Tawaran

1260 Words
Vina berinisiatif terlentang di kasur lalu Arya mengangkangi perut Vina. Tangan Vina masih mengocok p***s Arya lalu diletakkannya p***s itu di celah antara dua t***k montoknya. Kedua tangan Vina mendorong kedua belah teteknya menjepit p***s Arya lalu mengurut p***s itu dengan kedua belah t***k montoknya. t***k Vina yang sangat sensitif ikut merasakan sensasi luar biasa saat mengurut  p***s Arya. Sensasi itu membuat v****a Vina berdenyut-denyut seolah kontak dengan teteknya. Arya yang semakin bernafsu ikut bergerak maju mundur menggesekkan penisnya di jepitan t***k Vina. Gerakan Arya semakin cepat dan itu membuat Vina menggelinjang kenikmatan. Kedutan di vaginanya semakin menjadi-jadi. Desahan-desahan nafsu meluncur dari mulutnya yang membuat Arya semakin bernafsu. "Sayang, aku hampir sampai," bisik Arya disela-sela napasnya yang memburu. Digenjotnya penisnya di jepitan t***k Vina. Semakin lama semakin cepat. Sensasi yang dirasakan Vina pun semakin menggila. "Aaaaahhh...", Arya memuntahkan s****a dari penisnya. Tembakannya yang cukup keras menghujam dagu Vina dan sebagian membasahi muka Vina. Mulut Vina yang mendesah-desah terbuka ikut juga jadi sasarannya. Arya masih menggenjot penisnya di jepitan t***k Vina membuat muntahan s****a menembak berkali-kali ke sasaran yang sama. Sensasi itu membuat Vina ikut terangsang hebat dan membuatnya ikut o*****e. Lenguhan panjang terdengar dari mulut Vina yang berlumur s****a. Meski baru saja ejakulasi hebat tak membuat Arya lunglai dan roboh ke tubuh Vina. p***s Arya masih kencang maksimal. Biasanya masih bisa ejakulasi sampai tiga kali berturut-turut tanpa istirahat. Itu yang membuat Vina biasanya o*****e berkali-kali sampai lemas tak berdaya. Tapi kali ini cukup sekali ini saja mengingat Vina masih belum kelar menstruasinya dan itu membuat Arya tak mungkin melakukan penetrasi ke v****a Vina. Dia sudahi permainan kali ini meski rasanya hasratnya belum benar-benar tuntas. Arya menggapai lembaran-lembaran tissue yang ada di samping tempat tidur mereka. Dibersihkannya tumpahan s****a di wajah, dagu, leher dan t***k Vina. Dikecupnya bibir Vina lalu bilang "terima kasih, Sayang."  Vina juga mengucapkan terima kasih karena hubungan intim baginya bukan hanya layanan istri dalam memuaskan suami tapi dirinya juga ikut dilayani dan dipuaskan. Vina sangat suka dan menghargai perlakuan mesra suaminya setiap kali bersetubuh. Perlakuan itu membuatnya merasa nyaman dan sangat menikmati hubungan intim dengan suaminya. Arya beranjak ke kamar mandi di kamarnya untuk membersihkan penisnya lalu membaringkan tubuhnya di kasur dalam keadaan masih bugil. Lalu gantian Vina ke kamar mandi untuk membasuh tubuhnya. Mata Arya terpejam sambil berfantasi seakan baru saja bertarung dengan Vera. Fantasi itu bermain di pikirannya dan membuat penisnya kembali menegang. Dia mengkhayalkan suatu saat bisa menikmati kemolekan tubuh Vera yang seharian ini mengusiknya. Saat Vina kembali dari kamar mandi, dilihatnya Arya tampaknya sudah tertidur. Ditepuknya lengan suaminya pelan untuk memastikan apakah suaminya sudah tertidur. Arya tetap terbaring tanpa reaksi dan masih terlentang dalam kondisi bugil. Penisnya masih setengah tegang. Melihat itu, Vina tersenyum geli. Diambilnya ponselnya lalu difotonya tubuh bugil suaminya lalu dia tertawa kecil sambil memandangi hasil jepretan kamera ponselnya. Vina sadar apa yang mereka lalukan barusan tak cukup memuaskan suaminya. Apa boleh buat? Dia tak bisa melayani suaminya secara penuh karena menstruasinya yang belum kelar.  Tiba-tiba muncul pikiran iseng Vina. Dia teringat Vera, sahabatnya. Dicarinya nomor kontak Vera di ponselnya lalu ditelrponnya. Nada sambung terdengar beberapa kali, Vina melirik ke arah jam dinding. Pukul sembilan lewat lima menit, pasti Vera belum tidur. Sejenak kemudian, "Halo, Vina. Ada apa nih nelepon malem-malem?" "Kamu lagi ngapain? Aku gak ganggu kan?" tanya Vina. "Ya, gaklah. Aku tadi baru habis nemenin Seno tidur terus cuci muka. Aku lagi cuci muka tadi makanya lambat jawab telepon," jawab Vera. "Kamu sendiri habis ngapain?" lanjutnya. "Habis bertempur sama suamiku. Ini juga masih bugil." Vina menjawab sambil tertawa-tawa. Mendengar itu, Vera ikut tertawa. "Lah, tadi pagi kamu bilang lagi mens. Emangnya sudah kelar?" "Ya belum. Makanya tadi kak Arya gak bisa mendarat sempurna. Cuma bisa mendarat darurat." Vina kembali tertawa setelah ngomong itu. "Wah, kasian dong gak maksimal," jawab Vera sambil tertawa genit. "Iya sih. Aku kasihan juga sama kak Arya. Aku yakin dia belum puas tapi aku gak bisa nuntasinnya. Dia biasanya crot sampai tiga kali baru puas. kadang malah lebih. Itu dia tertidur sambil penisnya masih ngaceng...hahaha." Vina kembali tertawa nakal. "Wow..kuat juga suamimu, ya? Jangan-jangan itu tidurnya mimpi n*****t," jawab Vera sambil tertawa lagi. Vera jadi membayangkan nikmatnya bersetubuh dengan Arya. Mendengar omongan Vera, Vina ikut tertawa. "Mimpi ngentotin kamu, kali," kata Vina sekenanya disambung tawa lagi. "Loh, kok aku dibawa-bawa?" protes Vera. "Emangnya tadi pagi kamu gak sadar kalau kak Arya ngeliatin tetekmu berkali-kali? Aku hapal dengan tingkah suamiku. Perempuan keyak kamu itu selera dia banget." "Mungkinlah, aku sendiri gak sadar." Jawab Vera pura-pura tidak tahu. Sebenarnya dia sadar betul kalau Arya memandang ke arah teteknya berkali-kali. Vera juga sadar dia sendiri tidak risih dipandangi begitu, malah jadi b*******h. "Ngomong-ngomong, kapan terakhir kamu n*****t sama suamimu?" tanya Vina nakal. "Sudah lebih dari sebulan. Aku kan sudah pindah kemari sudah dua mingguan. Waktu mau berangkat pindah itu kan aku lagi mens. Jadi gak bisa bikin acara perpisahan," seloroh Vera. "Gak gatel tuh lama gak dipake?" goda Vina. "Sudah kegatelan sih tapi gak ada lawannya," disambung gelak tawa Vera. "Paling kalau sudah gak tahan ya swalayan." Kembali Vera tertawa nakal. "Mau aku bantuin gak?" goda Vina. "Bantuin gimana? Aku ini bukan biseks loh. Masih doyan lelaki doang." "Kalo kupinjemin kak Arya gimana?" Vina melanjutkan menggoda Vera dengan nakalnya. "Kamu ini kenapa sih sableng gini?" Vera bertanya bingung. Apa iya sahabatnya ini rela suaminya meniduri sahabatnya? "Bukan gitu. Aku cuma menawarkan solusi. Kamu kan lagi kegatelan. Suamiku juga lagi gak terpuaskan. Siapa tahu kalian bisa saling menyalurkan hasrat masing-masing," jawab Vina dengan tenangnya. "Kamu ini beneran apa lagi godain aku sih?" Vera tambah bingung. "Ini beneran. Aku rela kok demi suami dan sahabatku. Asal kamu gak keberatan. Masalah kak Arya itu gampang. Meskipun dia selama ini belum pernah ngentotin perempuan lain tapi dia pernah kok beberapa kali jalan bareng dan bermesraan dengan perempuan lain. Itu atas sepengetahuan dan izin dariku." Vina berusaha menjawab kebingungan sahabatnya. Vera kaget dengan penjelasan Vina. Dia tak menyangka kalau sahabatnya itu bisa merelakan suaminya bermain dengan perempuan lain. "Terus gimana?" Tanya Vera penasaran ingin tahu rencana Vina.  "Ya terserah kamu. Aku cuma punya ide gitu. Kalo kamu mau, besok kan kak Arya ke rumahmu. Carilah cara dan kesempatan. Aku kasih restu asal kamu nanti cerita jujur apa yang kalian lakukan." Jawaban Vina begitu mantap. Nada bicaranya kali ini serius. Vera terdiam sejenak. Dia selama ini belum pernah berselingkuh dari suaminya tapi tawaran Vina mengusik pikirannya. Diam-diam dia mulai setuju dengan ide Vina. Meskipun terdengar gila tapi hasratnya mengalahkan logikanya. Dia membayangkan bagaimana rasanya disetubuhi oleh Arya. Tak dia pungkiri dalam hati bahwa Arya itu punya daya tarik kuat dan mempesonanya. "Kok diam?" Tanya Vina. "Mmm...lihat besoklah gimana," jawab Vera mengambang. "Ntar aku kirim foto kak Arya biar kamu pikirkan dulu. Eh, besok pagi sebelum kak Arya berangkat kantor, dia mampir ke rumahmu. Kirimi aku lokasi rumahmu ya. Kamu bisanya jam berapa?" lanjut Vina. "Aku ngantar Seno sekolah dulu. Dia masuk jam tujuh. Habis itu aku langsung pulang. Jadi kira-kira jam tujuh seperempat aku sudah di rumah kok." "Yaudah, jangan lupa kirim lokasi rumahmu ya sekalian ke ponsel Arya juga," kata Vina mengakhiri obrolan setelah memberi tahu nomor ponsel Arya pada Vera. "Oke deh. Daah." Vera mengakhiri obrolan telpon. Dia langsung membuka aplikasi pesan singkat di ponselnya untuk berbagi lokasi. Setelah mengirim lokasi, pesan balasan Vina juga masuk ke ponsel Vera. Vina mengirimkan foto bugil Arya yang tadi diambilnya dengan kamera ponselnya. Vera agak kaget melihatnya. Diamatinya foto bugil Arya yang tidur terlentang dengan p***s yang masih setengah tegang. Hasrat seksual Vera mulai muncul merasuki sekujur tubuhnya. Fantasinya ikut bermain membayangkan bagaimana p***s itu mengocok vaginanya dan membuatnya mendesah-desah dalam kenikmatan. Membayangkannya pun membuat Vera mulai basah vaginanya. Vera memang gampang sekali terangsang meski dia selama ini sangat pintar menguasai diri sehingga tak pernah tergoda lelaki lain. Sebenarnya hatinya tak bisa bohong kalau sebenarnya mas Bimo, suaminya tak bisa benar-benar memuaskan nafsu liar Vera.   
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD