Aku sudah bilang Ayah kalau Mas Gala akan telepon sore ini. Soal nama, mau tak mau aku memang harus memberi tahu. Mas Gala pun sudah setuju. Namun, tentu saja. Untuk nama, aku hanya berani menyebut nama panggilan. Perihal nama lengkap, itu lain kali. Aku takut Ibu akan langsung me-notice nama belakang Mas Gala. Rakyandanu, Pranandanu. Orang Asli Jogja kemungkinan akan langsung familiar. Ah, aku juga bilang Ayah kalau Mas Gala sedang berada di Belanda untuk penelitian lanjutan. Makanya soal waktu harus mau menyesuaikan. Ayah tak masalah, yang penting beliau bisa mendengar suara laki-laki yang kumaksud. Sepertinya, Ayah agak menangkap kebohonganku. Makanya beliau memberi tantangan yang seekstrem itu. Jujur, aku mulai berdebar-debar. Pasalnya, kini sudah tiba saat aku harus menelepon Mas

