Adisa 1

1169 Words
Satu tahun kemudian... Sore ini Adisa dan juga Haga sedang bermain sepeda di taman dekat komplek rumahnya, menggoes sepeda bersamaan, berlari, bernyanyi dan bermain seperti layaknya anak-anak kecil seumurannya. "Ca, nanti jangan jauh-jauh ya. Aku tunggu disini," ujar Haga lalu meletakkan sepedanya dan duduk disalah satu taman sambil memperhatikan Adisa yang masih mengelilingi taman dengan sepedanya. "Sendirian aja?" tanya seorang laki-laki yang baru saja datang dengan minuman yang menggantung di lehernya. "Nggak, lagi nunggu Adisa," jawab Haga. "Adisa? Yang orang tuanya nggak pulang-pulang itu kan?" celetuk Arzan Ravindra Malik. "Nggak tau," "Kak! Ayo main sini!" seru Adisa dari jauh memanggil Haga. Haga kemudian melirik kearah Arzan sekilas dan laki-laki tersebut juga melirik Haga. "Hah?" Haga lalu menggeleng dan bergegas mengambil sepedanya dan pergi meninggalkan Arzan sendirian disana. "Ca, pulang aja yuk. Main dirumah aku, sama Mommy," ajak Haga dan Adisa menurutinya lalu mereka berdua pergi meninggalkan taman tersebut. "Kenapa pulang? Baru sebentar," tanya Adisa. "Bosen Ca, enakan main dirumah aku sama Mommy," "Yaudah, tadi temennya Kak Haga?" tanya Adisa yang sedang mengendarai sepeda berwarna pastel miliknya. "Iya, tapi aku nggak terlalu kenal sama dia," "Oh," "Besok kamu hari pertama sekolah ya Ca, nanti kita berangkat bareng ya," jelas Haga. "Emang sekolah kita sama?" "Iya, nggak papa nanti aku bisa nemenin kamu kalau kamu nggak ada teman," "Okay!" Kemudian mereka berdua sampai didepan rumah Haga dan mereka langsung memasuki rumah besar tersebut, disambut dengan Ibunda Haga yang sedang menonton serial drama di tv. "Hei Mom," ucap Haga yang langsung mengajak Adisa untuk menuju ke kamarnya. "Hey! Oh hai Ca, long time no see ya," "Kemarin baru ketemu Mom," celetuk Haga dan Adisa terkekeh. "Yaudah jangan nakal ya kalian," "Ya Mom," "Katanya mau main sama Mommy?" tanya Adisa dengan pertanyaan polosnya. "Mommy kalau lagi nonton film, nggak bisa diganggu Ca. Jadi kita main berdua aja ya, kamu mau main apa?" tanya Haga. "Apa aja," jawab Adisa lalu ia duduk di kursi belajar milik Haga dan menjelajahi semua bagian-bagian dari meja belajar tersebut. "Yaudah aku ambil minum dulu ya Ca, jangan kemana-mana," "Hmm." lalu Adisa memperhatikan setiap detail dari meja belajar tersebut. Dari mulai pensil, pulpen, spidol, buku, dan buku catatan harian milik Haga. Memperhatikan satu persatu foto yang ada disana dengan sangat jeli. "Haga Griffin Kendrick Tyaga?" gumam Adisa membaca tulisan yang berada di bagian bawah foto seorang bayi. "Ca, ini minumnya ya," ujar Haga yang membuat Adisa tersentak kaget dan langsung meletakkan foto seorang bayi tersebut. "E-oh okay," jawab Adisa dengan nada panic dan langsung berjalan menuju kasur milik Haga dan merebahkan tubuhnya disana. "Ca," panggil Haga. "Ya?" "Kamu nggak kangen sama Bunda dan Ayah kamu?" tanya Haga yang membuat suasana langsung berubah. "Kangen?" tanya Adisa dan Haga mengangguk. "Kakak aja ditinggal Mommy ke pasar nangis, apalagi Dica yang--?" tanya Adisa dan Haga terdiam. "Eum okay, sorry for that. Yaudah yuk main, mau main apa? ABC lima dasar? Kotak pos? atau apa?" tanya Haga berusaha mencari cara supaya suasana di kamar Haga berubah. "Nggak ah males," "Terus mau kamu apa? Please jangan marah sama aku Ca," "Mau apa ya? Enaknya apa?" "Apa ya? Yaudah nggak usah apa-apa, jangan marah please. Iya aku nggak akan tanya tentang itu lagi," "Males ah, Dica mau pulang aja," balas Adisa lalu berjalan keluar dari kamar Haga. "Ca!" panggil Haga. Adisa pun menengok. "Apa?" "Emangnya berani pulang?" Adisa pun tersenyum memperlihatkan giginya. "Hehe nggak." Haga memutar matanya dan menatap Adisa malas. "Yaudah ayo aku antar pulang," jawab Haga lalu menarik tangan perempuan tersebut untuk menuruni anak tangga. Saat mereka berdua sudah sampai dibawah, Stacy diam-diam memperhatikan kedua pasangan tersebut. "Hayo mau kemana?" Adisa dan juga Haga tersentak kaget dan langsung membalikkan tubuhnya menghadap kearah Stacy. "Ouch Mom, where are you from?" tanya Haga lalu mengajak Adisa duduk di sofa ruang tamu rumahnya. "Kamu berdua mau pergi kemana?" tanya Stacy dan kemudian ikut duduk bersama kedua anak kecil tersebut. "Aku mau pu—" "Tadi kita mau lihat cuaca di luar. Adisa nggak betah didalam," jawab Haga mengarang. "Okay, apa kita mau jalan-jalan? Cari udara segar?" tanya Stacy dan Haga langsung mengangguk dengan semangat. "LET'S GO MOM!!!" seru Haga dengan sangat keras sampai Adisa menutup telinganya. "Okay, Dica kamu ganti baju dulu ya. Nanti Mommy antar, Haga cepat kamu ganti baju," jelas Stacy dan kemudian Haga langsung berlari menaiki anak tangga untuk mengganti bajunya. "Ca," panggil Stacy yang sudah rapih dengan baju simple yang melekat di tubuhnya. "Yes Mom?" "Oma sama Chandra pergi, jadi nanti malam kamu tidur disini dulu ya," jelas Stacy dengan lembut sambil mengelus rambut pendek Adisa. Adisa tersenyum miris, lalu mengangguk. "Okay." Beberapa menit kemudian, Haga turun dengan pakaian rapih lengkap dengan sepatu dan juga topi yang sudah menempel di tubuhnya. "Okay let's go hunny, kita ke rumah Dica dulu ya," jelas Stacy, lalu ia menggiirng Adisa dan juga Haga untuk keluar dari rumahnya kemudian mengunci rumahnya tersebut. Berjalan beberapa langkah, dan kemudian mereka bertiga sudah sampai didepan rumah Adisa dan mereka langsung masuk kedalam untuk menemani Adisa mengganti pakaiannya. "Kamu tunggu diluar ya, jangan masuk," ujar Stacy kepada Haga, lalu ia masuk ke dalam kamar Adisa dan mulai mencari pakaian yang cocok untuknya. Diluar, Haga ternyata tak tinggal diam. Ia berkeliling dirumah keluarga Adisa, melihat-lihat apa yang ada didalam rumah sahabatnya tersebut. Terdapat banyak foto dan lukisan yang terpajang di bagian ruang tamu rumah Adisa dan keluarganya, dari foto Adisa saat masih kecil, Alex juga, pernikahan Adhista dan Diratama, foto Chandra, dan penghargaan-penghargaan yang diraih oleh Adhista dan Diratama selama hidupnya. Berjalan sedikit jauh lagi, tiba-tiba Haga melihat salah satu foto dengan tulisan yang berada di bagian bawah foto tersebut. Foto dengan bingkai putih tulang yang dilapisi oleh kaca untuk melindungi foto tersebut, sepertinya sangat berharga untuk keluarga Adisa. "Remembering our stars," gumam Haga sambil membaca tulisan dibawah foto tersebut. "Apasih ini?" gumam Haga sambil membolak-balikkan benda tersebut. Dibelakang foto tersebut tertulis '21 Agustus 2028, Spanyol' yang membuat Haga terus berpikir, apa maksud dari tulisan-tulisan tersebut. "What are you doing?" tanya Stacy yang baru saja sampai bersama dengan Adisa dibelakangnya. "Mm, oh n-no--," jawab Haga dengan wajah panic dan ia langsung mengembalikan foto tersebut di tempat asalnya. "Okay, let's go hunny," ajak Stacy lalu mereka bertiga keluar dari rumah Adisa dan memasuki mobil silver milik Stacy. *** Saat hampir satu jam perjalanan, akhirnya mereka bertiga sudah sampai sudah di salah satu mall yang ada di Jogja. Mereka bertiga langsung mengelilingi mall tersebut, melihat-lihat apa yang menarik dan apa yang diinginkan oleh kedua anak tersebut. Mereka bertiga lalu memasuki sebuah toko baju anak-anak, mencari baju kembaran untuk Adisa dan Haga, agar mereka terlihat serasi di beberapa acara. "Kalian mau yang ini atau yang ini?" tanya Stacy kepada Adisa dan Haga. "Eum, I think blue is cool. How about you, Ca?" tanya Haga kepada Adisa sambil meyenggol lengan perempuan tersebut. Adisa hanya diam sambil menatap lurus kedepan, memperhatikan sesuatu dengan sangat serius. "Ca?" tanya Haga lagi, namun perempuan tersebut tetap diam ditempat tak menjawabnya. "Buna?" gumam Adisa yang masih terus menatap ke luar toko dengan air mata yang menggenang di matanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD