bc

Midnight Dance

book_age0+
289
FOLLOW
2.0K
READ
fated
arrogant
warrior
like
intro-logo
Blurb

Amelia, yang merupakan seorang pemimpin vampire hunter, telah bekerja dibawah kekuasaan vampire master paling berkuasa di Inggris selama lebih dari separuh hidupnya. Memiliki pasukan hunter sendiri membuat Amelia ditakuti di penjuru London, baik oleh vampir ataupun makhluk non manusia lainnya. Ia pernah bertarung melawan vampir berusia puNavaro bahkan ratusan tahun, dia pernah bertarung melawan pasukan malaikat, tapi Amelia selalu selamat. Dan sebagai konsekuensi dari pekerjaannya, ia harus selalu berada dalam bahaya dan tidak pernah menikmati ketenangan dalam hidupnya. Tapi bagi Amelia itu bukan masalah selama itu semua bisa membuatnya semakin dekat dengan seseorang dari masa lalunya. Satu jam bersama orang itu membuat jalan hidup Amelia berubah dari seorang remaja biasa menjadi seorang vampire hunter.

Aleandro, sang Eksekutor, adalah vampir berhati dingin yang menjadi algojo vampir-vampir pembelot dan hakim bagi makhluk setengah vampir. Ia tidak pernah membiarkan emosi apapun menguasai akal sehatnya. Aleandro tidak pernah cukup bodoh untuk terlibat permanen dengan wanita manapun, apalagi wanita yang selalu membuat dirinya sendiri atau siapapun yang bersamanya berada dalam bahaya. Bagi Aleandro, keterlibatan wanita selain di atas ranjangnya hanya akan menimbulkan masalah.

Aleandro tidak tahu bagaimana Amelia bisa membangkitkan gairah tergelapnya, atau bagaimana Amelia berhasil mempesona dirinya sampai membiarkan emosi dan kebodohan membuatnya menjadi sembrono. Aleandro tidak siap membiarkan orang lain memasuki kehidupannya. Sementara Amelia tidak pernah terikat dengan apapun mulai merasakan ketergantungan pada Aleandro saat dia semakin dekat dengan tujuan hidupnya. Manakah yang dipilih Amelia, menemukan seseorang yang menjadi tujuan hidupnya atau menjalani hidup disisi Aleandro? Sanggupkah Aleandro membuat Amelia memilih dirinya dan menantang seorang makhluk kuno yang bisa membahayakan dirinya dan juga teman-temannya?

chap-preview
Free preview
1
*Author POV* Tidak akan ada yang menyangka kalau sekelompok pengunjung yang sedang menonton pameran di pusat kota London malam ini bukanlah manusia. Sosok 5 pria dan 2 wanita yang sedang menyaksikan salah satu stand bazar itu membuat iri para pengunjung lainnya. Dan ketujuh orang itu berhasil membuat keributan sejak pertama kali mereka menginjakkan kaki di Hyde Park. Datang dengan menggunakan salah satu limosin mewah berwarna putih dan sebuah sedan sporty Cadillac STS v6 jelas membuat rombongan Wren dan kawan-kawan menjadi pusat perhatian penutupan Hyde Bazar malam itu. Archard turun lebih dulu dari limosin, disusul Zac, Aleandro, Wren dan Lily. Sementara Navaro dan Eliza mengendarai mobil mereka sendiri. Wajah dan penampilan kelima pria yang mendampingi Lily dan Eliza itu jelas membuat para wanita yang ada di bazar itu iri. Belum lagi kenyataan kalau Lily menggandeng tangan Wren, dan sesekali menyeret Zac bersamanya. Ketampanan dan aura misterius yang dimiliki kelima pria itu berhasil mempengaruhi tidak hanya wanita, tapi juga mengintimidasi para pria lainnya. “Aku tidak pernah membayangkan menjadi salah satu bagian dari para manusia seperti malam ini.” Gumam Aleandro sambil memperhatikan kesekelilingnya dan hanya mendapati manusia _yang dalam situasi normal selalu bisa dijadikannya makan malam kapan saja dia inginkan. Wren tersenyum mendengar ucapan Aleandro karena dia mengerti kemana arah pembicaraan sahabatnya itu. Mereka adalah predator, berada pada posisi puncak rantai makanan, dan manusia adalah mangsa mereka. “Kau harus lebih sering berkunjung ke London. Aku akan membuatmu lebih menghargai manusia_selain menjadikan mereka menu utama makanan kita. Aku senang malam ini kalian datang ke London. Jadi kita masih sempat menikmati bazar ini. Dulu aku tidak pernah bisa menikmati keramaian apapun di zamanku.” Sahut Wren cepat. “Dan tetaplah menyimpan kekuatanmu, sobat. Kita tidak ingin ada segerombolan manusia yang tiba-tiba pingsan karena salah satu dari kita ceroboh dan melepaskan kekuatan ke udara.” Bisik Wren kemudian. Lily melepaskan diri dari Wren dan berjalan lebih dulu sebelum berbalik sambil terus berjalan mundur. “Aku akan mengajarkan kalian bagaimana caranya menghargai kehidupan. Kalau kalian tidak datang berkunjung ke sini, aku dan Wren yang akan meng...” Ucapan Lily terhenti saat dia menabrak seorang pengunjung lain. Pria yang ditabrak Lily itu dengan refleks langsung menangkap tubuh Lily yang nyaris terjatuh dengan melingkarkan lengan di pinggang Lily. Dan sebagai hasil penyelamatan spontan itu, kini Lily berada dalam pelukan seorang pria asing_selama beberapa detik_sebelum Wren dengan gerakan_amat sangat_cepat menarik Lily kembali ke sisinya. “Sorry.” Gumam pria itu sambil tersenyum. “Terima kasih.” Sahut Lily sopan. Pria asing keturunan Asia Timur itu maju selangkah dan kemudian menepuk kedua bahu Lily lembut dengan tangannya. “Aku harap kau baik-baik saja, Nona.” Bisiknya lalu memberikan senyum mematikannya sebelum meninggalkan Lily_yang masih berada dalam pelukan Wren_begitu saja. Tiba-tiba Aleandro menggeram kesal, sedikit kekuatannya mengalir keluar dan membuat manusia yang berjarak hanya beberapa langkah darinya melompat akibat merasakan sensasi setruman listrik. “Sial. Aku kira hanya vampir dan malaikat saja yang tidak punya kerjaan sehingga berjalan-jalan di bazar seperti ini.” “Apa maksudmu?” Tanya Wren tanpa bisa menghilangkan kecemburuan dari suaranya akibat perlakuan pria asing itu pada istrinya. “Pria tadi seorang werewolf, Wren. Kecemburuan jelas membuatmu tidak menyadari hal itu.” Sahut Zac tenang. Wren memutar matanya kesal, tapi sebelum dia sempat mengucapkan apapun, seseorang sudah menyelanya. “Apa dia tahu kalau kalian vampir?” Pertanyaan itu kali ini muncul dari Eliza yang sejak tadi berdiam diri. Sepertinya rasa penasarannya cukup besar sehingga sulit untuk ditahan lagi. “Tidak mungkin. Aku selalu membuat Wren_dan kini_bersama teman-temannya memiliki aura manusia walau tetap tidak memiliki detak jantung. Tapi dengan banyaknya makhluk berdetak jantung di sekitar kita, aku rasa dia tidak akan menyadarinya. Apalagi mereka juga mengunci kekuatan mereka. Dan werewolf jelas bukan makhluk yang bisa mendengarkan detak jantung manusia dari kejauhan. Itu kemampuan penghisap darah.” Jelas Navaro datar. “Kalau mereka mengunci kekuatan mereka, kalian berdua tahu kalau pria tadi adalah were?” “Karena kami berbeda.” Gumam Zac pelan dan jelas tidak ingin mendengar pertanyaan apapun lagi. Wren terlihat berpikir sejenak sebelum mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang. “Aku ingin ada penyelidikan khusus tentang makhluk seluruh non vampire non human yang berada di London.” Ujar Wren cepat saat mendengar sahutan di seberang dan langsung memutuskan sambungan telpon begitu saja. “Kenapa Wren bersikap seperti itu, Lily?” Tanya Eliza pelan. Dia tidak ingin Zac mendengarnya bertanya karena vampir itu jelas sedang dalam suasana hati yang tidak baik. “Arogansi sang pemimpin, Eliza. Masuk wilayah kekuasaan vampir lain tanpa izin sama saja dengan pernyataan perang.” Jelas Lily datar. “Bisakah kita lupakan masalah tadi, Wren? Kita sudah susah payah datang kesini tanpa menimbulkan keributan, dan aku tidak ingin ada gangguan.” “Tidak akan ada gangguan, amour.” Janji Wren sambil menggandeng Lily dan berjalan menembus keramaian. Rombongan itu sesekali memisahkan diri untuk melihat stand-stand yang berbeda. Tapi tetap saja antusiasme kedua wanita itu tidak berhasil mempengaruhi para makhluk abadi yang bersama mereka. Selain Wren dan Navaro, ketiga makhluk abadi lainnya dengan segera merasa bosan dan berkali-kali berusaha memisahkan diri dan bergegas pulang kalau saja Lily tidak menangkap basah ketiganya. Dan ketiganya cukup menghormati Wren untuk memilih memenuhi keinginan pasangan Wren itu.   *Aleandro POV* Tidak ada yang lebih kusukai selain kembali ke rumahku sendiri. Aku tidak tahu apa yang kulakukan di tengah kerumunan manusia seperti ini. Rasanya aku baru saja menginjakkan kaki di Acasa Manor, ingin bertemu dengan Wren untuk membahas sesuatu, saat tiba-tiba saja semuanya berlangsung dengan cepat. Lily meminta datang ke acara bazar ini, Wren menyetujuinya_selalu_dan kemunculan Zac yang juga tiba-tiba menambah kerumitan. Tanpa menunggu lagi, Lily langsung merengek pada Wren untuk membawa kami juga bersama mereka ke tempat ini. Dan Wren seperti biasa_sejak menikah dengan putri Lucifer itu_menuruti apapun permintaan istrinya. Bertahanlah sebentar lagi. Ucap Wren dalam pikirannya seolah tahu keresahanku berada di tengah lautan manusia malam ini. Aku bisa saja memaksa diriku menikmatinya, tapi tetap saja, ini pertama kalinya aku berdiri dalam lautan manusia tanpa menjadikan mereka makanan utamaku. Aku sudah tidak bisa mengingat kapan terakhir kali aku berada sedekat ini dengan manusia. Apalagi malam ini kami semua berpakaian benar-benar Layaknya manusia dan mengunci kekuatan kami. Oh, jangan salah. Aku cukup sering berpakaian seperti manusia_demi misi. Dulu, saat hubunganku dengan Wren memburuk, aku cukup sering mencari alasan untuk bertemu dengannya, dan tentu saja aku berpakaian Layaknya manusia karena sejak dulu_dulu sekali_Wren-lah yang pertama kali menjadi vampir beradab dan membaur di tengah makhluk berdetak jantung itu. Aku tidak terlalu suka menahan kekuatanku, karena setiap kali aku melakukannya, manusia selalu menganggapku bagian dari mereka dan mulai mendekatiku, terutama wanita. Setidaknya kalau aku tidak menahan kekuatanku, mereka sadar ada bahaya tersembunyi kalau mendekatiku. Bagaimanapun aku adalah vampir. “Bukankah itu Amelia?” Seru Lily tiba-tiba yang berhasil menarik perhatianku dan mengikuti arah yang ditunjuknya. Amelia Williams. Salah satu manusia yang dipekerjakan oleh Wren. Hanya saja manusia satu ini memiliki banyak sekali rahasia yang bahkan Wren tidak bersedia memberitahukannya pada siapapun_kecuali Lily mungkin. Amelia jelas memiliki alasan sendiri kenapa dia bisa menjadi pimpinan hunter milik Wren. Dan kalau dibandingkan dengan manusia lain_apalagi kaum pria_Amelia jelas jauh lebih kuat, lebih cepat, dan lebih tangguh. Aku tahu karena aku pernah berburu dan bertarung bersamanya. Kekuatannya nyaris membuatku berpikir kalau dia adalah setengah vampir, atau mungkin vampir murni. Tapi aku tidak menemukan satupun tanda-tanda yang bisa mendukung itu semua. Apapun yang dimiliki Amelia, selain bakat khususnya, jelas milik seorang manusia. Sepertinya wanita itu juga menyadari kehadiran kami, karena beberapa detik kemudian Amelia melangkah ringan menghampiri kami. “Master.” Sapanya sopan pada Wren. “Hallo Lily, hallo Eliza.” Lanjutnya ringan, menyapa dua wanita yang sepertinya sudah menjadi temannya itu dan hanya menganggukkan kepala singkat padaku dan Zac. Sungguh sangat sopan sekali mengingat posisiku dan Zac lebih tinggi daripada Wren. “Apa yang kau lakukan disini? Wren akhirnya memberikanmu hari libur?” Tanya Lily antusias. Amelia tersenyum lalu menggeleng cepat. “Bukan. Aku sedang dalam misi malam ini.” Jawab Amelia. “Benarkah?” Tanya Lily semangat. Aku tidak pernah melihat Lily tidak bersemangat. Pasangan Wren itu seakan tidak pernah kehabisan energi. Dan buruknya adalah wanita itu suka sekali mencampuri urusan orang lain. Aku bersyukur dia berpasangan dengan Wren, bukan denganku. Aku pasti akan langsung pergi bertapa kalau mendapat pasangan seperti Lily. “Tapi beberapa saat lalu dia menghilang. Sepertinya dia menyadari kalau ada banyak sekali pria alpha malam ini.” Sahut Amelia sambil melirikku, Zac, dan Wren bergantian. “Bukan kami yang ditakutinya. Werewolf yang ditabrak Lily tadi jelas memiliki kekuatan yang besar.” Gumamku pelan. Ya, aku merasakan itu saat were yang ditabrak Lily lewat disampingku. Were itu jelas berusaha menyembunyikan kekuatan dengan cukup baik kalau saja dia tidak bertemu denganku atau Zac. Sebagai hunter dan pengadil, aku bisa mengenali makhluk gaib hanya dengan berpapasan dengannya meski mereka menyembunyikan kekuatan mereka. Sedangkan Zac... Kami hampir Nefenip, hanya saja dia lebih sensitif terhadap kehadiran were. Zac bisa membedakan mereka dalam jarak satu kilometer sekalipun. Kulihat Lily baru saja akan berkomentar saat Wren dengan satu gerakan cepat menarik Lily ke sisinya, begitu juga dengan Navaro yang langsung merengkuh Eliza kesisinya. “Master.” Gumam Amelia pelan, sepertinya dia memang seorang pemburu yang handal. Dia bisa mengetahui apa yang mungkin sedang terjadi. Di suatu tempat di bazar ini, ada darah yang mengalir. Siapapun dia yang melakukannya jelas-jelas punya keberanian yang sangat besar karena dia melakukannya tepat di depan mataku. Saat ada dua master lain yang berada di bazar ini. “Aku tahu.” Sahut Wren cepat. “Kalian pulanglah. Aku harus membereskan masalah ini.” Lanjutnya sambil melepaskan Lily dan mendorong istrinya itu ke sisi Zac. “Tidak.” Selaku sebelum Lily sempat mengucapkan sepatah katapun. “Aku yang akan memeriksanya, Wren. Kau kembalilah ke rumah bersama yang lain.” “Aleandro...” “Tidak ada protes. Aku ingin menghilangkan kebosanan ini, Wren. Tolong aku sebelum aku menjadi gila. Aku butuh melepaskan kekuatanku.” Bahu Wren yang tadi tegang kini terkulai lemas. Dia sudah kalah dalam perdebatan ini. “Baiklah. Aku tahu kalau aku tidak akan pernah bisa mengubah keputusanmu. Tapi bawa Amelia bersamamu. Dia tahu daerah ini lebih baik daripada vampirku yang lain.” “Aku tidak butuh bantuan manusia, sobat. Tidak saat ini atau sampai kapanpun.” Geramku. “Dan aku juga bukan dengan senang hati membantumu, mister.” Tukas Amelia dingin. “Aku bisa memeriksanya sendiri, Master.” “Jangan membantah, Amelia. Aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu.” Sahut Wren cepat. “Hanya ada dua tipe makhluk yang melakukan hal itu disini. Makhluk itu terlalu bodoh hingga tidak menyadari kalau ada sang nosferatu disini atau makhluk itu memiliki kekuatan terlalu besar hingga dia tidak takut pada apapun. Dan tidak satupun dari keduanya yang membuatku tenang.” Aku langsung mengalihkan perhatianku pada Wren dan Lily bergantian. “Lihat lihat lihat... Kau mencemaskan wanita lain dihadapan istrimu.” Gumamku tanpa niat apapun. “Kau tidak cemburu, lady?” Tanyaku pada Lily. “Suamiku tidak akan melakukan sesuatu tanpa alasan. Dan aku mempercayainya, Milord. Lagipula Amelia adalah sahabatku.” Sahut Lily yang selalu memanggilku Milord untuk membuatku kesal. Ingatkan aku kalau wanita ini adalah istri sahabatku karena kalau tidak aku mungkin bisa saja lepas kendali dan mencekik lehernya. Wren akan mematahkan leherku lebih dulu sebelum aku bisa menyentuh wanita itu. Dan walaupun Wren adalah sahabatku, aku tidak ingin mati di tangannya hanya karena masalah sepele. Wren terkekeh pelan di tengah situasi yang tadinya sedingin es. “Jangan coba menyentuhnya, Aleandro. Dan aku ingin kalian berdua memeriksa bersama. Kau bisa saja menolaknya kalau ini bukan wilayahku, sobat. Dan Amelia, Aleandro akan menjagamu lebih dari apapun. Aku mempercayainya.” Ucapan Wren barusan mungkin tidak akan pernah kudengar kalau saja hubungan kami masih seperti dulu. Hanya dua kata dari Wren, aku mempercayaimu, dan itu lebih berarti dari apapun. Aku tidak mudah dekat dengan orang lain, tapi Wren pengecualian. “Aku seperti menjadi pelengkap dalam rombongan ini.” Gumam Zac tiba-tiba sambil menatap Archard yang dijawab anggukan kecil oleh klan Ursa-nya itu. “Pulang saja kalau begitu.” Tukasku begitu saja. “Aleandro.” Tegur Wren karena bagaimanapun aku baru saja mengusir pemimpin bangsa vampir. “Hanya karena kau memilih jadi pihak yang diam makanya bisa seperti ini, Zac. Dan Navaro, aku rasa kau bisa kembali ke Dragoste Hall sekarang. Acara jalan-jalan ini tidak bisa dilanjutkan.” Navaro mengangguk pelan. “Aku hanya ingin memberi tahu sesuatu. Pelakunya bukan vampir, tapi werewolf.” Oke. Inilah bedanya sang malaikat. Tanpa melihatpun mereka bisa tahu penyebab dari suatu kejadian. Mereka bisa melihat masa depan. Dan malaikat yang bersama kami saat ini bukan malaikat biasa. Dia adalah seorang Cerubhim, malaikat penjaga alam semesta dengan kekuatan yang sangat menakjubkan. Aku tidak tahu bagaimana dulu sekali kami bisa bertarung satu sama lain dengan hasil seimbang. Mungkin kalau dia benar-benar ingin membunuhku, dia bisa melakukannya bahkan tanpa berpindah dari tempatnya berdiri. Dan aku jelas kesal dengan sikap malaikat itu. Dia bisa melihat masa depan, dia mengetahui segalanya, tapi dia tidak akan memberitahukan apapun sebelum segalanya terjadi. Kali ini pengecualian, karena Wren terlibat secara tidak langsung. Kalau ada kesamaan diantara aku dan malaikat itu, maka hanya ada satu. Kami berdua sama-sama memiliki ketertarikan khusus pada Wren yang tidak akan bisa dimengerti siapapun. Aku terlalu memikirkan Navaro hingga aku melupakan kalau salah seorang diantara kami memiliki dendam yang sangat dalam pada bangsa berbulu itu. Zac diam di tempatnya, raut wajahnya sama sekali tidak terbaca. Ucapannya tadi tentang menjadi pelengkap di rombongan ini jelas hanya sebuah usaha untuk mengalihkan pikirannya agar tidak memikirkan werewolf yang sedang dibicarakan. Namun sepertinya usaha itu tidak berhasil karena Zac jadi lebih pendiam dari biasanya. Dan aliran kekuatannya jelas tidak bisa ditahannya mengingat masalah ini berAleandrotan dengan makhluk yang paling dibencinya sepanjang eksistensinya. Aku baru menyadarinya saat sebuah lecutan listrik tak kasat mata melecut tubuhku dengan kekuatan yang cukup untuk membuatku terkejut namun bisa membuat manusia manapun pingsan jika terkena. “Oh tidak, Zac. Sudah cukup aku harus memeriksa apa yang terjadi tanpa harus berada dalam badai listrik karena dirimu.” Tegurku kuat. “Aku saja bisa merasakannya dengan jelas. Akan ada manusia yang mati kalau mendekatimu saat ini.” Percikan listrik itu langsung terhenti begitu saja. “Maaf. Werewolf tidak pernah membuat suasana hatiku membaik.” Gumam Zac. “Kau harus membereskan mereka kalau mereka masih ada di lokasi, Aleandro. Aku tidak ingin ada pelanggaran perjanjian. Tidak saat ini atau sampai kapanpun. Mereka harus sadar kalau mereka hanyalah binatang.” Sambung Zac kemudian. “Seperti sebelumnya, aku akan melaksanakan perintahmu, Your Highness.” Tidak ada pembunuhan antar ras, Aleandro. Ini wilayahku, dan aku melarang semua bentuk pembunuhan tanpa pengadilan. Bisik Wren dalam pikirannya. Wren dan Zac. Mana yang harus kuikuti? Aku sama sekali tidak merespon pikiran Wren saat bergerak menjauh dari rombongan itu diikuti oleh Amelia. Terkadang Wren bersikap terlalu lunak pada makhluk non vampir. Itu yang membuat makhluk lain sering kali berusaha menantangnya untuk memperebutkan Inggris. Kalau saja dia mau bersikap lebih keras dan tegas. Aku yakin sedikit sekali makhluk yang berani menantangnya. Tapi apapun yang kulakukan, tidak akan ada yang bisa mengubah sikapnya itu. Wren mungkin bersikap lunak hampir disetiap waktu, tapi jelas dia juga bisa bersikap keras kepala terutama saat berhadapan denganku.   “Kita harus cepat. Mereka mulai menjauh.” Desak Amelia pelan saat kami semakin mendekati lokasi kejadian. Aku melirik wanita itu penuh ingin tahu. Sebagai manusia, dia jelas tidak mungkin memiliki penglihatan dan pendengaran setajam kami. Tapi dia bisa mengetahui sesuatu bahkan dari jauh sekalipun. “Aku tidak butuh pendapatmu, manusia.” “Apa susahnya menyebut ‘Amelia’? Hanya satu suku kata. Aku tidak suka mendengarmu mengucapkan ‘manusia’ padahal aku memiliki nama!” Sembur Amelia tiba-tiba. “Dan aku tidak suka menyebut namamu.” Balasku dingin. Amelia mendengus kesal. “Sesuai keinginanmu, Sire.”gumamnya. Aku berhenti berjalan dan berbalik menatap wanita itu. Apa dia bertekad membuatku kesal? Karena kalau memang iya, maka dia akan mendapatkannya. “Jangan_panggil_aku_tuanmu!” “Oh, apakah ada masalah? Kau jelas bersikap seolah kau-lah tuanku.” Balasnya sok polos. Aku melemparkan tatapan Bicara_sekali_lagi_maka_aku_akan_mencekikmu pada wanita itu. Dan sepertinya dia cukup mengerti dengan apa yang aku pikirkan karena Amelia sama sekali tidak bicara hingga kami tiba di lokasi kejadian. “Aku tidak percaya.” Bisik Amelia begitu kami tiba di lokasi kejadian dan melihat korban serangan malam itu_serangan yang tidak pernah kupikir akan mengubah jalan hidupku. Dengan sengaja aku melepaskan tameng yang semalaman ini menutupi kekuatanku, membuat Amelia melompat menjauh dan melotot ke arahku. “Jangan memamerkan kekuatanmu padaku, Mister!” Geramnya. “Kalau saja bau anjing itu tidak sekuat ini, aku akan berpikir kalau ada vampir level E yang berkeliaran disini.” Ucapku lalu berjongkok di salah satu tubuh korban yang tercabik-cabik hingga tidak bisa ditentukan lagi apakah korban wanita atau pria. Jelas si pelaku berhubungan seks lebih dulu dengan korban karena aku menemukan ceceran s****a yang nyaris mengering, entah milik si korban ataupun si pelaku. Tidak hanya itu, aku menyadari kalau ada bagian tubuh yang hilang dari mayat ini. Dengan sekali pandang aku menyisiri lokasi kejadian dan menemukan potongan tubuh yang tergeletak hanya beberapa meter dari si mayat. Penyerangan ini sangat brutal. Benar-benar Nefenip dengan apa yang vampir level E lakukan. “Wren akan murka kalau melihat ini.” Gumam Amelia sambil memperhatikan mayat-mayat itu dengan seksama. “Urus mayat ini, manusia. Aku akan memburu anjing itu. Saat ini Wren tidak boleh tahu detail keadaan korban. Aku tidak yakin Wren pernah mendapatkan pengalaman ini selama menguasai Inggris.” “Aku ikut denganmu, vampir.” “Kau tidak perlu mengingatkan apa jenisku.” Geramku. “Begitu juga aku.” Mataku menyipit menatap wanita ini. Baiklah, sepertinya semua manusia itu menyebalkan, terutama yang berjenis kelamin wanita. Aku pikir tidak ada yang lebih menyebalkan daripada istri Wren, Lily Russell, tapi wanita yang tingginya hanya sebahuku ini jelas bisa menyaingi Lily. Rasanya benar kalau ada yang mengatakan semua wanita itu sumber masalah, terutama yang ada disebelahku saat ini, dia bukan sumber masalah, dia adalah masalah itu sendiri. “Apa yang kau lihat? Aku akan ikut memburu were itu. Tidak ada protes atau keberatan. Bahkan kalaupun kau keberatan aku tidak akan memperdulikannya.” Tukasnya seakan tahu kalau aku tidak suka dia ikut denganku. “Lalu, siapa yang akan mengurus mayat-mayat ini, agassi?” Tanyaku sengaja menyelipkan panggilan dalam bahasa Korea, tempat dimana aku berkuasa selama beberapa abad lalu. Amelia tersenyum penuh kemenangan bahkan sebelum menjawab pertanyaanku. Dan saat itu juga aku merasakan kehadiran beberapa manusia mendekati lokasi kami. Tiga orang pria muncul dengan mengenakan pakaian hitam-hitam dan jaket kulit khas geng motor. Ketiganya bahkan sama sekali tidak menunjukkan sedikitpun ketakutan pada apa yang mereka lihat saat ini. Jangan salah, aku bisa merasakan ketakutan seseorang, salah satu bakat khusus yang sepertinya hanya kaum vampir yang memilikinya. Semakin besar ketakutan seseorang, semakin bernafsu kami untuk memangsa mereka. Selalu ada kenikmatan dibalik rasa takut. “Kejam sekali, Amelia. Kau harus memburunya, bos.” Ujar salah seorang pria yang berdiri paling dekat dengan korban. Wanita itu mengangguk cepat. “Aku akan memburunya bersama Aleandro. Kalian urus mayat ini, untuk sementara jangan laporkan apapun pada Wren. Aku yang akan mengurus masalah itu.” Ujarnya cepat. Pria itu memperhatikanku dari ujung kaki hingga ujung kepala seolah aku bukanlah vampir yang bisa memangsanya kapan saja. Sejak kapan vampir kehilangan rasa takut manusia sehingga membuat kami begitu mudah diremehkan seperti tadi? Ingin rasanya aku mencungkil bola matanya kalau saja tidak ada hal yang lebih penting yang harus kulakukan. “Baiklah, Bos.” Sahut pria itu lagi. Tanpa menunggu lagi, aku bergegas meninggalkan lokasi kejadian dan mengikuti bau werewolf yang mulai menuju utara. Dan dibelakangku, hunter kepercayaan Wren itu mengikutiku dalam jarak dekat. Aku tidak pernah menduga kalau ini adalah awal dari berbagai masalah dalam hidupku_kalau aku masih bisa dikatakan hidup.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Bastard My Boss

read
2.7M
bc

The crazy handsome

read
465.4K
bc

Istri Kecil Guru Killer

read
156.7K
bc

KILLING ME PERFECTLY ( INDONESIA )

read
89.4K
bc

OLIVIA

read
29.2K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.5K
bc

BILLION BUCKS SEASON 2 (COMPLETE)

read
334.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook