Sudah hampir setahun sejak Nayla dan Rafa menikah. Waktu berjalan dengan perlahan, tapi di antara setiap sujud dan doa mereka, ada satu harapan yang belum juga dikabulkan yaitu keturunan. Nayla sudah mencoba berbagai cara, dari terapi herbal, pijat refleksi, hingga pengobatan yang disarankan oleh ibu mertuanya. Namun, setiap kali ia menunggu hasil, yang datang justru kekecewaan halus yang tak bisa diucapkan. Setiap kali menstruasi datang, matanya basah dalam diam. Dan setiap kali Rafa menggenggam tangannya dan berkata, “Sabar, Sayang. Allah tahu kapan waktu terbaik,” Nayla hanya bisa mengangguk sambil menelan getir. Sore itu, hujan baru saja reda di halaman rumah kecil mereka di Semarang. Aroma tanah basah bercampur dengan wangi teh jahe yang baru diseduh Nayla. Ia duduk di teras, mema

