bc

BENIH TITIPAN SANG CEO

book_age18+
428
FOLLOW
1.3K
READ
drama
sweet
like
intro-logo
Blurb

Menceritakan gadis miskin yang tengah dirundung lara karena ibunya mengalami kecelakaan hingga kritis. Gadis itu memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk operasi dan perawatan sang ibu.

Di saat kekalutan melanda, seseorang hadir dalam hidupnya. Seseorang itu yang akan membawa perubahan nasib pada sang gadis. Sebuah perjanjian telah tertulis membuat gadis itu tidak bisa melanggarnya.

Perjanjian bahwa gadis itu harus menikah dengan seorang miliarder untuk menciptakan keturunan bukan karena cinta. Seandainya dia menolak menikah dan dititipkan benih sang CEO, dia harus mengembalikan uang yang digunakan untuk biaya operasi dan perawatan ibunya dalam waktu yang singkat.

Lalu, apakah gadis itu bersedia dititipkan benih sang CEO?

Ikuti yuk, kisahnya!

chap-preview
Free preview
BAB 1. SANG PENOLONG
"Maaf, Nona, kalau tidak segera ditandatangan, operasi tidak bisa dijalankan." Seorang suster menyerahkan berkas berisi catatan persetujuan operasi, lengkap dengan jumlah biayanya pada seorang gadis berwajah cantik, tetapi sembab. Mulut gadis itu menganga, mata membulat sempurna saat membaca jumlah biaya yang harus dia sediakan. "Mahal sekali," gumamnya. "Zaman sekarang memang serba mahal, Nona. Baiklah saya tunggu lima belas menit dari sekarang, jika sudah ditanda tangan tolong ke tempat informasi." Wanita berseragam putih itu meninggalkan sang gadis dalam kebingungan. Almeta, gadis yang hatinya tengah dilanda duka itu mondar-mandir dengan gelisah di depan pintu ruang perawatan, di mana di dalamnya sang ibu berbaring tidak sadarkan diri. Satu-satunya keluarga yang dia miliki tengah koma, korban kecelakaan sampai kepala belakangnya membentur trotoar sehingga mengakibatkan pendarahan yang cukup serius. Sang ibu harus dioperasi besar dengan biaya yang tidak sedikit. Almeta ditekan oleh perawat maupun dokter untuk segera menandatangani persetujuan operasi tersebut, kalau tidak, ditakutkan hidup ibunya tidak lama lagi. Almeta bukan tidak mau ibunya selamat, tentu saja dia ingin wanita nomor satu di hidupnya itu mendapat penanganan terbaik dan sesegera mungkin dioperasi, hanya saja biaya sebesar itu dapat dari mana. Almeta terlahir dari orang tidak mampu, jangankan untuk biaya operasi yang puluhan bahkan mungkin sampai ratusan juta, untuk makan sehari-hari saja mesti banting tulang. Pekerjaan Almeta hanya membantu di sebuah kantin sekolah dengan upah harian, mana cukup untuk biaya operasi tersebut, sedangkan ibunya seorang guru honorer di sekolah yang sama dengan Almeta bekerja dengan gaji yang jauh dari kata mencukupi. Terkadang dapat walau tidak seberapa, terkadang tidak dapat sama sekali. Air mata Almeta mengalir deras. Otaknya sungguh tidak mampu berpikir jernih, bagaimana cara dia mendapatkan uang ratusan juta untuk biaya operasi. Yaa Allah, tolong bantu hamba mencari jalan keluarnya, doa gadis itu dalam hati. Almeta terduduk lemas di bangku, menutup wajah dengan kedua telapak tangan, siku bertumpu di paha. Bahunya berguncang, gadis itu menangis tersedu. "Ekheeem." Terlonjak, suara wanita memaksa Almeta untuk mendongak. Dia terpaku sesaat, satu meter di hadapannya berdiri wanita dewasa memakai terusan span hitam selutut, jas warna senada membalut kemeja putihnya. Rambutnya disanggul rapi, wajah putih bersih, ada tahi lalat kecil menghias di sudut bibir bawah. Almeta terpaku untuk sesaat, apakah yang ada di depannya ini malaikat penolong? Seandainya itu benar, Ya Tuhan, terima kasih Engkau telah mengirimnya. Sang gadis buru-buru berdiri. Kepala yang terasa berat dan pening efek sering menangis, ditambah kondisi lemah akibat tekanan batin membuat tubuh Almeta sedikit limbung. Refleks sang wanita menahan lengannya supaya tidak jatuh. "Maaf, Nyo-nya, Anda siapa?" Almeta mendadak gugup. "Saya Lena. Bukannya Ibu Anda harus segera operasi?" Dahi Almeta mengernyit, merasa belum pernah mendengar nama itu. Apakah wanita dengan tinggi sebahu darinya itu seorang dokter bedah, bagaimana dia bisa tahu perihal ibunya? "Iya, Nyonya Lena." Almeta menjawab singkat. "Kalau begitu, apa yang Nona tunggu? Segera tandatangani berkas itu!" Sang wanita menggerakkan bola matanya ke arah lembaran kertas yang Almeta genggam. "Ta-tapi, Nyonya, saya tidak mampu membayar operasinya? Dari mana saya dapat biaya sebanyak itu?" Air mata Almeta kembali mengalir. "Nona tenang saja, sudah ada yang membayar semua biaya operasi dan perawatan ibu Anda sampai sembuh." Suara Lena begitu tenang, tapi bagai petir menyambar telinga Almeta. Gadis itu merasa tengah bermimpi. Rasanya sulit dipercaya jika ini nyata, kecuali wanita itu sedang main-main, atau mencoba menipunya. "Kenapa diam? Apakah Nona tidak percaya?" ucap Lena yang setiap katanya diucapkan secara formal. Gadis cantik berwajah pucat itu menggeleng kuat. Namun, dia masih merasa aneh, ada wanita tidak dikenal tiba-tiba menawarkan pertolongan yang jelas bukan perkara kecil, menyangkut biaya rumah sakit yang jumlahnya sangat besar. "Nona Almeta, apakah berkasnya sudah ditandatangan? Ibu Anda tidak bisa menunggu lebih lama lagi!" Suster tadi kembali, rautnya terlihat kesal, karena Almeta belum juga menyerahkan berkas penting itu. "Nona Almeta Azhalia, pertolongan yang ditawarkan tidaklah main-main. Tidak ada kesempatan kedua atas penawaran ini. Cepat tanda tangan atau ibu Anda mati? Pilihan ada di tangan Nona!" Batin Almeta berperang hebat. Jikapun benar Lena berniat menolongnya pasti akan ada timbal balik, tidak mungkin dengan cuma-cuma. Ya Tuhan, jangan biarkan aku memberi keputusan yang salah, batin Almeta. "Suster, cepat bantu bawa pasien ke ruang operasi, dia tidak sanggup menunggu lagi!" Seorang perawat lain menyusul temannya dengan wajah panik. Jantung Almeta serasa rontok mendengar kabar tersebut, tubuhnya hampir ambruk andai wanita berwajah bulat itu tidak kembali menahannya. "Nona Almeta ...." "Baiklah ... baiklah! Mana bolpoinnya, saya tidak memilikinya?" teriak gadis itu panik, kemudian menyambar benda kecil yang dia butuhkan dari tangan Lena. Tergesa-gesa menyoretkan beberapa tanda kepemilikannya di kertas tersebut, lalu menyerahkannya pada sang suster yang masih setia menunggu. Almeta menjatuhkan diri duduk di kursi. Tulang-belulangnya serasa terlepas semua dari persendian, mengakibatkan badannya benar-benar lemas tidak bertenaga. "Keputusan yang tepat." Senyum kecil tersungging di bibir wanita yang masih berdiri di hadapan Almeta. "Saya sudah menyetujui saran Anda. Saya yakin bantuan Nyonya tidak cuma-cuma, apa yang harus saya lakukan sebagai timbal baliknya?" tanya Almeta terdengar pasrah. Apa pun yang akan wanita itu minta akan Almeta lakukan, karena pertolongannya yang begitu besar. Jika meminta dibayar lagi dengan rupiah, rasanya dia tidak sanggup, mungkin dengan tenaga, sebagai pelayan di rumah Lena seumur hidup, barulah bisa teratasi. "Saya tidak meminta timbal balik apapun dari Anda, Nona. Cukup hanya dengan Nona ikut saya." "Ikut Nyonya? Ke mana?" "Ikut saya ke kediaman sang penolong Nona yang sebenarnya." "Jadi, bukan Nyonya Lena langsung yang menolong saya?" Wanita yang ditafsir berusia empat puluh tahun itu menggeleng. "Mari ikut saya sekarang juga, Nona. Mobil bersama supirnya sudah menunggu kita." Alih-alih mengikuti, Almeta menarik ujung jas Lena sehingga kakinya urung melangkah. "Tapi, saya tidak bisa meninggalkan ibu sendirian di sini." "Nona tenang saja, ada yang akan menggantikan Nona menunggu ibu Anda di sini. Sebaiknya kita segera pergi jangan sampai membuang waktu." Cemas, ragu, bingung, semua rasa berkolaborasi jadi satu membuat Almeta tidak juga beranjak dari tempatnya. Lena terlihat mulai kesal. "Apakah Nona ingin membatalkan operasi ibu Nona?" "Ah, tidak. Baiklah saya ikut Nyonya. Tapi Nyonya janji ada orang yang bakal mengganti saya menemani ibu." Lema mengangguk kaku. "Jangan khawatir." Akhirnya dengan perasaan yang berkecamuk, Almeta terpaksa mengikuti Lena. Dia berusaha berbaik sangka bahwa wanita itu tidak berniat jahat. Namun, ada satu pertanyaan yang menjejali isi kepala Almeta, siapa gerangan di balik Lena yang sudah menolongnya? Bersambung

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.6K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.4K
bc

TERNODA

read
198.7K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.8K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
58.9K
bc

My Secret Little Wife

read
132.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook