eighteenth tale

482 Words
"DUH, pak, nggak bisa cepetan dikit ya? Aduh saya bakal telat nih" ucap Kanya pada supir taksi dan tidak mengalihkan pandangannya dari jam tangan biru muda miliknya. "Kalau menabrak mobil nggak termasuk tindakan kriminal saya bakal lakuin neng, tapi ini macet neng" ucap supir taksi. Kanya hanya menghela nafas dan duduk tidak tenang, perhatiannya sama sekali belum teralihkan dari jam tangannya, bukan karena jam tangan itu mewah tetapi karena jarum jam itu mengarah pada angka 07.30, Kanya sudah telat, karena jam masuk adalah 07.15. Ini pasti gara-gara terlalu lama bercakap-cakap dengan Raken tadi. Kanya sampai pada sekolah nya pada pukul 07.45, sudah pasti ini di kategorikan telat. Kanya berjalan terburu-buru menuju gerbang sekolah, saat Kanya ingin memanggil satpam untuk membukakan gerbang, ada suara yang mengejutkannya. TIN... TIN.. Kanya menutup kedua kupingnya, lalu menggetuk pintu mobil tersebut. Kaca mobil pun terbuka "Telat juga?" ternyata Raken, ya Kanya sudah menduga itu ketika melihat mobil putih yang baru saja ia lihat tadi pagi di depan apartment nya. Kanya sangat kesal dengan ucapan Raken, bukannya minta maaf malah mengajukan pertanyaan yang tidak berfaedah. Satpam pun muncul untuk membukakan gerbang sekolah. Ketua osis pun terlihat saat Kanya memasuki area sekolah "Berikan alasan, mengapa kalian telat hari ini?" tanya Denta, ketua osis yang sedang mengintrogasi Raken dan Kanya. Pertanyaan itu diajukan saat Raken telah memparkirkan mobilnya. "Macet ka" ucap Kanya. "Alasan yang tidak masuk akal, sejak dahulu kala jakarta selalu macet. Kamu mau jujur atau membersihkan lapangan sendirian?" tanya Denta tajam. "Tadi saya dan Kanya menolong ibu-ibu hamil yang sedang digodain oleh satpam apartment, jadinya kita telat, ditambah jalanan macet tadi" bukan Kanya yang mengucapkan itu, melainkan Raken. Kanya melotot tajam ke arah Raken dan di balas senyum miring oleh Raken. "Kita? Saya rasa, tadi saya melihat kalian tidak berangkat bersama" ucap Denta masih tidak percaya. "Itu karena kita berbeda kelamin" ucap Raken tenang. Denta memutar bola matanya "Saya juga tau itu, itu bukan lah jawaban" "Ya karena itu, karena kita berbeda kelamin, maka tidak seharusnya kita satu mobil bukan? Kalau terjadi hal yang tidak menyenangkan bagaimana?" tanya Raken. "Ah terserah kalian, karena kalian baru pertama kali telat, maka kali ini saya menerima alasan yang tidak masuk akal dari kalian, tapi saya peringatkan untuk tidak telat di kemudian hari, baik itu besok, lusa, atau kapanpun" ucap Denta panjang lebar. "Iya ka Denta" ucap Kanya sopan. "Yasudah, kenapa kalian masih disini? Ingin telat pelajaran juga?" tanya Denta tajam, dia selalu seperti itu. Kanya langsung menggeleng "Yaudah ka, Kanya masuk dulu ya" lalu dibalas anggukan oleh Denta. Saat sudah menjauh dari Denta, Kanya menginjak kaki Raken yang berada di sebelah nya, Raken mengaduh kesakitan karena Kanya menginjak lumayan keras "Kenapa di injek?" tanya Raken. "Tadi ngapain sih segala ngasih alasan yang aneh?" tanya Kanya kesal. Raken mendengus "Emang benar kan? Tadi kamu sendiri yang bilang, lagi pula Denta percaya tuh" "Whatever" lalu Kanya langsung berjalan ke kelasnya berada. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD