LG 2

1213 Words
“Mommy! Daddy!” Jeritan Double Ell dari luar pintu membuat Albert yang tidur sambil memeluk Cella terbangun. Cella menggeliat dan melenguh karena kehangatan yang dirasakan tubuhnya menjauh. “Honey, Double Ell bangun. Sekarang mereka sedang berada di luar kamar kita. Aku keluar sebentar untuk melihat mereka dulu,” ucap Albert kepada Cella yang masih menggeliat. “Daddy! Mommy! Cepat buka pintunya.” Ella mulai menggedor pintu kamar orang tuanya sambil berteriak. Dengan tergesa-gesa Albert berjalan menghampiri pintu kamar. Saat Albert baru membuka pintunya sedikit, Double Ell langsung menerobos masuk tanpa permisi. “Hei! Kalian jangan berlari,” Albert memperingatkan kedua anaknya yang masing-masing telah membawa guling kesayangan mereka. Peringatan Albert tidak diindahkan oleh Double Ell. Mereka berlomba ingin menaiki ranjang, di mana Cella sudah terbangun dan sedang menyandarkan tubuhnya pada hearboard. “Pelan-pelan, Sayang,” tegur Cella dengan nada lembut kepada kedua buah hatinya. Teguran lembut Cella langsung membuat Double Ell menaiki ranjang secara teratur. “Ella ingin tidur sambil memeluk Mommy,” ucap Ella yang sudah berbaring di samping kanan Cella. Dia sudah melempar asal guling yang tadi dipegangnya. “Ello juga ingin tidur sambil dipeluk Mommy.” Ello tidak mau kalah dengan kembarannya. Dia berbaring di sisi kiri Cella dan langsung memeluk sang ibu. Guling yang dibawanya pun sudah tergeletak begitu saja di atas lantai. Albert hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Double Ell. Sambil mendengkus dia menghampiri ranjang tempat ketiga malaikatnya berada. “Jika kalian memeluk Mommy seperti itu, nanti adik kalian yang ada di dalam perut Mommy akan menangis,” ucapnya asal. Kini dia telah ikut membaringkan tubuhnya di samping putrinya. “Benarkah, Dad?” Ello yang tadinya asyik memeluk Cella bertanya kepada Albert. Albert hanya menjawabnya dengan anggukan sambil mulai memeluk tubuh mungil sang putri dari belakang. “Mommy, kapan kami bisa melihatnya?” Ella bertanya sambil mengelus perut datar ibunya. “Beberapa bulan lagi, Sayang,” Albert mewakili Cella menjawab pertanyaan Ella. “Dad, beberapa bulan itu tepatnya kapan?” tanya Ello karena tidak puas dengan jawaban yang diberikan oleh ayahnya. “Benar yang Ello katakan, Dad. Kapan tepatnya?” Ella sudah berbalik menghadap Albert. Dia mengulang pertanyaan adik kembarnya. “Kurang lebih tujuh bulan lagi, Sayang,” Cella menjawabnya sambil mengelus kepala kedua anaknya bersamaan. “Ayo kita tidur lagi, sekarang masih tengah malam. Mommy masih sangat mengantuk, pastinya kalian juga.” Cella menguap dan kembali membaringkan tubuhnya di tengah-tengah anak kembarnya. “Ello juga sangat mengantuk, Mom,” aku Ello sambil kembali memeluk tubuh Cella yang kini telah berbaring telentang. “Ella juga, Mom. Peluk Ella, Mom,” Ella merengek agar Cella memeluknya. Cella tersenyum mendengar rengekan Ella. “Mommy akan memeluk kalian berdua. Sekarang pejamkan mata kalian,” pintanya dan Double Ell langsung menurutinya. Kedua tangan Cella masing-masing memeluk Double Ell yang tidur di sisi kiri dan kanannya. Albert tidak berkomentar apa pun melihat interaksi ibu dan anak di hadapannya tersebut. Double Ell sangat segan sekaligus menghormati Cella. Bagaimanapun manja dan merajuknya Double Ell, jika sudah ibu mereka yang angkat bicara kedua anaknya langsung mendengarkannya, tanpa berani membantah sedikit pun. Di balik kelembutan istrinya ternyata ada aura yang mampu membuat orang-orang di sekitarnya luluh, termasuk dirinya. Cukup lama Albert hanya mengamati dan memerhatikan orang-orang yang sangat dia cintai sedang berbaring di hadapannya. Dia beranjak dari berbaringnya dengan hati-hati, agar mereka yang sudah terlelap tidak terbangun. “Mau ke mana?” tanya Cella setelah membuka mata. Ternyata Cella sangat peka dengan gerakan yang ditimbulkan oleh suaminya. “Pada akhirnya aku membangunkanmu juga,” sesal Albert karena membuat tidur Cella terusik. “Sayang, tolong pindahkan Ello ke samping Ella. Aku takut dia nanti terjatuh,” pinta Cella yang sudah mengalihkan perhatiannya pada Ello. “Aku bangun memang ingin memindahkan Ello, Honey. Kamu pasti tidak nyaman tidur dengan posisi diapit seperti sekarang, apalagi Ella sudah menjadikanmu layaknya guling hidup.” Albert tertawa pelan sambil menggelengkan kepala saat melihat gaya tidur Ella yang sebelah kakinya bertengger di atas perut Cella. “Ini sangat berbahaya untuk adiknya di dalam perutmu,” imbuhnya seraya menurunkan kaki anaknya dari atas perut Cella. “Aku perhatikan semakin lama sifat Ella mirip denganku sewaktu kecil.” Kini Cella sudah berbaring menghadap Ella dan mencium keningnya. Ello sudah dipindahkan ke samping Ella oleh Albert. “Sifat Ello juga mirip denganku, terutama irit bicaranya kepada orang baru. Berbeda dengan Ella yang lebih ramah sekaligus cerewet,” Albert menimpali. Dia juga sudah berbaring menghadap Ello. Anaknya tersebut terlihat sedang mencari sesuatu untuk dipeluknya. “Jangan sampai saat dia besar nanti menjadi pria yang tidak bertanggung jawab sekaligus memperlakukan pasangannya dengan kejam. Seperti aku yang ....” Albert tidak melanjutkan kalimatnya karena melihat Cella menggelengkan kepala. “Jangan terus-menerus membahas masa lalu, Sayang. Aku tidak menyukainya. Yang terpenting sekarang kamu sudah berubah dan berbalik menyayangiku serta anak-anak,” tegur Cella tegas. Albert terharu mendengar teguran Cella. “Terima kasih, Honey. Tidak ada kata yang lebih tepat aku ucapkan selain terima kasih atas kebesaran hatimu menerimaku,” ucapnya. Cella hanya menanggapinya dengan seulas senyum. “Sayang, kenapa mereka terbangun di tengah malam begini?” Cella menanyakan penyebab kedua anaknya tiba-tiba bangun dan menjerit mencari mereka, padahal saat ini masih jam sebelas malam. Selain itu Cella sengaja mengalihkan topik pembicaraan. “Kemungkinan besar penyebabnya karena aku, Sayang. Tadi aku berjanji akan menemani mereka tidur sampai besok pagi. Mungkin karena saat terbangun tidak menemukanku, makanya mereka menjerit seperti tadi,” jawab Albert sambil memerhatikan kedua anaknya. “Sudah tahu mereka tidak bisa dijanjikan, masih saja membuat janji yang tak pasti ditepati,” gerutu Cella setelah mendengar jawaban suaminya. “Maafkan aku, Honey.” Albert mengulurkan tangannya, dia ingin menjangkau wajah Cella yang dihalangi oleh kedua anaknya. “Lain kali jangan menjanjikan mereka hal yang belum pasti bisa kamu tepati. Ingat! Mereka menuruni sifat menuntutmu seutuhnya,” Cella mengingatkan suaminya mengenai salah satu sifat Double Ell. Albert menyengir. “Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi, Mom. Ayo kita lanjutkan kembali tidur yang tadi terinterupsi,” ajaknya. “Honey, padahal tadi aku sedang bermimpi mengajakmu berbulan madu,” beri tahunya sehingga membuat Cella memukul jarinya yang bertengger di atas lengan Ella. “Honey, apakah kamu mau kita melakukan babymoon? Double Ell nanti kita titipkan pada Mama atau Mommy? Aku ingin menikmati kebersamaan denganmu hanya berdua.” Selama ini mereka tidak pernah berlibur berdua karena Cella bersikeras tidak mau berjauhan dengan anak kembarnya, padahal Albert sangat ingin menghabiskan waktu bersama sang istri. Cella berpikir sambil memerhatikan wajah Albert yang tengah menunggu tanggapannya. “Lihat nanti saja, sayang,” jawabnya seolah memohon permakluman. Walau Albert kecewa mendengar jawaban yang sama setiap kali dirinya ingin mengajak Cella berlibur berdua, tapi dia berusaha menyamarkan reaksinya tersebut. “Aku hanya bercanda, Sayang. Jangan terlalu dipikirkan. Ayo sekarang pejamkan matamu,” pintanya sekaligus menyudahi pembicaraan. “Aku akan memikirkannya nanti, Sayang,” ucap Cella sebelum memejamkan mata. “Tidak ada salahnya aku mengabulkan keinginan sederhana Albert yang ingin berduaan denganku,” batinnya menambahkan. Sepasang suami istri tersebut akhirnya menyusul Double Ell mengarungi mimpi. Mereka berharap keharmonisan seperti saat ini tetap terjaga, meskipun itu sangatlah mustahil, mengingat hidup tidak stagnan. Namun, keduanya selalu berusaha dan mengupayakan agar saling merangkul di saat ujian kembali menghampiri bahtera rumah tangga mereka.   
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD