Shield power training

1033 Words
Kemudian proses latihan mereka pun dimulai, Miran mengajari Alex cara untuk membuat perisai yang solid dan mengubahnya ke dalam berbagai bentuk, supaya Alex bisa menggunakan bentuk perisai secara bervariasi ketika melakukan pertarungan melawan musuh. Pertama-tama, Miran menyuruh Alex untuk berfokus pada perisai yang dia ciptakan, lalu untuk mengubah bentuk maka dia harus menggerakan jari-jarinya supaya dia bisa membentuk berbagai perisai sesuai dengan yang dia inginkan. Namun hal itu masih terasa sulit bagi Alex, karena dia hanya bisa menciptakan perisai berbentuk persegi saja, dan ketika dia mencoba untuk merubah Perisai itu ke bentuk lain, Alex malah melipatnya atau bahkan membuat bentuk perisainya menjadi tak beraturan. Hal itu dikarenakan fokus Alex yang masih kurang.  Lalu Miran memberi saran. "Kau harus melatih fokusmu ... Aku tahu bahwa membuat perisai membutuhkan life force yang tidak sedikit sehingga fokusmu jadi terbagi dengan pengendalian jumlah life force. Maka dari itu kau harus bisa fokus mengontrol aliran life force tersebut sekaligus fokus menciptakan bentuk perisai yang kau mau ... Sebaiknya di awal kau alirkan sedikit life force sedikit demi sedikit, sehingga perisai yang kau ciptakan akan menjadi sedikit lembek, sehingga kau bisa membentuknya dengan mudah. Dan setelah kau berhasil mendapatkan bentuk yang kau inginkan, maka itulah saatnya kau mengalirkan jumlah life force yang banyak sehingga perisaimu akan menjadi keras dan solid."  "Ba- baiklah."  Alex terus mencoba dengan gigih, walaupun dia berkali-kali gagal, namun sedkit demi sedikit dia mulai bisa menciptakan perisai dengan bentuk sesuai seperti yang dia inginkan, dari mulai berbentuk segitiga, berbentuk bundar, sampai berbentuk seperti teralis besi. Dan Alex merasa sangat senang karena akhirnya dia bisa melakukan hal itu.  Kemudian Miran memberi contoh yang lain, sambil berbicara kepada Alex, dia menciptakan perisai dalam berbagai bentuk, mulai dari kerucut, bola rugby, rantai, hingga sarung tangan tinju, seperti yang selalu digunakan oleh Billy dalam pertarungan.  "Kita ras perisai memang memiliki keunggulan dalam hal pertahanan ... Namun bukan berarti kita tidak bisa memberikan serangan yang mematikan kepada lawan. Walaupun memang tidak bisa dipungkiri bahwa serangan dari ras pedang jauh lebih kuat daripada yang dimiliki oleh ras perisai, namun kita bisa mengandalkan alat bantu lain sebagai senjata kita ... Seperti contohnya aku selalu menggunakan busur panah ini sebagai alat bantu menyerang." Ucap Miran sembari mengambil busur panah miliknya.  Lalu dia menunjukan keahliannya dalam menciptakan perisai-perisai berbentuk runcing dan menembakan perisai-perisai itu dengan menggunakan busur panah, sehingga terciptalah tembakan mematikan yang dapat menghancurkan suatu objek, dengan mengandalkan tenaga lesatan dari busur panah miliknya.  "Waaahh." Alex melihatnya sambil merasa kagum.  Setelah Miran selesai mendemonstrasikan serangan andalannya kepada Alex, maka dia menengok Alex sambil berkata.  "Kau mungkin tidak membutuhkan alat bantu ketika bertarung Alex, karena kau juga sudah memiliki sebuah pedang sebagai senjatamu untuk menyerang. Tapi Kreatifitasmu dalam menggunakan kekuatan perisai juga merupakan hal yang sangat penting yang harus kau kuasai."  "Ya, benar sekali." Sahut Max dari kejauhan.  "Ba- baiklah, aku mengerti Nona Miran."  "Sudah kubilang jangan panggil aku Nona!" Ujar Miran.  "Ba- baik." Ucap Alex sambil merasa ketakutan.  Kemudian latihan mereka pun berlanjut, Alex menggunakan pedangnya untuk memberikan serangan-serangan tebasan kepada Miran, yang hanya melakukan gerakan menghindar sambil menahan setiap serangan dari Alex menggunakan perisainya. Dan walaupun gerakan bertarung Alex sudah terlihat lebih baik setelah mendapatkan pelatihan dari Ren, namun sepertinya gaya bertarung Alex masih bukan merupakan tandingan bagi gaya bertarung Miran, karena dengan santai Miran selalu bisa membaca pergerakan Alex dan menahan setiap serangan darinya, sehingga hal itu menyebabkan Alex merasa kewalahan sekaligus frustasi. Dia harus berusaha menjadi lebih kuat, supaya nanti dia bisa menandingi musuh yang mungkin saja akan memiliki kemampuan serta kekuatan yang jauh melampaui dirinya.  Sementara itu, beralih ke tempat lain. Atau lebih tepatnya di sebuah pusat perbelanjaan, di basement yang sekaligus merupakan tempat parkir, Ibu Alex sedang berjalan sambil membawa dua kantung penuh belanjaannya, dia berjalan menuju ke mobil yang terparkir tak jauh disana, yakni sebuah mobil mini van berwarna merah.  Setelah membuka bagasi mobil lalu meletakan semua kantong belanjaannya ke dalam, ibu Alex tiba-tiba mendapatkan panggilan telepon dari rekan satu pekerjaannya, sehingga hal itu membuatnya harus berdiri sebentar di dekat mobil untuk melakukan percakapan seputar urusan penting dalam pekerjaannya.  "Halo ... Kenapa kau menghubungiku di hari libur begini? ... Bukankah sudah kubilang bahwa berkas-berkas itu akan kuselesaikan pada hari senin. Kita tidak sedang dikejar deadline kan." Ucap Ibu Alex yang sedang mengobrol lewat telepon.  Namun tanpa dia sadari, sebenarnya sedang ada beberapa orang yang mengawasi dirinya dari kejauhan. Di tempat parkir tersebut, ada 5 orang laki-laki yang merupakan anggota dari kelompok Sword of freedom, mereka sedang memperhatikan Ibu Alex dari balik suatu tembok. Mereka sepertinya merencanakan sesuatu yang buruk terhadap Ibu dari sang Holy knight tersebut.  Salah seorang dari mereka berkata. "Itu dia, target mudah."  "Ayo kita ringkus dia."  "Setelah kita menangkapnya, kurasa aku bisa sedikit bermain-main dengannya ... Hehhe."  "Hmm, ingat yang dikatakan oleh Tuan Shekai. Kita harus bisa menangkapnya hidup-hidup."  "Oke."  Mereka melakukan percakapan ringan sebelum memulai proses penculikan. Dan sepertinya orang yang memerintahkan mereka adalah Shekai, yakni salah satu orang kepercayaan Jefirros, sang Boss dari Sword of freedom. Mereka berniat menculik ibu Alex supaya bisa dijadikan sandera, sehingga kelompok Sword of freedom bisa dengan mudah memancing Alex untuk datang lalu menangkap sang Holy knight tersebut.  Namun ketika mereka semua akan menjalankan aksinya untuk menculik ibu Alex, tiba-tiba saja terdengar suara di belakang mereka yang berkata.  "Aku tidak akan mengijinkan kalian melakukan hal itu."  Lalu alangkah terkejutnya mereka ketika melihat sosok yang sedang berdiri di belakang mereka itu. Yakni sosok seorang pria dengan tangan dimasukan ke dalam saku celananya. Pria itu tak lain tak bukan adalah Billy.  Maka tanpa pikir panjang, mereka semua segera mengeluarkan senjata masing-masing dari balik baju mereka, yakni berupa pedang berukuran sedang yang siap digunakan untuk menyerang lawan. Secara bersamaan mereka melayangkan serangan kepada Billy, namun tak ada satu serangan pun dari orang-orang itu yang bisa menembus perisai di sekujur tubuh Billy, ditambah lagi impact dari serangan yang mereka berikan sangatlah rendah, sehingga Billy bisa mengasumsikan bahwa mereka hanyalah orang-orang dengan kekuatan tingkat 1.  Oleh karena itu, sangat mudah bagi Billy untuk mengalahkan mereka, Billy memberikan serangan balasan kepada mereka secara satu persatu, berupa pukulan-pukulan keras yang mampu membuat mereka semua langsung tersungkur, lalu terkapar dan meringis kesakitan. Namun dengan gigih, sebagian dari mereka terus berusaha untuk melayangkan serangan tebasan kepada Billy.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD