Razor the mad flame

1076 Words
Di satu sisi Ren, Miran, dan Max harus bergegas menyelamatkan Alex, namun di sisi lain mereka bertiga dijegal oleh Razor yang pastinya akan sangat sulit untuk dilewati. Lalu dalam situasi genting itu, maka Miran mulai berbisik untuk memberikan instruksi kepada teman-temannya. "Dengarkan aku baik-baik. Razor bertugas untuk mengulur waktu kita disini, sehingga teman-temannya bisa menculik Alex dengan lebih leluasa."  "Aku mengerti." Ucap Ren.  "Master, kita bertiga bisa mengalahkannya." Ucap Max.  "Ya, itu benar. Tapi keselamatan Alex harus lebih diutamakan, sehingga kita tidak punya banyak waktu ... Jadi aku sarankan, sebaiknya Ren pergi duluan menuju ke sekolah untuk membantu Ryuji, sedangkan aku dan Max disini akan melawan Razor."  Lalu Ren berkata. "Baiklah, tapi sebaiknya kalian memanggil Billy kesini."  "Billy sedang bertugas menjaga ibunya Alex, sehingga jaraknya sangat jauh dari sini, dan pancaran aura life force dari kita tidak akan bisa sampai kepada Billy."  "Ta- Tapi aku sudah mengirimkan pesan kepadanya, bahwa saat ini kita sedang mengalami keadaan darurat." Sahut Max.  "Bagus."  "Hmm, baiklah. Ayo kita mulai." Ucap Ren.  Kemudian, secara tiba-tiba, Razor melesat ke arah mereka bertiga sambil meluncurkan serangan pukulan api yang sangat mematikan, Tindakan yang sangat mengejutkan itu dibarengi dengan Ujaran.  "Berhenti berbicara dan hadapi aku!!" Teriak Razor.  Seketika Miran membuat perisai yang cukup besar dan kuat untuk melindungi dirinya beserta teman-temannya, namun perisai tersebut dapat dihancurkan oleh serangan pukulan api dari Razor, sehingga Max dan Miran terhempas lalu jatuh dengan keras ke tanah dan menyebabkan busur panah milik Miran patah. Selanjutnya Ren langsung saja mengeluarkan pedang black stream miliknya, lalu Ren memberikan serangan-serangan tebasan kepada Razor, namun si manusia gila itu sangat sulit dihadapi karena dia memiliki kekuatan perisai kuat, serta pukulan api yang kuat. Razor benar-benar memiliki kombinasi kekuatan yang mengerikan.  Miran dan Max segera berdiri sambil mempersiapkan kekuatan perisai mereka untuk melawan Razor. Miran membuat perisai seperti sayap di punggungnya, ditambah dengan perisai berbentuk roket pada kedua tangannya. Sedangkan Max membuat perisai berbentuk sepatu di kakinya dengan kotak-kotak kecil di telapak kaki yang bisa bergerak memutar dan memiliki cara kerja seperti roda tank, dengan begitu maka pergerakan kaki Max bisa menjadi lebih cepat, dan dia bisa meluncur ke arah musuh sambil mendaratkan serangan tendangan yang keras.  Dalam sekejap, Max dan Miran bergabung ke dalam pertarungan. Mereka bertarung secara sengit melawan Razor, namun sayangnya Razor terlalu kuat berkat kekuatan dari relic kalung api yang ia miliki, sehingga serangan-serangan dari mereka bisa ditangkis dengan sangat mudah. Bahkan berkali-kali Miran dan Max mencoba untuk menahan pergerakan musuh dengan cara membuat perisai yang menyelimuti tubuh Razor, namun perisai mereka selalu berhasil dihancurkan oleh Razor dengan cara menciptakan kubah yang lebih besar, lalu dengan cepat Razor selalu melesat dan memberikan serangan-serangan pukulan yang dapat menghempaskan lawannya.  Tapi untungnya, Ren memiliki kekuatan elemen tipe air dari pedangnya, sehingga hal itu bisa meminimalisir kekuatan api di tangan Razor. Pukulan apinya selalu bisa dilemahkan menggunakan serangan tebasan air dari Ren, sehingga dengan begitu Miran dan Max jadi bisa lebih leluasa dalam hal menyerang dan mengekang pergerakan Razor, mereka menyerang dari dua arah sekaligus. Miran mendekap tubuh Razor dari belakang, sedangkan Max memegangi tangan Razor dan mengangkatnya ke atas, sehingga ledakan dari tangan Razor menembak ke arah langit. Hal itu memang bisa menghentikan dan mengalihkan serangan Razor dalam waktu sekejap, namun dia tetap bisa memberikan perlawanan yang lebih brutal.  Maka dari itu Miran segera berujar. "Sekarang! Ren, pergilah!!"  Laly tanpa pikir panjang Ren segera berlari untuk melanjutkan perjalanannya menuju ke sekolah Alex, yang juga merupakan tempat terjadinya pertarungan antara Ryuji melawan Shekai si ras perisai pemilik relic kalung petir.  Kemudian, setelah Ren pergi, Razor berhasil melepaskan diri dari dekapan Miran, setelah itu dia juga berhasil memukul Max hingga tersungkur. Namun pertarungan masih belum berakhir, Max dan Miran masih bisa berdiri dan memberikan perlawanan yang cukup sengit kepada Razor.  Mereka beradu tehnik bertarung dan saling beradu pukulan, walaupun pukulan dari Razor lebih kuat dibandingkan pukulan mereka berdua, namun keduanya tidak gentar, dan mereka berdua tidak berhenti menyerang. Dengan kelihaian dan kemampuan bertarung yang mereka miliki, Max dan Miran mampu mendaratkan pukulan demi pukulan ke berbagai anggota tubuh Razor. Walaupun Razor juga memiliki pertahanan yang kuat pada tubuhnya, namun saat ini orang yang dihadapinya bukanlah orang-orang sembarangan, melainkan orang yang sudah benar-benar terlatih untuk bertarung, sehingga Miran dan Max bisa membuat Razor jadi sedikit kewalahan.  Namun Razor tetap bisa mengungguli mereka berdua, dia menciptakan kubah perisai yang besar sehingga Miran dan Max sekali lagi harus terhempas dan tersungkur ke tanah. Tindakan menciptakan kubah besar ketika sedang bertarung jarak dekat, bisa dibilang merupakan tindakan pengecut bagi seorang ras perisai, namun Razor melakukan hal itu karena dia sedang dalam keadaan terdesak dan dipukuli oleh dua orang musuh.  Lalu setelah kedua musuhnya itu jatuh tersungkur dengan jarak yang saling berjauhan, maka tanpa peringatan, Razor segera melesat ke arah Miran untuk memberikan serangan pukulan api yang sangat mematikan. Serangan itu meluncur dan akan segera mengenai tubuh Miran.  Namun untungnya ada seseorang yang tiba-tiba datang dan menghentikan serangan tersebut. Sosok orang itu adalah Billy, yang dengan cepat berdiri di antara Miran dan Razor, sehingga dia bisa menahan pukulan api dari Razor dengan menggunakan telapak tangannya, maka dari itu serangan dari Razor pun dapat dihentikan, lalu Razor merasa sangat terkejut melihat sosok sang pemimpin dari Faksi angin tersebut. Dan setelah itu Billy menggenggam tangan Razor dengan sangat erat, hingga menyebabkan Razor merasa sedikit kesakitan.  "Arrrgghhh!"  Lalu secara paksa Razor menarik tangannya, dan dia pun meloncat ke belakang untuk menjauhi Billy dan Miran. Sedangkan Max yang baru saja berdiri, segera berjalan mendekati Billy, walau dengan perasaan sama terkejutnya seperti Razor atas kedatangan dari sang ketua.  Lalu Max membantu Miran untuk berdiri, dan Miran memanggil nama dari sang ketua Faksi angin itu.  "Billy."  "Syukurlah kau sudah datang."  "Aku menerima pesan teks darimu ... Setelah aku memastikan bahwa tidak ada anggota kelompok Sword of freedom yang sedang mengawasi ibunya Alex, maka Aku segera berlari kesini menggunakan pijakan-pijakan perisai di udara ... Maaf, aku datang terlambat."  "Tidak, seharusnya kami yang minta maaf ... Karena Kami membiarkan keadaannya jadi seperti ini." Ucap Miran.  "Kita bicarakan nanti saja." Ucap Billy sambil terus menatap Razor.  Sedangkan Razor yang sedang berdiri di hadapan mereka, tiba-tiba saja mendapatkan panggilan telepon, sehingga dia segera mengeluarkan handphone dari sakunya, lalu dia berbicara.  "Halo ... Ouh ... Hmmm, bagus."  Billy, Miran, dan Max tampak kebingungan dengan hal itu, ekspresi wajah mereka berubah sambil terus memperhatikan Razor, mereka tidak ingin berpikiran negatif tentang informasi yang diterima oleh Razor dari handphone miliknya, namun ekspresi Razor yang terlihat senang, membuat mereka jadi merasa cemas.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD