Amm memijat kepalanya yang terasa sakit. Dia tidak bisa percaya jika salah satu cabang perusahaannya menjadi begitu hancur. Dia sudah susah payah mendirikan beberapa cacbang perusahaan tetapi dirusak oleh orang-orang tidak bisa dipercaya. “Anda masih memikirkan perusahaan ini?” tanya Naura. “Jelas aku memikirkannya, Na. Bagaimana bisa aku tidak memikirkan sesuatu yang begitu krisis seperti ini? Kau pikir aku akan diam melihat semua kekacauan di dalam cabang perusahaan? Jika di cabang perusahaan saja sudah seperti ini, bagaimana dengan di pusat? Bagaimana dengan seluruh perusahaan cabang kita?” Raut wajah Amm terlihat begitu tertekan. “Ini hanya satu cabang perusahaan sedangkan kita memiliki banyak cabang perusahaan yang lain,” tambah Amm. “Apa kau mau aku mengutus beberapa orang yang ki

