28. Dua Puluh Delapan

1181 Words

Adu pandang itu diputus oleh Nadi yang tidak tahan dengan tatapan Zillo. Dengan gugup Nadi coba menyesuaikan suaranya dengan microphone yang sudah terpasang pada standing mic di depan tempat duduknya. Nadi arahkan pandangannya pada penonton yang menatapnya antusias, berusaha tersenyum meski jelas terlihat bahwa senyum itu sedikit dipaksakan. Nadi benar-benar tidak siap untuk ini, mood-nya sedang kacau entah mengapa sejak bersitatap dengan Zillo tadi. “Ehm, selamat siang semuanya...” Sapa Nadi terdengar di seluruh penjuru sekolah melalui pengeras suara. “SIANGGGGGG!” Balas penonton semangat. Nadi masih berusaha tersenyum, matanya sibuk menghindari keberadaan Zillo yang terasa masih mengawasinya dari tempat yang sama. “Sebenernya saya nggak tahu bakalan disuruh nyanyi kayak gini, dan...

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD