Intense battle

902 Words
Sementara itu diluar bangunan, setelah kekalahan yang dialami oleh Shekai, semangat bertarung dari para anggota Sword of freedom jadi menurun, sehingga satu-persatu dari mereka tumbang dan dapat dikalahkan oleh para anggota kelompok Faksi angin. Sedangkan Billy, masih berdiri di tengah area pertarungan, dengan tangan besi berwarna hitamnya, dia terus memperhatikan proses peperangan yang sebentar lagi akan dimenangkan oleh kelompoknya.  Maka beberapa saat kemudian, para anggota kelompok Sword of freedom yang kewalahan dan ketakutan, mulai mundur untuk menghindari pertarungan. Mereka berlarian masuk ke dalam gedung supaya bisa selamat dari kelompok Faksi angin, dengan langkah yang sempoyongan dan putus asa.  Namun tiba-tiba saja, sosok penyelamat kelompok Sword of freedom datang. Jefirros yang memancarkan aura hitam pekat secara mengejutkan loncat dari jendela lantai 3, lalu dia mendarat tepat di tengah area pertarungan, dan hal itu membuat semua orang terbelalak, mereka tak percaya bahwa sosok sang pemimpin kelompok Sword of freedom akan turun langsung ke lapangan, apalagi kini dia memiliki kekuatan yang tidak bisa dibayangkan oleh semua orang, yakni kekuatan milik sang Raja iblis.  Lalu para anggota kelompok Sword of freedom yang melihat kedatangan pemimpinnya, seketika bersorak penuh semangat, dan dengan penuh keberanian, mereka mulai maju lagi ke area pertarungan sambil menunjukan ekspresi wajah sangar dan mengancam, karena mereka merasa bahwa keadaan kini telah berbalik, dan kemenangan sebentar lagi akan menjadi milik mereka.  Sedangkan Billy dan para anggota kelompoknya tak gentar sama sekali melihat kedatangan Jefirros, mereka tetap berdiri sambil menatap sosok musuh dengan sangat serius. Lalu tanpa rasa takut, Billy mulai berjalan mendekati Jefirros sambil bertanya.  "Jefirros, apa yang telah terjadi pada tubuhmu?"  "Billy, kita sudah lama tidak bertemu ... Tapi yang kau tanyakan padaku malah hal itu."  "Jawab pertanyaanku!" Ujar Billy.  "Hahaah ... Bukankah sudah jelas? Aku telah berhasil menyerap kekuatan Raja iblis." Jawab Jefirros.  Lalu Billy mengusap jidatnya sambil menghela nafas karena dia merasa telah gagal, dan kesempatan untuk bisa merebut relic pagoda sudah hilang. Setelah itu dia berkata.  "Hmm ... Dimana Alex sekarang?"  Billy mengesampingkan masalah bebasnya Raja iblis, karena yang terpenting baginya saat ini adalah keadaan Alex.  Maka dari itu, Jefirros langsung menjawab, "Hmm, Alex ... Tenang saja, dia masih hidup. Dia berhasil melarikan diri bersama temannya ... Tadinya aku ingin mengejarnya, namun aku sadar bahwa dia sudah tidak ada lagi gunanya bagiku, maka dari itu aku memutuskan untuk langsung turun kesini dan menghadapimu." Ucap Jefirros sambil menyiapkan pedang besarnya.  Dengan begitu, sudah dipastikan bahwa pertarungan antara Billy melawan Jefirros akan segera dimulai.  Saat ini Jefirros dan Billy sedang saling berhadapan di area pertarungan, dengan sekumpulan anggota kelompok mereka yang berada di belakang mereka masing-masing. Dan beberapa saat kemudian, ketika Jefirros mulai mengangkat pedangnya, aura hitam pekat mulai keluar dari bilah pedang tersebut. Lalu Billy yang melihat hal itu langsung berganti sikap ke posisi bertahan, karena dia tahu bahwa sesuatu yang berbahaya akan segera terjadi. Dan ternyata benar saja, kemudian dengan sekuat tenaga, Jefirros mengayunkan pedangnya, dan bersamaan dengan hal itu, permukaan tanah yang sedang dipijak oleh Billy beserta para anggota kelompoknya, langsung menyeruak ke atas dengan sangat cepat dan kuat. Maka terciptalah lempengan-lempengan tanah yang menjulang tinggi hingga mengakibatkan orang-orang yang berdiri di atasnya langsung terhempas dan berhamburan ke berbagai arah lalu jatuh ke bawah dengan sangat keras.  Atas kejadian tersebut, semua orang langsung merasa sangat terkejut, karena Jefirros bahkan mampu menciptakan bukit dalam sekejap, dengan permukaan tanahnya yang runcing hingga membuat seluruh lawannya terlempar seketika, dan tentu saja hal itu juga mampu membuat sebagian besar anggota Faksi angin terluka parah, karena mereka mengalami benturan-benturan yang mematikan, sehingga akhirnya mereka kini terkapar tak berdaya.  Namun lain halnya dengan Billy, dia mampu selamat dari serangan besar tersebut, dengan cara meloncat tinggi lalu menahan hantaman bebatuan dari berbagai arah dengan tangan besinya. Setelah itu, Billy juga memperhatikan keadaan seluruh anggota kelompoknya yang kini sedang terkapar penuh luka, dan dengan perasaan sedih bercampur marah, Billy beralih melihat ke arah Jefirros, yang kini juga sedang berada di atas bukit dan meloncati gundukan tanah satu demi satu, supaya dia bisa mendekat ke arah Billy. Dan tanpa basa-basi, Billy juga segera melesat ke arahnya.  Maka tanpa basa-basi, pertarungan besr pun terjadi di antara mereka berdua. Billy memberikan serangan-serangan pukulan yang begitu kuat terhadap Jefirros, namun serangan itu mampu ditahan hanya dengan menggunakan pedang, dan bahkan hanya dengan sedikit kibasan saja, Jefirros mampu memukul mundur Billy hingga dia jatuh ke bawah. Setelah itu Jefirros mencoba untuk menebas Billy yang sedang terkapar, namun untungnya Billy berhasil menghindar lalu dengan sekuat tenaga, dia terus memberikan serangan-serangan pukulan terhadap Jefirros, sehingga pertarungan mereka berdua pun terus berlangsung secara sengit.  Sementara itu Miran beserta Alex, Max, dan Ara kini sudah berada di lantai satu dan mereka hampir mencapai pintu belakang untuk keluar dari bangunan tersebut. Miran memilih untuk keluar melalui pintu belakang supaya mereka semua bisa terhindar dari area pertarungan.  Sambil terus berjalan bersama teman-temamnya, Miran berkata."Ayo, kita harus cepat."  Lalu Alex tiba-tiba bertanya. "Tu- tunggu sebentar, bagaimana dengan Billy dan teman-teman yang lainnya?"  "Tenang saja Alex, kau tidak perlu mengkhawatirkan mereka, Aku mendapat instruksi langsung dari Billy untuk menyelamatkan dan membawamu ke tempat yang aman ... Jangan khawatir, Billy pasti bisa mengatasi pertempuran diluar sana." Jawab Miran.  "Ya Alex, jangan kahawatir." Max menambahkan.  Namun sayangnya, tiba-tiba saja hal yang tak diduga terjadi. Ketika secara mengejutkan tembok disamping mereka hancur, bersama dengan Ren yang terlempar dengan puing-puing lalu jatuh terkapar. Selain itu sekujur tubuh Ren juga dipenuhi luka.  "Kakak!" Teriak Ara.  "Ren!" Miran dan yang lainnya juga terkejut melihat hal itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD