling pergi, Lau Fan mengalihkan perhatiannya kembali ke hologram System. Ia perlu tahu bagaimana cara memaksimalkan System ini.
[Tips System: Kultivator Tahap Pemula adalah fondasi. Tingkatkan mereka untuk mendapatkan Poin Keluarga. Poin Keluarga dapat digunakan untuk membuka Toko System.]
"Baiklah, kita akan mulai dengan Poin Keluarga," gumam Lau Fan.
Tiba-tiba, bayangan gelap memasuki Aula. Mereka adalah tiga pria bertubuh besar dan berotot, mengenakan jubah hitam dengan lambang kapak di d**a. Pemimpin mereka, seorang pria dengan bekas luka yang melintasi wajahnya, tertawa lebar.
"Kepala Keluarga cilik, Lau Fan, waktu habis! Hari ini, sesuai perjanjian, Aula Leluhur ini menjadi milik Klan Wei. Bangun!"
Lau Fan menatap tiga preman Klan Wei itu. Ia melihat ketakutan di mata Luo Kang dan Qing Mei—meskipun mereka Ranah Pembentukan Qi, mereka hanya dua orang, sementara Klan Wei memiliki ratusan.
Lau Fan tersenyum. Senyum Lau Fan yang dulu adalah senyum stres. Senyum Lau Fan yang sekarang adalah senyum yang meremehkan.
"Klan Wei," kata Lau Fan, suaranya tenang namun mengandung otoritas baru. "Klan Lau sudah tidak berhutang lagi."
Pria berbekas luka itu terkejut. "Apa katamu? Jangan bermimpi—"
Lau Fan mengangkat tangannya. Tepat di depannya, hologram System berkelip sebentar, dan sebuah notifikasi muncul.
[Tugas Mendesak Dikeluarkan: Jaga Kehormatan Klan. Kalahkan pengganggu (Klan Wei) dan rebut kembali kehormatan Klan Lau. Batas Waktu: Sebelum matahari terbenam.]
[Hadiah Penyelesaian: Peningkatan Bakat Acak untuk 1 Anggota Klan!]
Lau Fan tersenyum lebar. Ia menoleh ke Luo Kang dan Qing Mei.
"Luo Kang, Qing Mei," perintahnya, suaranya kini dingin. "Kalian adalah Kultivator Klan Lau. Tunjukkan pada Klan Wei siapa yang mereka hadapi."
Luo Kang dan Qing Mei saling pandang, keraguan di mata mereka seketika hilang dan digantikan oleh kesetiaan mutlak.
"Siap laksanakan, Kepala Keluarga!"
5. Misteri di Balik System
Pertarungan pun pecah. Dengan skill dan koordinasi yang didapat secara misterius dari System, dua Kultivator pemula Klan Lau berhasil mengusir tiga preman Klan Wei dalam waktu kurang dari lima menit.
Lau Fan, yang hanya berdiri menyaksikan, merasakan sebuah sensasi aneh. Tubuhnya terasa lebih ringan. Ia bisa melihat pergerakan Qi di sekitar dirinya.
[Selamat! Tugas Mendesak selesai.]
[Hadiah Peningkatan Bakat Acak berhasil diterapkan pada Luo Kang.]
[Luo Kang: Bakat Kultivasi Fana (Putih) → Bakat Kultivasi Langit (Biru)!]
[Karena anggota klan ditingkatkan, kekuatan Host ditingkatkan!]
[Lau Fan: Tahap Fana → Tahap Pembangkitan Energi (Ranah Dasar Kultivasi)!]
Lau Fan terkejut. Ia bahkan belum berkultivasi, tetapi hanya dengan peningkatan anggota klan, ia langsung memasuki Ranah Dasar Kultivasi! Ini adalah System Kepala Keluarga Abadi yang sesungguhnya.
Malam harinya, setelah kegembiraan mereda, Lau Fan duduk sendirian di depan interface System. Ia melihat ke sudut interface itu. Ada sebuah ikon kecil berbentuk gulungan kuno.
Lau Fan menyentuhnya.
[Log System: Sumber Daya]
[Status Host: Kematian Tragis Terkonfirmasi pada 07.45 WIB, 16 Oktober 2025. Data Sumber Daya: Truk Pasir, Muatan 20 Ton. Kesimpulan: System menyerap sisa energi kinetik dari benturan tabrakan fatal sebagai Sumber Daya Aktivasi.]
Lau Fan membaca tulisan itu berulang kali. Keringat dingin membasahi punggungnya.
System ini aktif karena kematiannya di dunia nyata. Truk itu, pasir itu—mereka semua adalah sumber daya yang diserap.
Dan di bagian bawah Log itu, ada satu baris tulisan yang gelap dan berkedip.
[Peringatan System: Sumber daya Host telah terintegrasi. Untuk rekrutmen Kultivator Puncak berikutnya, System membutuhkan Sumber Daya Unik tingkat tinggi yang setara dengan PENGKHIANATAN TAK TERAMPUNI.]
Lau Fan menelan ludah. Ia memikirkan truk pasir. Sumber daya sebesar itu hanya untuk mengaktifkan System dan mendapat dua Kultivator awal.
Pengkhianatan tak terampuni?
Siapa yang harus mengkhianati siapa, dan apa dampaknya? Lau Fan menatap kegelapan di luar jendela. System ini memberinya kekuatan mutlak, tetapi harga untuk setiap langkah kekuatannya tampaknya adalah peristiwa-peristiwa tragis dari dunia ini.
Klan Lau memang akan bangkit, tetapi Lau Fan merasa, System ini mungkin jauh lebih menyeramkan dan kejam daripada yang ia bayangkan.
--