bc

Love My Enemy

book_age18+
531
FOLLOW
3.4K
READ
revenge
arranged marriage
arrogant
goodgirl
boss
sweet
bxg
campus
office/work place
enimies to lovers
like
intro-logo
Blurb

Selama 21 tahun hidup, Lera merasa baik-baik saja, tidak ada satupun kesusahan yang ia lami sampai dimana sang Nenek datang untuk menyita semua asetnya, kartu ATM juga diblokir oleh sang Ayah.

Kesialannya bertambah ketika sang Nenek memintanya untuk bekerja di perusahan sepupunya, Demon Estanbelt. Tidak masalah jika ia menduduki jabatan sebagai sekertaris maupun menejer, tapi sialnya sang Nenek menempatkannya pada posisi Cleaning Service!

Tidak hanya di situ, Lera semakin frustasi ketika hidupnya digenggam oleh Stephano Bian Atmaja. Entah kesalahan apa yang sudah Lera perbuat pada pria itu, yang pasti pria psikopat itu tidak bisa membuatnya melarikan diri.

"Kau pikir aku menikahimu karena aku mencintaimu?" bisik Bian tepat ditelinga Lera.

Lera mengepalkan tangannya, "Aku tidak akan membiarkanmu merusak keluargaku, Bian! Tidak akan!"

Bian tersenyum, "Maka tetaplah disisiku untuk mengontrol apa yang boleh dan tidak boleh aku lakukan pada mereka."

Impian Lera untuk menikah dengan orang yang dia cintai sirnah dalam sekejap. Dapatkah dia bertahan untuk menghadapi Bian? Melindungi keluarganya? Atau justru jatuh kedalam pesona psikopat tampan itu?

chap-preview
Free preview
Fist Impression
"Tante Lera!" Seorang perempuan yang namanya baru saja diteriakkan oleh bocah berumur 4 tahun langsung menoleh. Wajah ayunya terlihat bersinar saat melihat anak lelaki yang saat ini tengah berlari ke arahnya. Sebuah tawa jenaka lepas begitu saja kala anak itu meloncat ke arahnya, memeluknya erat. "Tumben Tante mau jemput Erry ke sekolah?" oceh anak lelaki tersebut sambil menggembungkan pipinya gemas. Tawa jenaka Lera berubah jadi kekehan canggung. 'Ah, ini gara-gara Emo!' umpatnya dalam hati jika mengingat kejadian pagi tadi. Seharusnya hari ini adalah hari liburnya, hari dimana ia menghabiskan seluruh waktunya berburu barang-barang keluaran terbaru di mall dan bersantai dengan ditermani beberapa orang yang menata rambut juga kukunya di salon. Namun siapa sangka jika badai akan datang, sang sepupu si diktator sejati mengiriminya pesan untuk menjemput Erry di sekolah. Sejujurnya Lera bisa saja menolak, namun resiko atas pembangkangannya itu terlalu besar. Ia tidak mau kehilangan donatur tetapnya begitu saja. Jadi, dengan menggunakan seperempat hatinya yang tidak ikhlas, Lera akhirnya memutuskan untuk pergi menjeput Erry. "Urrrm ... berhubung hari ini tante sedang tidak sibuk jadi tante jemput Erry ke sekolah." Erry mencebikkan bibirnya, "Bohong! Bilang saja kalau Ayah yang memaksa tante Lera, kalau bukan karena Ayah mana mau tante jemput Erry." Lera berdecak tak percaya. Wah, adik sepupunya ini mempunyai mulut yang sama seperti ayahnya. "Tante sedang tidak sibuk kan? Ya sudah kalau begitu temani Erry main dulu di taman dengan teman-teman, Erry ada pertandingan layang-layang!" Oh, no! Lera tidak bisa untuk tidak membelalakkan matanya saat mendengar ocehan bocah itu. Tidak, sudah cukup menyebalkan untuk sampai di tempat ini dan dia tidak ingin— "Erry!" Lera memejamkan mata dan menahan diri untuk tidak mengumpat saat adik sepupunya itu sudah melesat pergi dengan teman-temannya. . . . "Wow, pohon yang lumayan tinggi." Lera mendesah sambil menatap layang-layang yang tersangkut di atas pohon. Lera sangat yakin bahwa hak sepatu yang ia pakai saat ini sama sekali tidak membantu dirinya untuk mengambil layang-layang itu. "Erry, bagaimana kalau kita beli layang-layang yang baru saja?" Oh, Plis ... buat ini jadi mudah.  "Tidak mau! Itu kan layang-layang yang dikasih sama temen Erry. Kata Ayah, Erry harus menghargai pemberian orang lain." Pidato yang bagus, Emo. Pikir Lera masam. Bayangan tentang tubuhnya yang dipijat oleh tangan-tangan tukang pijat profesional langsung sirnah, hari ini ia tidak akan bisa mampir ke salon langganannya.  "Sial, Emo akan  membayar mahal rengekan putranya!" Lera kemudian kembali mendongak ke atas untuk melihat layang-layang sialan berwarna merah jelek. Lera berdecak sebentar sebelum memutuskan untuk melepas sepatu kesayangannya dan mulai meloncat-loncat di udara. "Ayo Tante, sedikit lagi!" seru Erry, ia mencoba memberi semangat pada tantenya tersebut. "Sedikit lagi apanya? Bahkan ujung tali layang-layangnya saja belum tersentuh oleh jemari cantikku." dengus Lera seraya menatap layang-layang sialan di atas sana kesal, sangat kesal. Kali ini Lera mengikat rambutnya tinggi-tinggi dan menggulung lengan bajunya. Lera sudah mengambil ancang-ancang untuk melompat namun sebelum itu, tubuhnya sudah melayang ke udara lebih dulu.  "Kyaaa ... apa yang kau lakukan, b******k!" Lera memekik histeris saat mendapati seorang pria dengan setelan jas yang rapi sedang mengangkat tubuhnya. Pria itu memutar matanya bersamaan dengan dengusan keras. "Cepat ambil layang-layangnya, kau bisa mematahkan tanganku." Apa dia bilang? Lera sudah mengumpulkan segala macam sumpah serapah untuk ia muntahkan pada pria tidak sopan itu namun saat retinanya kembali menatap wajah harap-harap cemas Erry, ia memutuskan untuk menyimpannya kembali. "Baiklah," katanya, kemudian kembali berusaha untuk mendapatkan layang-layang jelek itu, sampai dimana sebuah insiden tidak bisa terelakkan.  "Aaaakh ... sialan!" erangan marah bercampur sakit baru saja lolos dari mulut Lera.  Iris cokelatnya menatap bengis sosok pria yang saat ini tengah tersenyum manis seraya memberikan layang-layang yang sudah ia dapatkan dengan setengah mati itu pada Erry. Hal yang membuat tangki kekesalan Lera membuncah karena pria itu sama sekali tidak membantu Lera kembali berdiri setelah menjatuhkannya cukup keras dan tidak minta maaf. "Heeey ... beraninya kau menjatuhkanku!"  Pria itu menoleh, ada seringai menyebalkan di wajah tampannya, "Ck, siapa yang tahan menggendong kerbau!'' Lera berkedip beberapa kali kemudian tatapannya mengamati dirinya sendiri. 'Kurang ajar! Badan langsing begini dia bilang kerbau!'  decaknya sebal. Iris cokelat terangnya kemudian balik mengamati pria itu. 'Ck, stelan kantor, wajah tampan, dompet tebal. Tipe playboy seperti Emo.'  Oh, sepertinya Lera tahu apa yang harus ia lakukan pada pria ini. Dengan sekali ayun, pria sombong itu langsung membungkuk memegangi kakinya. Ya, seperti itulah yang sering ia lakukan pula pada sepupu playboy-nya. Sebuah tendangan manis ia daratkan tepat di tulang kering. "Bagaimana rasanya ditendang oleh kerbau? Sakit?" Lera tertawa puas, kemudian setelah itu ia lekas menggandeng Erry. "Ayo, sayang, kita pulang." "Tapi Tante, Om itu kasihan." "Biar saja, dia memang pantas mendapatkan-" ucapan Lera tak pernah selesai karena ia baru saja ditarik ke belakang. Dan Lera kini tengah membelalak saat merasakan ada bibir lain yang menempel di bibirnya. "Itu adalah hukuman karena kau sudah membuat kaki-ku sakit." Pria itu berbisik di telinga Lera. Sebelum pergi menuju mobilnya, pria itu menghampiri Erry. Jemari panjangnya mengacak rambut bocah lelaki itu gemas. "Lain kali jangan mau pergi dengan kerbau bodoh." Lera memejamkan mata. Ia marah, geram, dan malu bercampur jadi satu. Saat Lera membuka mata dan bersiap memuntahkan kemarahannya, ternyata pria itu sudah tidak ada di sana. Sial! "Kemana perginya si b******k itu?!" sungutnya kesal. Erry mengerutkan dahinya sambil mengerucutkan bibir, "b******k itu apa Tante?" Glup! Oh, mulut sialan!  Lera meneguk ludahnya cukup kesulitan. Dia memejamkan mata sejenak sambil menghela napas beberapa kali sampai emosinya cukup reda. "Huuuuft ...." sekarang dia sudah siap untuk menghadapi Erry dan segala rasa ingin tahunya akan hal-hal baru. "b******k itu artinya tampan, sangat tampan." dan sebuah kebohongan akhirnya tercipta.  Dalam hati, Lera hanya berdoa semoga sepupu kecilnya tersebut tidak menanyakan atau tidak menyebut ayahnya —Demon Estanbelt— dengan kata-kata umpatan tersebut.  "Tamat riwayatku kalau itu sampai terjadi!" gumamnya kemudian, menatap Erry dengan sebuah senyum kecut.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Loving The Pain

read
3.0M
bc

Way Back Into Love || Indonesia

read
13.1K
bc

Skylove

read
115.1K
bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
77.8K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
39.9K
bc

Long Road

read
148.2K
bc

Symphony

read
184.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook