The tragedy

923 Words
Lalu dengan susah payah Ren berdiri sambil memegang pedang Black stream miliknya dengan erat. Dia tidak menghiraukan keberadaan teman-temannya sama sekali, karena saat ini Ren sedang fokus menatap lawan yang sangat berbahaya, yakni Razor, dengan perisai apinya yang membara, dan hawa panas yang mampu melelehkan berbagai objek di sekitarnya.  Secara mengejutkan, tanpa basa-basi, Razor melesat dan memberikan serangan pukulan apinya lagi kepada Ren, namun dengan cepat pula Ren memberikan tebasan air yang sangat kuat, yang mampu menghasilkan arus air deras seperti air terjun di hadapannya. Lalu Walaupun jurus itu mampu menahan serangan Razor, namun serangan Razor tak berhenti sampai disitu. Selanjutnya Dengan sekuat tenaga, Razor memberikan serangan pukulan api yang jauh lebih kuat, dan dengan senyuman penuh semangat dia melesatkan serangan pamungkasnya tanpa ragu.  Maka dalam waktu yang singkat itu, Ren sempat menoleh ke belakang dan berteriak kepada Miran.  "Miran!! Bawa Ara dan Alex keluar dari sinii!!!"  Lalu Saat menerima serangan pamungkas dari Razor tersebut, Ren yang sudah benar-benar merasa kewalahan, juga harus berusaha menangkis serangan tersebut dengan mengerahkan seluruh kemampuannya. Dengan cepat Ren memutar tubuhnya, lalu disaat bersamaan arus air berbentuk spiral juga mulai tercipta dan mengelilingi sekujur tubuhnya, sehingga tubuh Ren dapat terlindungi dari serangan pukulan Razor, dan gelombang api yang dihasilkan oleh pukulan Razor akhirnya dapat disalurkan ke atas hingga menghancurkan atap lalu memporak porandakan seluruh struktur bangunan di sekitarnya.  Oleh karena itu, puing-puing bangunan mulai ambruk secara besar-besaran, dan bahkan jalan menuju ke pintu keluar pun tertutup oleh puing bangunan. Maka dari itu, Miran yang melihat bahwa atap di atasnya akan segera ikut runtuh, segera mengajak teman-temannya untuk pergi menuju jalan lain, dia berlari sambil membawa Ara, sedangkan Max berlari sambil membawa Alex. Mereka berusaha untuk keluar dari tempat itu sebelum seluruh struktur bangunan benar-benar runtuh dan menimpa mereka.  "Kakaakkk!!" Teriak Ara sambil dibawa lari oleh Miran.  Mereka berempat berlari menuju pintu depan, hingga akhirnya mereka bisa keluar dari bangunan itu. Sedangkan orang-orang yang berada diluar, tampak kaget ketika mereka menoleh, karena mereka melihat bangunan yang tiba-tiba saja ambruk, lalu dengan ekspresi wajah panik, mereka juga segera menjauh untuk menghindari bahaya dari puing-puing bangunan yang berterbangan, selain itu kepanikan juga bertambah saat debu yang pekat juga langsung menyelimuti seluruh area tersebut.  Kini keadaan di area tersebut benar-benar jadi tak karuan, pertarungan yang terjadi membuat banyak hal yang ada disana jadi hancur dan porak-poranda, bahkan suara gemuruh yang sangat besar sampai terdengar oleh masyarakat luar, dan hal itu membuat beberapa orang awam langsung menghubungi polisi.  Sementara itu, Setelah berhasil keluar dari kepulan asap dan debu, kini Miran, Max, Alex, dan Ara sudah berada jauh dari bangunan yang telah ambruk tersebut. Mereka berhenti berlari tepat di dekat para anggota kelompok Faksi angin yang sedang duduk dan terkapar tak berdaya.  Dan Seusai insiden ambruknya bangunan telah mereda, Ara segera berbalik lalu dia duduk bersimpuh sambil menangis, karena kakakknya tidak berhasil keluar dengan selamat dari insiden itu. Ara merasa sedih dan kecewa karena dia tidak mampu menyelamatkan kakaknya, begitupun juga halnya dengan Miran dan Max, mereka berdua hanya bisa berdiri dengan kepala tertunduk sambil merasakan kesedihan yang teramat dalam. Sedangkan Alex langsung bersujud sambil memukul-mukul permukaan tanah dengan penuh amarah.   Bahkan Alex juga berteriak. "Apanya yang Holy knight??!! Apanya yang orang spesial??!! ... Aku bahkan tidak mampu menyelamatkan teman-temanku, Haaaaaaaa!!!" Alex meluapkan seluruh emosinya.  Seluruh anggota kelompok Faksi angin merasakan kesedihan yang teramat dalam, mereka hanya bisa berdiam dan meratapi kepergian Ren yang telah gugur dalam pertempuran. Namun sayangnya, suasana berkabung itu seketika berubah ketika mereka mendengar suara dentuman dari pertarungan antara Jefirros melawan Billy yang masih sedang berlangsung. Kedua orang itu masih saling menyerang satu sama lain dengan mengerahkan seluruh kemampuan milik mereka yang sangat besar.  Namun Billy yang merasa kewalahan mengimbangi kekuatan elemen bumi milik Jefirros, beberapa kali harus menerima serangan yang mampu menghempaskannya hingga terkapar di tanah, karena kekuatan Jefirros nyatanya telah meningkat sangat pesat. Kemudian Jefirros mulai memberikan lagi serangan demi serangan yang begitu dahsyat terhadap Billy. Jefirros melayangkan puluhan batu-batu besar ke arah Billy yang sedang kesulitan untuk berdiri karena permukaan tanah dibawahnya tidak rata. Namun dengan susah payah Billy berhasil berdiri dan memukul batu-batu tersebut satu persatu hingga semuanya hancur.  Dan saat itulah, dengan cepat Jefirros melesat ke arah Billy sambil memberikan serangan tebasan yang begitu kuat. Sayangnya walaupun Billy berhasil menahan serangan tebasan itu menggunakan kedua tangan besinya, namun tubuh Billy masih mampu dihempaskan oleh Jefirros, sehingga akhirnya Billy harus terlempar dan melesat jauh dari lawan.  Selanjutnya, Jefirros menciptakan banyak dinding di belakang Billy, sehingga satu demi satu dinding tersebut hancur terkena hantaman dari tubuh Billy, sampai akhirnya tubuh Billy berhenti melesat lalu mendarat dengan sangat keras menghantam tanah. Lalu saat melihat hal itu, Maka para anggota kelompok Sword of freedom langsung bersorak sorai kegirangan. Sedangkan para anggota kelompok Faksi angin merasa marah sekaligus sedih.  Kini keadaan memang telah berbalik, karena hampir seluruh anggota kelompok Faksi angin telah tumbang, dan bahkan Billy sang pemimpin juga kini dalam keadaan terkapar penuh luka, walaupun Billy sangat ingin berdiri dan melanjutkan pertarungan, tapi dia tidak bisa, karena tenaganya sudah habis terpakai setelah melangsungkan pertarungan yang cukup sengit melawan Shekai, sehingga kini dia sudah tidak punya tenaga yang tersisa, terutama setelah menahan serangan kuat dari Jefirros yang sangat mematikan barusan.  Maka saat melihat keadaan Billy, lalu Jefirros memutuskan untuk memberikan serangan terakhirnya, yakni sebuah tebasan yang akan dia lesatkan dari atas ke bawah menuju ke tubuh Billy yang sedang terkapar. Tanpa ragu Jefirros meloncat lalu mengayunkan pedangnya dengan sekuat tenaga, dan bersamaan dengan hal itu, aura hitam pekat yang sangat besar memancar lalu ikut melesat bersama Jefirros menuju ke bawah.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD