bc

Takdir Cinta Rayana

book_age12+
1.5K
FOLLOW
8.8K
READ
love-triangle
family
friends to lovers
goodgirl
princess
comedy
sweet
campus
first love
friendship
like
intro-logo
Blurb

Rayana Az-Zahra adalah princess kesayangan keluarga Pramudya, pengusaha sukses nomor dua di Indonesia. Terlahir dari kalangan berada, membuat hidupnya selalu beruntung. Apa yang ia mau, pasti ia dapatkan dengan mudah. Sayangnya, kisah asmaranya tak seberuntung itu. Rumit dan penuh rintangan.

"Aku cinta sama kamu Ray (Rayhan). Tapi kenapa mengejarmu seperti mengambil mawar di tepi jurang? Penuh dengan perjuangan dan lika- liku." lirihku dalam hati.

~Rayana Az-Zahra.

Takdir cinta seseorang memang seperti misteri. Tidak ada yang bisa menebaknya. Tapi percayalah, skenario-Nya lebih indah dari apa yang kita rencanakan.

Ini kisah tentang cinta, persahabatan, perjuangan, pengkhianatan hingga berhijrah. Semoga banyak hikmah yang dapat dipetik dari perjalanan panjang Rayana ini.

cover by Lanamedia

chap-preview
Free preview
Gombalan Sang Most Wanted Girl
Rayana pov Holla guys, kenalin namaku Rayana Az-Zahra. Aku biasa dipanggil Ana, mahasiswi semester delapan jurusan ekonomi di salah satu universitas ternama di Jakarta. Dari kecil sampai sekarang, aku terbiasa mendapatkan apa yang aku mau dengan mudah. Mulai dari tas dan sepatu branded, mobil keluaran terbaru, sampai traveling ke berbagai mancanegara. Kok bisa gitu ya??? Karena aku merupakan princess kesayangan keluarga Pramudya, pengusaha sukses nomor dua di Indonesia. Terlahir sebagai anak kaya raya yang hartanya tidak akan pernah habis sampai tujuh turunan, membuat hidupku selalu sempurna. Semua keinginanku selalu aku dapatkan dengan mudah, semudah membalikkan telapak tangan. Selain memiliki keluarga yang penuh dengan cinta dan kasih sayang, hadirnya dua orang sahabat terbaik seperti Luna dan Clarissa, semakin menambah kesempurnaan hidupku. Sahabat yang selalu ada untukku, mendukungku, dan menemaniku menjalani masa-masa perkuliahan yang penuh dengan warna-warni kehidupan. Tapi kalian harus tahu, bahwa kisah asmaraku tidak se-sempurna itu, tak semudah seperti aku minta ini itu kepada kedua orang tuaku, tapi rumit dan penuh liku, guys... Inilah kisah hidupku, perjalanan panjang penuh liku, dalam mengejar cinta hingga berhijrah. ********** Author pov Pagi ini Rayana kesal bukan main. Bagaimana tidak, mimpi indahnya terganggu oleh suara ketukan pintu dan suara melengking sang Bunda. Tok.. Tok.. Tok.. "Rayana. Bangun sayang, shalat subuh dulu. Sudah mau jam setengah enam lho," teriak Bunda Hanum. Bundanya Ana. Sambil mengetuk pintu kamar anak bungsunya dengan keras, disertai dengan teriakannya yang kencang dan melengking. "Hmmm," jawab Ana dengan gumamannya. "Bangun gak kamu! Kalau nggak Bunda dobrak nih pintunya," ancam sang Bunda, karena perintahnya hanya dibalas dengan gumaman oleh Ana. "Oke, oke, Bunda. Ana bangun," jawab Ana sambil bergerak membuka pintu dengan matanya yang masih sayu karena mengantuk. "Kamu itu anak perempuan sayang. Jam segini baru bangun, mau jadi apa kamu? Kamu tuh harus biasain bangun pagi, Ana. Sebelum subuh harusnya, biar bisa shalat tahajud dan shalat sunnah fajar. Kamu tau nggak? Shalat tahajud itu banyak banget lho keutamaannya, dan lagi shalat sunnah fajar itu lebih baik dari dunia dan seisinya," omel sang Bunda disertai dengan ceramah singkatnya. "Iyaa Bundaku, cintaku, sayangku. Besok-besok Ana bangun pagi deh, tapi gak janji yaa he he.. Lagian Bun, kalau Bunda marah-marah terus, kapan Ana shalatnya coba?" jawab Ana sambil cemberut mendengar ocehan dan ceramahan sang bunda. "Kamu ini, ya sudah buruan sana shalat. Setelah itu jangan tidur lagi lho, langsung mandi terus siapin segala keperluan kamu untuk kuliah hari ini." "Siap, Bunda," ucap Ana patuh, dan sang Bunda pun akhirnya mengakhiri omelannya, kemudian pergi meninggalkan kamar sang putri. ********** Pagi ini sekitar jam delapan, Ana keluar dari kamarnya. Kemudian turun menuruni anak tangga rumahnya yang mewah, menghampiri sang Bunda yang tengah sarapan pagi di meja makan seorang diri. "Pagi, Bunda. Bunda kok sarapannya sendiri? Ayah sama Abang mana, Bunda?" sapa Ana pada sang Bunda yang sedang mengolesi roti tawar dengan selai coklat, selai favoritnya sejak kecil. "Pagi, princess. Sudah berangkat ke kantor lah, sayang. Sekarang kan sudah jam delapan. Kamu sudah rapi begini ada kuliah pagi?" jawab Bunda Hanum, kemudian kembali bertanya, sambil melirik putrinya yang nampak cantik dan anggun, dengan dress panjang, rambut yang dibiarkan terurai indah, juga tas branded-nya yang ia selempangkan di pundak. "hehe iya, ya. Iya, Bunda. Ana ada jadwal kuliah pagi nih, Ana langsung berangkat kuliah aja ya kalau gitu. Keburu telat, nanti kena omel dosen killer lagi, males tau Bun dapet hukuman terus," jawab Ana dengan tangannya yang langsung merampas roti yang sudah diolesi selai coklat kesukaannya, milik sang Bunda. "Kamu ini asal rampas aja, ya sudah hati-hati di jalan," omel sang Bunda sambil menggelengkan kepalanya beberapa kali, melihat tingkah anaknya itu yang asal merampas saja roti miliknya. Ana yang kena omelan sang Bunda hanya cengengesan dan langsung menghadiahi ciuman manis di pipi sang bunda. "Dah, Bunda. Assalamu'alaikum." "wa'alaikumussalam." ********** Sesampainya di kampus. Gadis cantik berpenampilan feminim dengan dress panjang, dan rambut panjangnya yang dibiarkan terurai, berjalan menghampiri kedua sahabatnya. "Hai girls," sapa Ana. "Hai princess Pramudya," jawab Luna. Sahabat Ana yang cantik, dengan gayanya yang tomboy, dan rambut panjangnya yang dikuncir kuda. "Hai Ana," jawab Clarissa. Sahabat Ana yang lain, yang tentunya sama cantiknya dengan mereka berdua. Tapi penampilannya 180 derajat berbanding terbalik dengan kedua sahabatnya. Ya, Clarissa berhijab. Namun tetap modis dan trendy dengan style andalannya. "Jam segini baru dateng, pasti kamu bangun kesiangan lagi ya, Na?" tanya Luna yang sudah sangat hafal dengan kebiasaan Ana. "He he, kamu paling tau aku deh, Lun. Yuk girls, kita ke kelas. Kayaknya sebentar lagi kelas dimulai deh," ucap Ana sambil terkekeh, kemudian mengajak kedua sahabatnya menuju kelas. ********** Tak terasa kelas berakhir begitu cepat. Kini tinggal mereka dan beberapa temannya yang lain yang masih berada di ruangan itu, dengan aktivitasnya masing-masing. Ada yang sedang ngerumpi cantik membahas para selebritis, ada yang sedang asyik dengan gadget-nya, ada yang sedang asyik belajar, bahkan ada yang sedang asyik tiduran di pojokan. "Girls, kantin yuk. Aku lapar nih, baru sarapan roti tadi pagi," ajak Ana kepada kedua sahabatnya, Luna dan Clarissa. Mereka berdua yang memang juga merasa lapar pun mengangguk menyetujui, dan berlalu menuju kantin. "Eh, Na. Itu tuh gebetan kamu, samperin gih sana," goda Luna sambil menepuk bahu Ana. "Pengennya sih kesana, Lun. Tapi kalian tau sendiri kan, gimana kelakuan dia kalau deket aku. Cuek, datar dan dingin kayak manusia kutub," jawab Ana dengan wajah cemberutnya, sambil melirik gebetannya yang sedang duduk di kantin. Bagaimana tidak disebut manusia kutub oleh Ana coba, kalau setiap kali Ana mengajaknya mengobrol, dia selalu menjawabnya dengan singkat, cuek, datar dan dingin layaknya manusia kutub. Sebenarnya bukan hanya kepada Ana saja dia bersikap seperti itu, tapi kepada semua perempuan yang berinteraksi dengannya. kalau ditanya kenapa, bukan muhrim katanya. "Bukan sama kamu aja kali Na, dia memang begitu ke semua perempuan. Mungkin dia jaga pandangan kali," sela Clarissa. "Udah, kita gabung kesana yuk. Mumpung bangku depannya masih kosong tuh. Nanti keburu di isi orang tau," ajak Luna sambil menarik tangan kedua sahabatnya. "Hai, Rayhan. Kita gabung duduk disini ya," izin Luna yang hanya dibalas Rayhan dengan anggukan. "Tuh kan, ditanya cuma ngangguk doang jawabnya, dasar manusia kutub! Pelit banget sih ngeluarin suara. Tinggal bilang iya silahkan aja susah banget. Ewhh," ucap Ana dalam hati sambil menatap Rayhan tajam. "Eh, kok cuma Rayhan aja sih yang disapa, aku gak disapa nih?" omel Leo, sahabatnya Rayhan. Di meja itu kan bukan hanya Rayhan saja yang duduk, tapi juga Leo. Kenapa Rayhan disapa, Leo tidak? "Siapa kamu memangnya harus aku sapa juga?" "Aku? Aku kembarannya Rayhan lho. Masa orang seganteng ini gak kenal sih" "Kembaran dari Hongkong, mimpi kamu. Nggak pantes tau ngaku-ngaku jadi kembarannya Rayhan. Kamu ganteng? Iya sih, kalau dilihat dari ujung sedotan, ha ha ha" Dan setelah itu hanya terdengar adu mulut dari Luna dan Leo yang seperti Tom dan Jerry. Berbeda dengan Ana dan Clarissa yang terpaku memandangi wajah tampan Rayhan yang tengah asyik memakan baksonya. "Kenapa?" tanya Rayhan dengan satu alisnya yang terangkat, karena bingung ditatap sedemikian intensnya oleh perempuan cantik di depannya, yang langsung bergerak salah tingkah saat ia tanya. Rayhan hanya menyadari tatapan intens Ana yang duduk di depannya, menatapnya sedari tadi. "Eh..Em..Ng..Gak nggak papa," jawab Ana terbata, dengan wajahnya yang sudah bersemu merah kerana kepergok mencuri pandang ke arah Rayhan. "Ekhem, Ray.. Aku boleh nanya sesuatu nggak?" tanya Ana ketika sudah berhasil mengontrol kegugupannya, yang hanya dibalas anggukan oleh Rayhan. "Gila, irit banget sih ini orang. Ditanya cuma ngangguk doang. bales kek, apa, Rayana? Atau apa, Na? Atau cuma Apa? Doang aku udah seneng kok. Dasar manusia es! Manusia kutub!" dumel Ana dalam hati sambil menatap Rayhan tajam. "Em, Ray.. Ibu kamu ngidam apa sih waktu hamil kamu?" tanya Ana yang dibalas tatapan bingung oleh Rayhan, dengan satu alisnya yang terangkat. Begitupun kedua sahabatnya, juga Leo. Sontak Ana pun memasang tampang bertanya seolah berkata ini orang-orang kenapa pada gitu sih responnya? Aku kan cuma pengen tau aja. Bagaimana mereka tidak bingung mendengar pertanyaan aneh Ana, pasalnya pertanyaan seperti itu biasanya berujung dengan gombalan. Masa sih seorang Rayana Az-Zahra (most wanted girl) di kampus mereka, yang biasanya selalu mendapat gombalan dari para pria, kini rela dan berani untuk menggombal? "Ya nggak apa-apa sih, Na. Tumben aja kamu kayak gitu. Jangan-jangan kamu suka ya sama Rayhan? Kamu mau ngerayu dia ya?" tanya Leo. Sambil menaik turunkan kedua alisnya, yang direspon salah tingkah oleh Ana. Berbeda dengan Rayhan yang hanya fokus terhadap makanannya, seraya tersenyum kecil. yang sayangnya tidak terlihat oleh Ana yang sibuk menghilangkan semu merah di pipinya sembari menunduk. Kalau Ana lihat, beh bisa-bisa baper tuh si Ana melihat senyum menawan Rayhan. He he. "Ng..Nggak apa-apa jawab aja," elak Ana dengan terbata-bata. "Nggak tau tuh, saya gak pernah nanya soalnya. Kenapa memangnya?" jawab Rayhan sekenanya. "Nggak apa-apa sih. Aku cuma penasaran aja. Ibu kamu dulu ngidam apa sih sampai bisa ngelahirin anak seganteng kamu? Bikin mata aku nggak bisa berkedip kalau lagi mandangin kamu," ucap Ana polos. Dan tidak tau efek apa yang akan terjadi di sekitarnya, akibat ucapan polosnya itu. "Uhuk uhuk"

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
55.5K
bc

Dua Cincin CEO

read
231.5K
bc

The Ensnared by Love

read
104.0K
bc

Married By Accident

read
224.4K
bc

ARETA (Squel HBD 21 Years of Age and Overs)

read
58.2K
bc

Me and My Broken Heart

read
34.6K
bc

Dependencia

read
186.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook