Pinch situation

1137 Words
Sementara itu di tempat lain, Ryuji masih melakukan pertarungan melawan Shekai, setelah memberikan berbagai serangan kepada Shekai, Ryuji akhirnya merasa kewalahan, dia bahkan juga harus teris menghindari serangan dari Shekai, dengan cara terbang ataupun bersalto ke belakang. Sedangkan di sisi lain, seluruh perisai di sekujur tubuh Shekai juga tampak sudah mengalami banyak kerusakan.  "Hmm, kau adalah ras pedang pertama yang bisa membuat perisai milikku sampai rusak seperti ini." Ucap Shekai.  "Apakah itu pujian?"  "Tentu saja."  "Kalau begitu aku juga akan memuji dirimu ... Kau memiliki kekuatan perisai yang cukup kuat. Walaupun tidak sekuat milik Billy."  Perkataan dari Ryuji tersebut sontak saja menyulut emosi Shekai, sehingga tiba-tiba saja dia memasang raut muka marah, dan dia berkata.  "Beraninya kau bicara seperti ... Jangan membanding-bandingkan diriku dengan Billy!" Ujar Shekai, entah kenapa dia sangat sensitif jika mendengar nama Billy  "Hyaaa." Ryuji bersiap untuk menyerang lagi.  Namun Shekai segera berkata. "Aku masih punya sebuah trik lagi untukmu." Ucap Shekai sambil menunjukan sebuah kalung yang melingkar di lehernya, yang selama ini tertutupi oleh baju.  "Apa?"  Ryuji kaget ketika melihat ada kalung berlambang petir di leher Shekai, karena kalung itu pastinya bukanlah kalung biasa melainkan sebuah relic yang menyimpan semacam kekuatan, dan tentunya juga akan membawa hal buruk bagi Ryuji. Lalu ternyata benar saja, tiba-tiba aliran listrik dalam jumlah besar langsung menjalar dan melapisi kedua tangan Shekai. Listrik berwarna biru itu bersinar dan memancarkan energi yang cukup besar serta berbahaya.  "Ini adalah Relic kalung elemen petir! Relic ini bisa mengubah kekuatan perisai milikku menjadi kekuatan petir."  "A- apa?"  Lalu setelah mengucapkan hal itu, Shekai segera menembakan energi listriknya ke atas langit, sehingga sambil terperangah Ryuji langsung melihat ke atas untuk mengantisipasi ke mana serangan energi listrik itu akan pergi. Namun tiba-tiba saja dengan cepat Shekai melesat sampai ke hadapan Ryuji tanpa dia sadari, sehingga sangat terlambat bagi Ryuji untuk bisa mengantisipasi serangan dari Shekai tersebut.  Karena yang selanjutnya terjadi adalah, Shekai menjulurkan tangannya ke tubuh Ryuji, sehingga aliran listrik berkekuatan tinggi langsung merasuk ke dalam tubuhnya, dan hal itu ditambah lagi dengan petir dari atas (Yang tadi ditembakan), tiba-tiba menyambar tubuh Ryuji dengan sangat cepat dan keras, sehingga membuat Ryuji mengalami serangan yang sangat mematikan berupa sengatan listrik dalam jumlah yang luar biasa.  Maka setelah itu, Shekai segera meloncat menjauh, lalu dia memperhatikan tubuh Ryuji yang telah gosong dan jatuh terkapar tak berdaya, Ryuji telah berhasil ditumbangkan di tempat itu. Lalu sambil tersenyum, Shekai segera pergi meninggalkan tempat itu setelah memastikan bahwa musuhnya sudah berhasil dia kalahkan. Dia akan segera bergabung bersama dengan Chaterina dan Derris yang sedang membawa Alex bersama mereka.  Singkat cerita, ketika mereka telah bertemu, Alex langsung bertanya mengenai Ryuji Kepada Shekai.  "Hey kau! Dimana Ryuji."  "Hmm, dia sudah mati."  "Hah?!!"  Maka seketika itu Alex merasa sangat marah, dia langsung berontak dan ingin melawan mereka semua, namun dengan sedikit sengatan listrik, Shekai pun berhasil membuat Alex jadi tak sadarkan diri, sehingga akhirnya Alex bisa dibawa dengan mudah, menuju ke markas Sword of freedom.  Di sisi lain.  15 menit sebelum Peristiwa itu terjadi, di tempat lain, para anggota Faksi angin sedang melakukan kesibukannya masing-masing. Miran dan Max sedang memantau seorang wanita yang dirasuki oleh iblis bayangan, mereka berdua duduk di atas atap suatu bangunan sambil terus memperhatikan target yang sedang berjalan di trotoar. Sedangkan di restoran, saat itu Ren dan Ara sedang sibuk melayani pesanan dari para pelanggan.  Namun di tengah kesibukan itu, tiba-tiba saja Miran dan Ren terkejut disaat yang bersamaan, karena mereka merasakan adanya pancaran aura life force yang sedang membutuhkan pertolongan. Pancaran aura tersebut berasal dari Ryuji, yang saat ini sedang berhadapan dengan Shekai, sedangkan Alex sedang berurusan dengan Chaterine dan diancam untuk ikut.  Ren dan Miran bisa merasakan life force dari jarak jauh karena mereka berdua merupakan ras perisai dan ras pedang berkekuatan tingkat 3 yang kemampuannya sudah benar-benar terasah. Oleh karena itu mereka berdua adalah orang yang harus siap menerima sinyal darurat dari Ryuji jika dia sedang mengalami kesulitan, dan sinyal yang dikirim itu berupa pancaran aura life force yang jaraknya maksimal 1 kilometer dari tempat mereka berada.  Singkat cerita, Ara yang baru masuk ke dapur sembari membawa nampan, langsung terkejut ketika melihat sosok kakaknya sudah tidak ada di tempat itu, Ren telah pergi entah kemana, sehingga Ara merasa kebingungan karena tidak tahu harus menyusul kakaknya kemana, sedangkan pintu belakang sudah dalam keadaan terbuka.  "Kakak." Ara terus saja memanggil karena dia ingin ikut, namun dia tidak bisa menemukan keberadaan kakaknya.  Oleh karena itu Ara hanya bisa terdiam sambil merasa cemas, karena dia mengkhawatirkan situasi, terutama keadaan yang sedang terjadi kepada Alex. Sedangkan di tempat lain, Miran yang sedang memantau aktivitas korban iblis bayangan, tiba-tiba saja berlari pergi dan meninggalkan Max. Oleh karena itu, Max yang kebingungan, langsung saja mengejar dan mengikuti Miran dari belakang sambil berteriak.  "Master, kau mau kemana?"  "Ryuji mengirimkan sinyal bahaya." Jawab Miran.  "A- apa??"  "Kita harus bergegas."  "Ba- baik." Ucap Max yang mengerti tentang situasinya.  Singkat cerita, dalam perjalanan tersebut, Ren bertemu dengan Miran dan Max, sehingga akhirnya mereka tergabung, lalu berlari bersama menuju ke sekolah Alex yang jaraknya tidak terlalu jauh, mereka mengambil jalan pintas supaya bisa cepat sampai ke tujuan, jalan tersebut merupakan sebuah gang yang sepi. Namun sayangnya, di tengah perjalanan, ada sosok yang menghadang mereka, sehingga langkah kaki mereka bertiga terpaksa harus terhenti.  Sosok orang yang menghadang mereka itu tak lain tak bukan adalah Razor. Dia berdiri di tengah jalan seakan sudah tahu bahwa para musuhnya akan melewati jalan itu, maka setelah para musuhnya tiba, Razor segera tersenyum lebar sambil merasa bersemangat.  "Razor!" Ujar Miran dan yang lainnya.  "Hehhehh, beruntung sekali aku bisa bertemu dengan kalian disini." Ucap Razor.  "Sebaiknya kau minggir dan jangan halangi kami." Miran memperingatkan.  "Hmm, itu tidak mungkin ... Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Kalian adalah orang-orang dengan poin yang besar ... Kecuali kau yang berambut runcing." Ucap Razor (Yang dimaksud Razor adalah Max."  "Apa?? Memangnya berapa poinku?" Tanya Max.  "65." Jawab Razor.  "Sembarangan kau!" Ujar Max sambil merasa kesal.  Kemudian Razor melanjutkan perkataannya. "Beda halnya dengan dua orang disampingmu itu, yang perempuan berambut pendek memiliki nilai 80, sedangkan yang laki-laki berambut panjang memiliki nilai 85."  "Kita cukup sering bertemu dan bertarung, tapi sepertinya kau masih belum hafal nama kami." Sahut Miran.  "Mungkin karena dia bodoh." Gumam Max.  "Hmm, aku tidak perlu tahu nama orang-orang yang hanya memiliki nilai 90 ke bawah."  "Apa?"  "Lalu memangnya berapa nilai kekuatanmu?!" Ujar Max.  Kemudian Razor terdiam sejenak sambil menahan tawa, dan setelah itu dia melepaskan tawanya dengan perasaan penuh semangat.  "Hahahhhahh... Aku ini memiliki nilai kekuatan lebih dari 100 !!!" Teriak Razor.  "Waahh, sombong sekali." Ucap Max dengan ekspresi wajah datar.  "Jangan seenaknya membanding-bandingkan kekuatan orang lain." Ucap Ren kepada Razor.  Pertarungan antara Miran, Max, Ren melawan Razor akan segera terjadi. Namun di ssi lain mereka bertiga tida mempunyai banyak waktu, karena saat ini Alex sedang berada dalam bahaya, sedangkan Ryuji sudah kita ketahui bagaimana nasibnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD