Karma

1913 Words

Beberapa kali Pak Budi mengetuk pintu kamar, akhirnya Viona membuka pintunya juga. Rasa kesal sekaligus sakit hati masih Viona rasakan. Walaupun dirinya juga terlibat karena sudah jadi dalang utama dalam kisah ini, Viona tetap saja merasa kalau dirinya yang paling tersakiti. "Apa hanya karena kamu marah, kamu membiarkan orang tua ini terus berdiri di sini?" tanya ayah Viona, menatap putrinya iba. Viona membuka pintu kamar lebar. Kamar yang sebelumnya rapi, kini terlihat berantakan. Rasa marah, kecewa, malu, dan sedih, Viona lampiaskan semuanya sendiri di kamar itu setelah Axel pergi. "Apa yang kamu lakukan di kamar ini Viona? Kenapa kamu menghamburkan semua barang-barang di kamar? Kamu masih marah?" tanya ayah Viona, kakinya melangkah masuk sambil mengedarkan pandangannya. Viona diam s

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD