Setelah salat subuh, Hazanah duduk di ruang kerja Ocha bersama Rande, Ocha sedang nenerima telfon dari seberang sana.
Hazanah menghela nafas panjang, harusnya ia berada di bus saat ini. Namun, karena Rande, ia masih berada di Jakarta sampai saat ini.
"Jadi, maksudmu, kamu akan pulang ke Desa?" tanya Ocha.
"Ca, aku harus kembali ke Desa." tutur Hazanah.
"Tapi, kenapa?"
"Aku merindukan ibuku." jawab Hazanah.
"Aku tahu, kamu merindukan ibumu. Namun, berapa lama? Bagaimana dengan butik? Butik ini gak akan bisa berjalan tanpa kamu."
"Aku gak tahu sampai berapa lama aku di Desa. Namun−"
"Namun, apa?"
"Aku gak bisa di Jakarta, Ca."
"Apa ada masalah dalam rumah tanggamu?" selidik Ocha.
"Gak ada."
"Terus, kenapa? Jika memang kamu mau kembali ke Desa, tanpa rencana apa pun untuk kembali,
