Prolog
Alkana Reksa Brawijaya. Putra bungsu dari pasangan konglomerat dengan garis keturunan high quality yang membuatnya terlahir arogan.
Wajah tampannya Alka gunakan sebagai modal utama memikat wanita, harta adalah bumbu wajib dalam menaklukkan lawan jenisnya, hingga status dan filosofi keluarga kaya rayanya membuat Alka lulus jalur prestasi sebagai lelaki 'buaya'.
Ya, benar. Alkana Reksa Brawijaya adalah alligator interlokal yang tak bisa setia dengan 1 pasangan saja.
Hingga tiba saat di mana dia bertemu dengan seorang yang mengaku penyihir, awal mula kehidupan Alka bergejolak secara tidak berlogika. Bahkan di saat penyihir itu berkata, "111 hari, itu masa perbaikan diri yang aku berikan untukmu. Jika tidak, atau melewati batas waktu, Demi Langit dan Bumi, aku mengutukmu! Di esok hari, 112, kamu akan terbangun dalam wujud bayi angsa."
"Orang gila."
Mana bisa Alka percaya, penyihir tak mungkin hidup di zamannya.
Namun, ini tentang Alka, tentang mitos yang teramat fakta, juga tentang dia dan 111 harinya.
Oh, Tuhan!
111 hari yang sudah Alka lewatkan. Kegilaan dari orang gila yang sukses membuat Alka menjadi gila sungguhan pada saat membuka mata, tubuhnya revolusi menjadi seekor BAYI ANGSA!
Lantas ...
Bagaimana caranya agar Alka bisa kembali dalam wujud manusia?!
Apa yang harus Alka lakukan? Dan bagaimana kehidupannya di 112 hari ke depan?!
***
Aluna Alrisma Megatta. Perempuan sebatangkara yang memilih hidup mandiri setelah sekian lama menghabiskan 18 tahun hidupnya di panti asuhan. Luna berdikari untuk masa hidupnya pada tahun-tahun ke depan. Dia gadis manis yang menyukai pahitnya kopi, dia gadis yang lembut dan pencinta pohon kaktus, dia membenci rasa sakit, tetapi mengagumi duri pada batang mawar.
Setelah bersakit-sakit dahulu dengan hidup susah, tak mudah baginya tumbuh dan berkembang seorang diri tanpa tumpuan, jatuh bangunnya hidup Luna, jatuh yang tidak sebentar, bangun yang mulai dari merangkak, hingga tiba di masa kini ... 28 tahun usia Luna. Dia berhasil, jika memang memiliki rumah dengan jumlah ruang 4 petak adalah suatu keberhasilan baginya.
Aluna bekerja pada sebuah konter di kota metropolitan, Surabaya. Lalu dia merantau ke ibu kota, Luna alih pekerjaan, dia sempat menjadi karyawan di salah satu PT yang ada pada kawasan Kerawang, hingga kini Luna adalah pekerja di sebuah mall besar kepunyaan ibu kota.
Berkat kecerdasan otaknya.
Namun, sungguh! 28 tahun Luna hidup, 9 tahun lebih Luna bangga akan kepintaran yang dimilikinya, tetapi saat itu ... entah bagaimana caranya dia bicara dengan seekor angsa!
"Ka-kamu ... bisa bicara?!"
"Menurutmu?"
"KYA!" Luna memekik, menutup mulut, dan dia merasa bodoh sebab logika tak masuk dengan kenyataan yang ada. "Aku mulai gila."
"Aku sudah, bahkan di sebelum bertemu denganmu."
Mendelik adalah hal yang Luna lakukan. "Sungguh? Bebek sepertimu bisa bicara?!"
"Angsa. Aku bukan bebek."
"Wah ..." Luna takjub. Dia menatap seekor bayi angsa di halaman rumahnya. "Kok bisa?" Yang Luna coba ulurkan tangan, meraih angsa ajaib itu untuk dia lihat di jarak terdekat.
"Kamu nggak takut dengan keanehan ini?"
Angsa itu bertanya.
Kerlipan takjub di mata Luna tak bisa ditutupi. Dia berdecak kagum. "Boleh aku jujur?"
"Kamu takut?"
"Oh, nggak. Sama sekali nggak takut, kalau terkejut mungkin ... iya. Tapi, jujur ... kalau aku menjualmu, kira-kira berapa harga yang aku dapat?"
"TURUNKAN AKU!"
"Ini fatamorgana yang layak disiarkan on the spot. Aku bisa dapat uang kalau kamu viral, kan? Oh ya, apa kamera bisa membaca suaramu?"
"HEI, TURUNKAN!"
"Baik, kita coba!" Aluna membawanya masuk. "Sebelum itu, biar aku carikan kandang untukmu."
"AKU BILANG, TURUNKAN!"
Namun, tak Luna indahkan. Dia justru bilang, "Baiklah ... Mr. Angsa, mari bekerjasama denganku. Berilah aku uang yang banyak dengan keajaibanmu!"
"WANITA SIALAN!"
Bukankah dengan begitu, cerita ini menjadi menarik?
***
N O T E:
INI CERITA ISENG. BAKAL UPDATE SEGIMANA AKU PENGIN UP. BACA AJA, KAYANYA GAK BAKAL NUNGGU ACC UNTUK PUBLISH. BUAT SERU-SERUAN SEBELUM NANTI AKU RESMIKAN.
