Chapter 2 : Sekumpulan Orang Berjubah

979 Words
Sebagai bentuk dukungan kawan-kawan buat Light Novel That Time We Got Separated in the Another World ini. Penulis berharap, tanpa paksaan, cukup melakukan dua hal ini. 1. Sempatkan pencet tombol LIKE sebelum membaca. 2. Sempatkan tinggalkan KOMENTAR setelah membaca, terserah mau komen kayak apa, ketik satu huruf "A" saja termasuk komentar kok(。•̀ᴗ-)✧ _________________________________________ Kepalaku terasa pusing. ".....Berhasil?!" ".....Ohhh....." Aku mendengar suara orang kaget dan takjub akan sesuatu. Mataku belum sepenuhnya terbuka tetapi aku bisa melihat sekumpulan orang mengenakan jubah hitam serta serat logam emas di depanku. Mataku merasa takjub, dan hampir tidak bisa berkata apa-apa. Aku terkejut hingga terbelalak. Rasanya… jantungku yang masih berdetak, syukurlah aku masih hidup. Tapi. Sepertinya aku tidak mati atau semacamnya… Aku menoleh ke kanan kiri, menyadari bahwa aku sedang berada di dalam suatu ruangan yang cukup luas. Dindingnya terbuat dari batu, atau mereka menyebutnya marmer karena berwarna putih? Terlebih, aku belum pernah melihat tempat ini sebelumnya. Dimana aku sebenarnya? Dan siapa orang-orang berjubah ini? "...Sepertinya, begitu." Aku melihat kebawah, menemukan lantai yang terukir namun tertutupi oleh sesuatu yang mengeluarkan cahaya. Tidak mungkin…! Aku ingat cahaya ini, lantai ini tertutup oleh lingkaran misterius yang mengeluarkan cahaya, dan mengirimkanku ketempat ini. Apakah ini yang mereka sebut dengan teleportasi? Yah, mana mungkin ada. Itu hanyalah sebuah cerita fantasi. "Cepat! Segera laporkan ini kepada Yang Mulia!" Aku berdiri sembari menepuk-nepuk debu di celanaku dan menginjakkan kaki diantara keramik yang terbuat dari semen dan di ukir sedemikian rupa seperti bunga. Ini adalah model pada abad pertengahan. Setelah aku menatap ke arah salah satu di antara mereka. Sepertinya, sekumpulan orang misterius ini telah menjaga jarak denganku. Terlebih, mereka nampaknya mempunyai s*****a yang tak asing. "Dimana aku sebenarnya…?" Tunggu sebentar, foto ini… aku masih membawanya? Nene! Kemudian terlintas di benakku sosok perempuan. Aku hampir melupakan teman masa kecilku sendiri, Nene. "Nene! Dimana Nene?!" Sekumpulan orang berjubah itu nampak terkejut dan diam. "Jangan diam saja dan jawab pertanyaan ku. Dimana Nene sekarang?" Mereka saling menatap satu sama lain, nampaknya mereka sedang kebingungan atau semacamnya, menundukkan kepala mereka lebih rendah. "Maafkan kami. Kamu adalah pahlawan yang dipanggil ke dunia ini untuk menyelamatkan negeri ini." "s**l. Yang kutanyakan bukanlah itu—" Tiba-tiba seorang wanita nan cantik dengan gaun yang amat mewah dan berwarna perak… terlebih dia mempunyai d**a yang cukup besar, secara perlahan mendekat ke arah sini. Secara sontak, sekumpulan orang-orang berjubah ini langsung bersujud dan memberi salam. "Jadi, kamu pahlawan yang dipanggil dari dunia lain itu, ya. Terima kasih telah menjawab panggilan kami." "Y-yah, aku sama sekali tidak menjawab." Wanita ini tampak jengkel. "Uhem! Seperti yang dikatakan Chelsea, kamu adalah pahlawan ada untuk negeri ini. Saat ini, kerajaan kami mengalami kesulitan. Jadi, oleh karena itu, kami membutuhkan kekuatanmu untuk melindungi negeri ini." Apa yang orang ini bicarakan. Dari tadi mereka menyebut “dunia lain”, dunia apa ini… kalau tidak salah, mereka juga mengatakan kalau aku adalah pahlawan dari dunia lain juga. Apakah aku benar-benar menghilang dari duniaku dan dipindahkan ke dunia ini? Lalu, bagaimana dengan Nene... "Sebelum itu, aku ingin menanyakan satu hal." "Tanyakan saja sesukamu." Aku ingat betul ketika lingkaran misterius itu membawaku kemari, aku jelas melihat wajah Nene dan mendengar suaranya. Namun, nampaknya kami terpisah. Dan untuk menemukan jawaban itu, aku harus menanyakan banyak hal kepada wanita ini. "Dimana Nene?" "Nene…? Siapa dia?" "Jangan bercanda. Aku jelas melihatnya juga terbawa oleh lingkaran sihir itu? Dia adalah temanku yang berharga!" Wanita ini nampak terkejut, lalu melemparkan pandangannya kepada salah satu orang berjubah itu. "Chelsea… sudah kubilang, kamu cukup memanggil satu orang saja." "Ma-maafkan kami! Sihir pemanggilannya sempat lepas kendali dan terjadi kesalahan. Ini salah aku yang kurang fokus dalam proses ritualnya, kak." Kak…kakak? Mereka berdua bersaudara, begitu? Yah, aku juga tidak peduli. "Itu artinya… Nene pasti ada di sini. Dimana dia sekarang?!" "Soal itu, temanmu itu pasti terlempar ke suatu tempat yang jauh dari sini." "Nene… terlempar?" Membayangkannya saja aku sudah tidak mampu mencerna permasalahannya. Bagaimana Nene bisa terlempar dan terpisah denganku, seingatku dia tidak jauh denganku apalagi dia memegang tanganku sangat erat… Tunggu! Jadi, lingkaran misterius itu digunakan untuk memanggil seseorang yang dari dunia lain secara paksa… Secara otomatis, Nene juga ikut dipanggil jika dia masuk kedalam lingkaran tersebut. "Jadi itu benar, lingkaran yang kalian buat itu untuk memanggil seseorang dari dunia lain." "Kami juga tidak menduga hal ini akan terjadi, memanggil dua orang sekaligus itu... Ini buruk." "Apa maksudmu?" "Distorsi." "Apa?!" Tidak mungkin. Aku paham masalahnya sekarang. Jadi, begitu rupanya. Nene sebenarnya bukan orang yang dipilih untuk datang ke dunia ini, yang sebenarnya dipaksa pindah ke dunia lain itu adalah Nene, dan bukan aku. Ketika hal itu saling bentrok, Nene pasti terlempar yang disebabkan oleh distorsi. "Inilah terburuknya. Banyak kemungkinan temanmu itu terlempar ke daerah yang berada jauh dari jangkauan manusia, tempat itu adalah… dinamakan, Dark Territory. Kalau itu sampai terjadi…" Ekspresi wanita itu berubah menjadi melas, lalu melanjutkan. "Saat ini, Raja Iblis sedang mencari wadah untuk memperpanjang masa hidupnya, jadi mereka berencana mencari calon wadah baru untuk menjadikannya Raja Iblis Sejati. Sulit untuk mengatakannya…" Aku beranjak dari tempat itu dan hendak keluar dari ruangan tersebut, berpikir untuk menyelamatkan Nene. "s**l!" "Kamu mau pergi kemana?" "Tentu saja, aku akan menolongnya." "Kamu terlalu naif." Tubuhku tidak bisa bergerak, sepertinya apa yang dikatakan wanita itu... "Kau ada benarnya, aku terlalu naif. Tapi, kalau begini terus, maka Nene… akan dijadikan wadah Raja Iblis!" "Sebaiknya kamu jangan terlalu gegabah. Kami masih kekurangan informasi terkait Raja Iblis, bahkan kami belum mengetahui seberapa hebatnya dia. Selain itu, padahal aku datang kemari untuk mengundangmu acara minum teh, tapi suasananya malah jadi runyam begini," wanita itu menarik nafas berat. "Acara minum teh apaan dah, jelas kalian merepotkanku tau." Wanita membuang nafas putus asa. "Apa boleh buat. Kita harus menemui sang Mulia terlebih dahulu sekaligus memperkenalkan dirimu."

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD