Bukan Datuk Maringgih

1581 Words
“Kau kenapa?” tanyanya saat Christa memeluknya erat sambil menangis. Sedangkan Al, menatap tak suka pada David. Tentu saja, karena dia melihat wanita yang diincarnya selama dua belas tahun malah jatuh dipelukan pria lain. ‘Dia ini siapanya Christa, sih?’ pikirnya tak terima . “Abang!” teriak Darren saat melihat kedatangan David di sekolahnya. David ingin meraih Darren, tapi Christa masih memeluknya seperti bayi koala. Dia ingin sekali mendorong gadis ini sampai jatuh ke tanah. Tapi, dia masih baik hati menjaga image Christa di depan umum. “Yuk, kita pulang!” ajak David sambil menggandeng Darren dan menggenggam tangan Christa untuk dibawa ke mobil. Al gak terima dan langsung menahan tangan Christa. “Kembalilah padaku, Christa! Kamu mau lari kemana lagi?” pintanya membuat David heran dengan apa sebenarnya urusan pria ini dengan Christa. “Selesaikan urusanmu dengannya,” suruh David dibalas gelengan kuat oleh Christa. Tapi, dia malas dipeluk sama perempuan ini, dan akhirnya melepasnya paksa. Dia malu dipeluk didepan umum, padahal mereka gak punya hubungan apa-apa. Ya, hanya majikan dan pembatu-lah singkatnya. David menghela napas sambil membawa Darren ke mobil. “Bang, kakak cantik kenapa ditinggal?” tanya Darren. “Bukan ditinggal, dia ada sedikit urusan. Kamu di dalam dulu, ya. Biar abang lihat.” Jawab David sambil menyuruh adiknya tetap di dalam mobil. Balita itu hanya mengangguk menuruti perintah kakaknya. “Christa, dia siapanya kamu?” tanya Al tegas pada gadis itu. “Apa urusanmu, sih? Aku gak mau menikah denganmu, apa belum jelas? Mau aku sama siapa, dimana dan ngapain, sama sekali gak usah kamu pedulikan!” jawab Christa tegas pada Al. Duda itu memang sangat keras kepala. “Menikah? Kamu mau menikah dengannya, Christa?” tanya David saat mendengar seponggol pembicaraan Christa dengan Al. Tiba-tiba, sebuah ide cemerlang masuk ke dalam kepala Christa. Dia langsung melangkah dan mengenggam tangan David, lalu menatap memohon pada David seakan memberikan kode ‘tolong aku!’ pada pria itu. “Sayang, aku bisa jelaskan! Aku tidak mau menikah dengannya! Aku kabur juga demi kamu,” ujarnya mulai melakukan aktingnya. Dia sengaja memberi kode untuk David supaya membantunya menghindar dari pria itu. David mengerti dan bisa membaca maksud dari gadis itu. Sebenarnya, ini sama sekali bukan urusannya. Tapi, karena Christa kelihatan sangat membutuhkan pertolongan, maka dia akan memberikan sedikit bantuan. Bagaimana pun, naluri kedokterannya bekerja disini. Memang bukan untuk mengobati, tapi membantu orang yang kena masalah juga bentuk pertolongan, bukan? Baiklah, David adalah protagonist disini. Dia akan menolong pemeran utama wanitanya, tenang saja! “Apa urusan anda dengan Christa? Anda masih mau memaksanya menikah?” tanya David pada Al. “Kau yang menyebabkan dia lari dari rumah dan tidak mau dijodohkan denganku? Kau pikir kau siapa, huh? Aku ini kaya dan seorang CEO. Kau kelihatan sangat biasa! Mana level bersaing denganku.” Al menyepelekan David hanya karena penampilannya saat ini. Memang sih, David hanya menggunakan kemeja putihnya dan meninggalkan jas dokternya di dalam mobil. Di mata seorang Aldrian, David mungkin hanya seorang karyawan biasa. “Orang yang menganggap orang lain rendah, adalah orang yang sangat rendah. Kau tahu? Masih ada langit diatas langit! Jangan nilai orang dari penampilannya,” balas David dengan bijaksana. Dia memang tidak terpancing, tapi dia hanya ingin sedikit memberi pencerahan pada pria dihadapannya ini. Dia kelihatan sangat sombong, dan David tidak suka melihat orang sombong yang merasa dunia adalah miliknya. “Cih! Kata-kata itu hanya untuk menghibur kalian yang tidak punya apa-apa! Lihat mobilmu! Harganya pasti kisaran 500 jutaan, sedangkan mobilku, kau lihat? Itu mobil sport dengan nilai milyaran! Sudah gak sebanding, kan? Aku ini tinggal di sebuah mansion besar, kau dimana? Biar kutebak! Pasti hanya di sebuah perumahan biasa.” Al masih saja berujar sombong. David hanya mendengus menahan tawanya. Dia ingin sekali menertawakan pria yang sedang sombong dihadapannya ini. ‘Mobil sport katanya? Apa kau pernah tahu, aku mengoleksi ferari dan buggati di garasi mansionku. Lalu apa katanya tadi? Tinggal di mansion? Memangnya, di dunia ini kau saja yang punya mansion? Mansion keluarga kami ada dimana-mana! Aku sebenarnya adalah pewaris perusahaan besar dan mungkin perusahaanmu bukan apa-apa. Tapi aku memilih hidup dengan sederhana. Untuk apa menyombongkan diri? Sabar Dave! Sombong dalam hati juga salah!’ David berulang kali menghela napasnya untuk tidak ikut menyombongkan dirinya. Dia tidak mau sama saja dengan pria sombong dihadapannya ini. Bukan apa-apa, takutnya kalau laga kaya sama David nanti kalah dan Al malunya sampai mati. ‘Hahahahaha!’ David sampai tertawa dalam hati membayangkannya. “Sudah selesai? Kami harus kembali.” David memilih menyudahi perbincangan dengan Al. “Lepaskan calon istriku!” Al masih ngotot rupanya. “Aduh! Kenapa sih masih ngotot menikah dengan wanita yang sedang mengandung anak orang lain? Kamu tahu alasannya Christa sampai kabur, hm? Dia mau meminta tanggung jawabku atas kehamilannya. Jadi, lepaskan tangannya, ya? Dia harus makan siang, takutnya nutrisi untuk anak kami kurang kalau sampai dia telat makan,” ujar David membuat Al terbelalak terkejut. Ah, bukan Aldrian saja, tapi juga Christa terkejut dengan ujaran David. Bisa-bisanya David mengatai dirinya sedang hamil anaknya. Christa berpikir kalau pria ini memang sedang tidak waras. Akhirnya, Al menyerah dan membiarkan Christa pergi bersama David. Mereka pun masuk ke mobil untuk pulang menuju rumah David. Christa ingin menanyakan alasan David mengatakan hal demikian, tapi dia memilih diam dulu karena ada Darren disini. Sesampainya di rumah, David menyajikan makan siang untuk mereka dan mereka makan bersama. David tidak memasak, tapi dia take away dan sengaja ingin mengantarnya pada mereka. Hari ini jadwal prakteknya ternyata hanya sampai tengah hari. Setelah makan, Christa menidurkan Darren. Lalu, dia menyusul David yang masih ada di ruang tengah. “Dave! Aku minta penjelasannya!” tuntut Christa sambil berkacak pinggang. “Harusnya saya yang minta penjelasanmu! Kamu duluan yang memanggilku dengan sebutan ‘sayang’! Lagian ya, kenapa kamu gak mau menikah sama dia? Kamu bilang, kamu dijodohkan dengan ‘Datuk Maringgih’. Kenyataannya, dia masih muda!” balas David yang balik meminta penjelasan pada Christa. Gadis itu jadi kalap dibuatnya. Akhirnya, Christa duduk dihadapan David untuk memulai ceritanya. “Sebenarnya, dia itu adik dari partner bisnis ayahku. Dia itu lebih tua 11 tahun dariku! Dia itu p*****l gila! Selain itu, dia juga duda! Mana mau aku menikah dengannya. Tapi, ayah memaksaku demi kestabilan bisnisnya. Itu yang membuatku tidak terima dan lari dari rumah. Meski niat ayah menikahkanku baik karena ingin memastikan masa depanku, aku tidak mau menikah dengannya. Aku muak dengannya!” Christa menjelaskan semua kebenarannya pada David. Mendengar itu, David menghela napasnya panjang. Ternyata, dia sudah dikelabui oleh gadis ini lagi. Sekarang, dia harus berurusan dengan pria yang akan menikahi Christa. Dia juga tidak tahu kenapa dia sampai berkata demikian hanya demi melindungi gadis bodoh dihadapannya ini. Menurutnya wajar juga sih, kalau Christa tak mau menikah dengan pria yang sombong seperti Aldrian. Selain itu, Christa masih terlalu muda jika menikah hanya untuk menjadi ibu sambung bagi anak pria itu. David sedikit kasihan sebenarnya. “Aku kau tipu lagi, ya? Hahh! Aku masih baik membiarkanmu tinggal disini, ya! Tapi kalau sampai orang tuamu menemukanmu, aku tidak akan membantumu lagi. Kuharap kau mengerti,” jelas David diangguki oleh Christa. “Terima kasih, pak Dave!” Christa berterima kasih untu pertolongan David padanya. Sekecil apa pun kebaikan pria ini, Christa tetap berterima kasih karena dia juga sudah banyak dimaafkan meski dia sudah menyusahkan David. Selama beberapa hari ini, David-lah yang banyak mengalah untuk tingkahnya selama ini. Meskipun marah, Christa tahu kalau David takkan pernah menyakitinya. Sementara itu… Aldrian kini melangkah dengan penuh amarah menuju kediaman keluarga Syahputra. Ia tak terima sudah dipermalukan dengan ditolak mentah-mentah oleh wanita yang sangat diinginkannya itu. “Tuan Syahputra! Dimana kau?” teriak Al dari luar. Tak lama, Tuan Syahputra keluar dengan tatapan tak percaya melihat Al bertindak jauh dibawah standar kesopanan. Dia sangat tidak merespek orang yang bertingkah seperti ini di mansionnya. Kalau bukan adik dari rekan bisnisnya, sudah dia usir Al dari sini. “Apa yang membuatmu kesini? Sampai berteriak pula? Memangnya, tidak bisa masuk dan bicara baik-baik?” tanya Tuan Syahputra dibalas senyuman remeh oleh Al. “Tidak perlu! Putrimu itu sudah menghinaku! Dia hamil anak pria lain dan itu alasannya lari dariku!” Mendengar tuduhan demikian tentang putrinya, sesungguhnya Tuan Syahputra tidak terima. Tapi, putrinya memang sudah lari dari rumah selama hampir seminggu ini. Dia juga mendapat berita dari anak buahnya yang terakhir kali mengejar Christa, kalau putrinya itu dibawa oleh seorang pria. “Kalau sudah begitu? Apa yang anda mau, Tuan Pramuda? Jika dia sudah hamil dan bersama pria lain, apa anda mau menerimanya?” tanya Tuan Syahputra pada Al. Pria itu bungkam tak tahu harus menjawab apa lagi. Tuan Syahputra sendiri seakan sudah menyerah jikalau seandainya Christa memang sudah berprilaku demikian di luar. Jelas dia kecewa, tapi apa boleh buat? Jika pria itu mau bertanggung jawab atas putrinya, malah akan lebih bagus. Setidaknya, itulah yang dipikirkan Tuan Syahputra saat ini. “Jadi, anda sama sekali tidak memedulikan kerja sama kita? Kalau begitu, saya akan batalkan saja jika saya tidak menikah dengan Christa.” Kesal Al karena Tuan Syahputra sama sekali tidak memberikannya solusi. “Dangkal juga pemikiranmu! Tapi, jika itu maumu, lakukanlah! Aku sudah tahu siapa dirimu yang sebenarnya! Untung saja, aku tidak jadi menikahkan Christa denganmu. Ternyata, selama ini sikap santunmu hanya sandiwara! Kau boleh pergi!” Tuan Syahputra mengusir Al dengan tidak hormat. Dia sedikit bersyukur Christa melarikan diri dan tak jadi menikah dengan pria tukang sandiwara ini. ‘Putriku, bagaimana keadaanmu disana? Maafkan ayahmu ini, ya? Ayah yang salah,’ sesalnya dalam hati teringat soal Christa.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD