Babysitter-nya Darren

1724 Words
Esoknya, David dan Darren mengantarkan Mbak Rara ke terminal untuk pulang kampung. Setelahnya, mereka kembali untuk pulang bersama Darren. Tiba-tiba, Darren berujar karena melihat seseorang yang dia kenal. “Kakak antik!!” teriaknya membuat David kehilangan fokus mengemudinya. “Kenapa teriak, dek?” tanya David menegur adiknya itu. “Itu kakak antik! Kayaknya dia kesusahan, bang” jawab Darren membuat David langsung menghentikan mobilnya. Pria itu melihat kearah yang sama dengan Darren dan yang benar saja, dia melihat Christa sedang dikerumuni oleh tiga orang pria. Kebetulan kawasan ini sedang sepi pula. “Disini aja dulu ya, dek. Abang keluar sebentar” ujar David sambil keluar lalu mengunci mobilnya. Dia berlari cepat ke arah Christa. Dia ingin menolong gadis itu, ya hitung-hitung balas budi dan karena rasa kemanusiaan juga. “Aku gak mau! Pergi sana!” teriak Christa pada para pria itu. “Cepat ikut kami, nona!” paksa yang satunya lagi sambil menarik tangannya Christa.Tentu saja gadis itu melawan dan menggigit tangan pria bertubuh kekar itu. “Hei! Kalian jangan kasar pada wanita!” ujar David mengingatkan pada tiga pria berwajah preman itu. “Lo siapa sih? Kalau gak tau apa-apa, ya diam saja!” balas salah satu dari mereka. “To-tolongin saya! Mereka ini mau jahatin saya!” teriak Christa pada David. “Apaan sih, non?” tanya salah satu dari mereka bingung. “Kalau kalian tidak mau melepaskan dia, maka saya akan kasih pelajaran sama kalian!” ujar David lagi sambil menggulung lengan bajunya. “Ini orang gak tau apa-apa ngeselin banget!” kesal salah satu dari antara mereka. David langsung maju dan melawan mereka. By the way, David ini juara karate sejak SD. Jadi dia percaya diri saja sih untuk melawan siapa saja. “BUAGGHH!” “BUGGH!” “Arrggghh!!!” Begitulah kira-kira bunyi berantemnya. Tiga pria itu kalah dengan cepat oleh David. Dengan sigap, David menarik tangan Christa untuk berlari bersamanya kearah mobilnya. Christa ikut saja masuk ke dalam mobil David dan pergi meninggalkan ketiga pria itu. Setelah jauh, Christa menyeringai senang. ‘Ah, akhirnya anak buah ayah tidak bisa mengejarku. Bisa-bisanya mereka menemukanku di rumah temanku? Sialan emang? Tapi sekarang aku harus kemana lagi? Ayah juga tahu siapa saja teman-temanku? Sialan emang!’ rutuk Chista dalam hatinya. Jadi begini ceritanya, tadi malam dia kabur ke rumah salah satu temannya. Jadi paginya, dia dijemput oleh orang-orang suruhan ayahnya dan langsung dipaksa pulang. Christa melawan dong! Untung saja David ada dan mengira dia diculik. Kalau tidak, pasti ayahnya tidak akan ragu menikahkan dia secepatnya. “Untung saja!” guma Christa lega. “Halo, kakak antik” sapa Darren sambil memandang Christa dengan senyuman. “Halo Darren! Senangnya jumpa kamu lagi!” balas Christa sambil mencubit pipinya Darren. Entah kenapa, bawaannya selalu gemas kalau melihat Darren. “Oh iya, makasih ya om sudah nolongin saya.” Christa berterima kasih kepada David karena sudah menolongnya dari orang suruhan ayahnya tadi. “Sama-sama! Tapi bisa jangan panggil saya dengan sebutan ‘om’? Panggil Dave saja, usia saya juga baru 25 tahun” jelas David karena kesal terus menerus dipanggil om. “Oh, okay Dave! Aku kita kamu dah 30-an, soalnya kamu sudah punya seorang anak.” balas Christa berujar jujur. “Dia ini bukan anakku, Christa!”tegas David. “Masa sih?” Christa masih belum percaya. “Dia adalah adikku! Memang rentang usia kami sangat jauh, tapi dia memang adikku! Iyakan, Darren?” jelas David lagi. “Iya kak! Ini abangnya Dayen!” Darren mengiyakan ucapan David. ‘Pasti dia memaksa anak ini! Dia malu karena punya anak di usia muda dan kemungkinan tanpa istri. Kasihan sekali kamu punya papa seperti dia, Darren’ Christa masih keras kepala dan tidak yakin kalau David memanglah kakaknya Darren. “Ohh… gitu ya, Dave? Jadi orang tua kalian dimana?” tanya Christa ingin tahu. “Mereka ada bisnis di London, Darren dititipkan sama saya.” jawab David hanya dibalas anggukan oleh Christa. ‘Kan sudah kelihatan belangnya! Mana ada orang tua yang meninggalkan anaknya hanya dengan kakak lelakinya. Pasti ada yang gak beres nih.’ pikir Christa lagi. Asal kamu tahu saja, kedua orang tua David dan Darren memang sengaja! Ya, mereka sengaja menitipkan Darren kecil mereka pada David supaya ada waktu berduaan. Lagipula, mereka memang sibuk di London karena pekerjaan. “Oh iya? Saya nyaris lupa! Rumah kamu dimana Christa?” tanya David kemudian membuat gadis itu membelalak. ‘Mati aku! Aku harus bilang apa?’ pikir Christa dalam hatinya. “Sa-saya diusir Dave! Hikss… ! Aku tidak tahu mau pergi kemana lagi” Christa mulai overacting dengan air mata buaya betina. “Kenapa bisa?” tanya David tak menyangka. “Ka-karena saya tidak mau dijodohkan! Manalah mau saya menikah dengan pria tua seperti Datuk Maringgih! Masa muda saya masih panjang!” Christa mengarang cerita lagi. Padahal dianya sendiri yang angkat kaki dari sana. “Kakak antik dirumah Dayen aja ya! Mbak Lala balu pelgi, nanti Dayen gak ada teman. Abang selalu bekelja di lumah sakit. Mau ya kakak antik” pinta Darren langsung menawari pada Christa tanpa peduli pada David. “Boleh!” Christa juga menerima tawaran anak kecil itu dengan senang. ‘Lumayan, aku bisa bersembunyi untuk beberapa saat. Setelah itu aku akan bekerja, mengumpulkan uang dan pergi ke Paris’ pikir Christa singkat. Jangan tanya, Christa memang tipikal orang yang berpikiran pendek. “Hei, tidak boleh menerima orang sembarangan, Darren!” tegur David tak terima. “Abang! Katanya mau cali babysitel! Dayen maunya kakak antik!” pinta Darren dengan wajah memelas pada David. “Kakak cantik! Blang yang jelas dong Darren sayang” Christa mencoba menyuruh menyebutkan ‘kakak cantik’ dengan benar. Soalnya sebutan ‘kakak antik’ membuatnya seperti barang lama dan antik. “Okay, kakak cantik!” Darren langsung mengangguk. “Memangnya kamu bisa jagain anak kecil? Wajah kamu meragukan!” David menilai Christa. “Kalau cuma jaga juga bukan masalah, ya hitung-hitung aku juga pernah nolongin Darren. Coba saja aku tidak tolong, pasti kamu disuruh nebus sampai milyaran. Jadi coba pikirkan ya pak Dave!” ujar Christa sambil mengingatkan soalkemarin. “Kalau kamu tidak bisa, saya akan langsung mengusirmu!” David langsung menantang Christa. “Okay! Tapi saya boleh tinggal di rumah om, eh Dave!” Christa langsung berujar senang karena bisa dapat tempat bernaung. Sialnya dompet miliknya tinggal dirumah temannya itu, karena dia langsung di grebek dipagi hari oleh orang-orang suruhan ayahnya. ‘Terpaksa deh! Tapi aku juga butuh penjaga untuk Darren. Ya mau bagaimana lagi? Lusa juga sudah mulai praktek’ batin David agak berat hati menerima Christa bekerja di rumahnya. ‘Tapi aku jadi ada waktu untuk mencari babysitter dan ART selama dia dirumah menjaga Darren. Setelah itu, kudepak saja dia.’ pikir David lagi dengan agak picik. Mereka pun sampai ke rumahnya david diperkomplekan. Saat Christa turun, para emak-emak udah pada ngintipin dari pagar rumah mereka masing-masing. ‘Kok perasaanku gak enak, ya?’ batin Christa melihat emak-emak di sekeliling perkomplekan mengintipi mereka. “Masuk dulu! Kita bicara di dalam.” Ajak David diangguki oleh Christa. Setelah masuk, para emak-emak komplek langsung ngumpul untuk bergosip tentu saja. “Itu siapanya, ya? Katanya pembantunya udah balik kampung,” Bu Mina memulai percakapan dengan emak-emak lainnya. “Kelihatannya masih muda. Pacarnya kali,” jawab bu Asri. “Astaga! Bagaimana bisa dia main bawa pacar ke rumahnya? Anak kecil mana tahu apa-apa ya, kan? Ini gak boleh dibiarin! Perkomplekan ini gak boleh diisi orang-orang yang tidak bermoral!” Bu Yuni semakin memanaskan situasi. Mereka langsung berpikir yang tidak-tidak saat melihat Christa berada di rumahnya David. Sementara itu didalam… “Nanti kamu boleh pakai kartu ini untuk belanja keperluan kamu! Ya, tentu saja nanti dipotong dari gaji kamu,” David memberikan sebuah kartu untuk membelikan pakaian untuk Christa. “Kok gitu, sih? Gak asik lah, Dave! Emang gaji aku berapa” tanya Christa tanpa basa-basi. “Kamu cuma babysitternya Darren, ya sudah 5 juta deh,” tawar David. “Kalo sekalian jadi ART gimana? Bisa gak 10 juta sebulan?” Christa juga menawarkan diri jadi ART. Mendengar itu, David terbelalak bukan main. “Gila aja gaji ART sebanyak itu! Lima juta itu udah kebanyakan malah! Ya sudah, kalau tidak mau juga gak masalah. Angkat kaki sana!” putus David tak menerima penawaran Christa. “Yaudah deh! Aku harus ngerjain apa aja, Dave?” Christa mengalah daripada gak ada tempat tinggal dan harus pulang kerumah. Lalu dinikahkan di usia muda oleh ayahnya. Oh tidak! Itu mimpi buruk! “Mengurus anak lah! Mandikan, kasih makan, dijaga, temani kesana-kemari, dan bermain bersama dia. Saya ini dokter, jadi saya harus bekerja dan tidak punya waktu untuk Darren.” Jelas David diangguki oleh Christa. “Emang mamanya Darren kemana, Dave? Kamu kelihatannya berkecukupan dan agak bertanggung jawab. Kenapa istrimu meninggalkanmu?” tanya Christa dengan nada polos. Jangan lupa kalau dia masih menganggap David sebagai papanya Darren. “Pertama, saya ini ABANGNYA! Perlu saya tunjukkan Kartu Keluarga? Dan yang kedua, orang tua kami sedang di luar negeri. Mereka sibuk dengan bisnis. Yang ketiga, kalau kamu masih sebut saya papanya Darren, bagusan kamu keluar dari sini! Daripada setiap hari saya emosi.” Jelas David panjang lebar dengan gak santai. “Eh-eh! So-sorry Dave! Gak bakal saya lakuin lagi! Janji! Saya akan menjaga anak, eh adikmu dengan sepenuh hati. Seperti adik sendiri,” balas Christa sambil berjanji. ‘Aduh! Sentimen amat sih ini orang? Sudahlah, aku harus tahankan sebentar sampai ayah menyerah dan tidak mau menikahkan aku lagi.” Pikir Christa. “Bagus! Oh iya satu lagi! Minggu depan, Darren mulai sekolah, jadi kamu harus bangun pagi dan siapin dia untuk ke sekolah. Siapin bekal dan jangan sampai terlambat! Saya sudah keluar jam 7 pagi, sementara Darren sekolah jam 9 pagi. Soal pekerjaan rumah, saya bisa membantu kamu. Ada lagi yang mau ditanyakan?” jelas David lagi soal pekerjaan Christa. “Eumm… kamar saya dimana pak?” tanya Christa lagi soal kamarnya. David pun berdiri dan membawa Christa ke kamar Mbak Rara sebelumnya. “Oh, okay! Makasih sebelumnya ya, Pak! Bapak baik deh!” Christa berterima kasih sambil mengerlingkan matanya. Dia gak bermaksud genit kok. Cuma mau kelihatan imut doang. David hanya memutar bola matanya melihat tingkah gadis itu. Dia sebenarnya sih gak yakin dengan kinerja gadis itu. Tapi dia berpikir bahwa dia membutuhkan jasa gadis itu hanya sementara. Mungkin sebulan saja, lalu dia akan mencari ART yang sebenarnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD