Four D

1122 Words
"Tidak ada yang membuatku bahagia selain berkumpul bersama orangtua dan saudaraku. Dimana kami bisa menangis dan tertawa bersama." DisaLove Diary *** Rewindra sedang duduk menikmati sore sembari memperhatikan anak-anaknya yang sedang bermain air di kolam renang yang ada di halaman belakang rumah. Disebelahnya tampak Disa yang hanya duduk bersandar pada sang daddy. Daniz yang masa kecilnya sangat usil setelah menginjak usia 15 tahun berubah menjadi lebih tenang cenderung dingin , sementara Disa tak banyak berubah hanya saja wajahnya semakin cantik dengan sikapnya yang lembut namun tegas , sifat sikembar sangat menurun dari sifat Rewindra maupun Araela . Sementara Derryl sangat humble dan usil diusianya yang ke 10 tahun . Dan sibungsu Darifa Syafila Putri Rewindra balita berusia 3 tahun bertubuh gendut yang sedang senang-senangnya berceloteh apa saja . "Daddy tolongin Ifa ! Bang Dalil nakal ." teriak Darifa yang memakai pelampung bebek dan sedang diguncang - guncang oleh Darryl yang tertawa melihat adik lucunya ketakutan . "Darryl , jangan buat ifa takut ." bentak Daniz yang baru keluar dari kolam dewasa dan masuk ke kolam balita untuk mengendong Ifa yang sudah menangis . Sementara Disa bertugas menarik telinga Darryl membuat bocah laki-laki bertubuh montok itu meringis kesakitan . "Daniz ! Ajak adikmu masuk kerumah , sudah sore sayang ." panggil Araela dengan handuk dan kimono ditangannya dan tak lupa secangkir kopi hitam untuk suami tercinta. Dibelakang Araela bi Darsih membawa nampan berisi jus mangga dan s**u coklat serta cemilan sore . Daniz menurunkan Darifa yang langsung menghambur ke pelukan Araela dengan bibirnya yang mengerucut lucu . "Mommy abang Dalil ganggu ifa," adu Ifa dengan mimik lucunya , membuat Araela gemas dan menciumi pipi gembil Ifa sambil mengeringkan tubuh gemuk putrinya kecilnya . "Iya nanti Abang Darryl dihukum sama Daddy ." "Daddy," rengek ifa beralih ke Rewindra yang sedang mengeringkan tubuh Derryl yang asik mengunyah keripik kentang hingga penuh mulutnya . "Iya Derryl daddy hukum. Tidak boleh minum s**u selama dua hari," sahut Rewindra yang sudah selesai memakaikan kimono mandi ketubuh Derryl . "Kenapa Daddy sangat kejam , kalau Derryl nggak minum s**u Derryl bisa kurus dan lemas. Daddy mau anaknya kurus dan nggak tampan lagi , kasihan loh dad, nanti daddy ditegur sama komnas anak ." Derryl melayangkan protes yang langsung mendapat sentilan Daniz dikeningnya "Lebay! Cuman nggak minum s**u selama 2 hari, nggak akan bikin kamu kurus ndut," ucap Daniz yang sudah duduk di sebelah Araela sembari meneguk jus mangga dan berebut camilan dengan Derryl . "Dad , kita makan diluar yuk , Disa lagi pengen makan iga bakar , boleh ya, Dad?" rayu Disa yang bergelayut manja dibahu Rewindra. Disa tidak ikut berenang dengan ketiga saudaranya karena masih belum pulih dari demamnya. "Tanya sama, Mom." Seperti biasa, Rewindra hanya menjawab dengan kosa kata yang irit sambil mengelus rambut panjang Disa . "Mommy boleh ya?" rayuan Disa berpindah ke Araela yang sedang memakaikan baju Darifa berhenti sejenak menatap ketiga anaknya yang juga sedang menatap dengan penuh harap lengkap dengan wajah gemesin. "Oke , kebetulan mommy belum masak untuk makan malam ." jawaban Araela membuat ketiga anaknya bersorak senang termasuk Ifa yang tidak tahu apa yang membuat ketiga kakaknya bersorak senang . "Thank you Dad , mommy I love they are ." ucap Disa sembari mencium pipi Rewindra lalu Araela . "Bersiaplah , kita pergi setelah sholat maghrib," ucap Araela sembari menyerahkan si kecil Ifa kepelukan Rewindra yang langsung disambut dengan ciuman gemes Rewindra di kedua pipi gembil putri bungsunya. "Mom , Derryl ntar beli permen kapas ya , lalu pisang keju , donat coklat sama es pelangi ." ucap Derryl yang menggandeng Araela masuk kedalam rumah , Araela hanya mengangguk saja . "Makan mulu , lihat badanmu sudah seperti karung beras, Kian ." Daniz gemes sekaligus sedikit kesal dengan adik gemesnya ini. Tiada waktu tanpa makan, itulah Derryl. Dan yang paling membuat kesal yaitu saat disuruh olah raga. Ada saja alasannya, tapi kalau Daddynya sudah mengajak ke Dojo , Derryl akan manut tanpa alasan apapun . "Biar saja kayak karung beras , yang penting daddy dan mommy sayang , daripada bang Daniz badannya kurus ." "Hei gendut! abang bukan kurus ya tapi atletis dan sixpact kayak Daddy. Iya emang bener sekarang daddy momny sayang tapi ntar pas lebaran qurban kamu dijadiin rendang ." celoteh Daniz langsung mendapat delikan tajam mommynya . "Abang Jangan buat nangis adikmu ." "Telat mom sigendut udah mewek," sahut Disa sembari mengelus dan mencubitin pipi Derryl yang seperti bakpao ayam , sementara Daniz sudah ngacir menyusul Daddynya ke masjid . "Abang adikmu tungguin ." teriak Araela ketika dilihatnya Daniz sudah berada diteras . "Ogah biar sama daddy saja mom , Daniz sakit pinggang kalau gendong Kiano sikarung beras ." balas Daniz sambil tertawa . Araela hanya menggeleng melihat tingkah Daniz yang usil saat bersama adik-adiknya tapi sangat dingin saat berada diluar rumah . Dan Derryl Kiano Putra Wiratama selalu menjadi korban keusilannya . *** Disa hanya mengangguk-anggukkan kepala saat sang mommy memberinya wejangan. "Jangan berpanasan, jangan terlalu lelah, jangan ikut kegiatan diluar ruangan dan membutuhkan banyak gerakan." "Iya, Mom!" "Jika terasa pusing jangam diam saja. Segera kasih tahu dosen juga Abangmu!" "Iya, Mom." "Jangan minum es dan makanan pedas. Boleh jajan tapi makanan sehat, kakak tahu kan?" "Tau, Mom!" "Ya sudah, itu botol minum dan kotak makannya jangan lupa dibawa," ucap Araela seraya merapikan jaket yang di pakai Disa. "Daniz! Jika ada kegiatan yang tak bisa pulang bersama adikmu, telphone mommy!" "Iya, Mom!" Daniz mengangguk lalu mencium mommynya di ikuti Disa. "Pakai mobil, mommy saja! Sementara motor di istirahatkan dulu!" perintah Mommy kembali terdengar saat Daniz meraih helm. Tanpa protes, Daniz meletakkan kembali dua helm yang dia ambil tadi. Meletakkan kembali kunci sepeda motornya lalu mengambil kunci mobil Jazz milik mommynya. "Ingat semua pesan mommy tadi, Dek?" tanya Daniz saat mereka sudah berada di dalam mobil. "Ingat, Bang!" jawab Disa pelan. "Abang akan minta Bika untuk memantau kondisimu. Takut tiba-tiba kamu pingsan lagi." Disa hanya mengangguk tak berani membantah perkataan sang kakak. Dia sangat sadar, jika tubuhnya tidak sekuat anak lainnya. Ada penyakit yang bersemayam di tubuhnya. Disa membuka room chat pada ponselnya. Terlihat banyak pesan yang belum di bacanya. Kebanyakan pesan dari teman-teman kuliahnya yang mendoakan kesehatannya. Satu Chat yang sebenarnya dia tunggu ternyata termasuk dalam chat yang belum dia baca. Kak Akio Bagaimana kondisimu? Selalu sehat ya. Jangan capek. Maaf, Kakak tak bisa jenguk. Me Kondisi Disa sudah sehat, Kak Iya, Disa selalu ingat pesan kakak Nggak apa kak, kak Akio juga jaga kesehatan ya di negaranya Samurai X Disa tersenyum saat membaca chat dari Akio yang sudah berada di Jepang sehari sebelum dirinya di rawat di rumah sakit. "Chat dari siapa? Pake senyum gitu bacanya," tanya Daniz penasaran. "Dari Kak Akio." "Fix! Kakak restui kalian!" sahut Daniz membuat Disa memanyunkan bibirnya. "Mulai deh!" ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD