eighth note

1751 Words
"Dikelilingi oleh harta melimpah bukanlah sebuah kebahagiaan yang murni, kebahagiaan yang sebenarnya adalah saat kita dikelilingi oleh orang-orang yang menyayangi kita." *** KANYA yang baru saja sampai di rumah sakit, langsung lari menuju ke keberadaan Valen. Kanya menemukan Valen disana, keadaannya benar-benar kacau dan kelihatannya ia hilang kendali.  "Ale..." panggil Kanya lirih. Valen tetap berteriak, suster mulai kewalahan menahan Valen.  Kanya menghampiri Valen dan memeluknya, Valen langsung berhenti berteriak dan sekarang menangis sambil memeluk Kanya. Dress di bagian punggung Kanya sudah terkena tetesan darah dari tangan Valen yang ia lukai sendiri.  "Ale, kamu nggak boleh kayak gini, kamu ngelukain diri kamu sendiri." bisik Kanya pelan.  Nafas Valen masih sesenggukan, "Anya... Zira, Nya. Dia koma lagi." ucap Valen sedih.  Kanya mengelus punggung Valen "Nanti pasti Ira sadar kok, makan dulu yuk Le, kata suster kamu belum makan." ucap Kanya pelan.  "Aku bakal makan kalo Zira udah bangun." ucap Valen keras kepala.  "Ale... Zira pasti sedih disana kalo kamu nggak makan dan nyakitin diri kamu sendiri. Kamu sayang Ira kan?" tanya Kanya lembut.  Valen mengangguk lirih "Iya Ale sayang Ira." "Yaudah kita makan dulu yu." ucap Kanya sambil menuntun Valen untuk makan.  Kanya teringat pada kejadian beberapa tahun yang lalu dan teringat saat pertama kali ia bertemu dengan Ale. *Flashback on* Saat Kanya baru saja pulang dari rumah temannya untuk mengerjakan kerja kelompok, dia melewati jalan cepat yang sepi ke arah rumahnya. Tiba-tiba ada suara benturan yang sangat kencang di persimpangan jalan, mobil putih yang lumayan rinsek sudah melarikan diri, sepertinya telah terjadi tabrak lari, Kanya segera menghampiri mobil hitam yang menjadi korban tabrak lari.  Bagian depan mobil ancur parah, ada tangisan dan teriakan kencang didalam sana, di sekitar sini sangat sepi, Kanya berteriak minta tolong berharap ada warga yang keluar dan membantunya.  Kanya melihat anak kecil yang sedang kesakitan karena kakinya terjepit dan kepalanya terkena kaca yang pecah, dan disebelahnya ada seorang perempuan yang kelihatannya seumuran dengannya tidak sadarkan diri dan penuh bekas luka akibat pecahan kaca.  Tunggu, Kanya mengenalnya. Gadis itu, Ale. Kanya pernah bertemu dengannya di pom bensin, untuk pertama kalinya mereka bertemu saat Kanya pulang study tour dari yogyakarta saat SMP dan Kanya tertinggal bis sekolah saat ia turun dari bis untuk buang air kecil saat di pom bensin. Saat itu handphone Kanya tertinggal di bis, ia bingung harus gimana. Saat ia ingin meminjam telephone penjaga disana, ia tidak hafal nomer temannya. Yang hanya bisa Kanya lakukan adalah menangis di depan pintu kamar mandi, tiba-tiba ada seseorang yang baru saja keluar dari kamar mandi dan menepuknya. Menanyakan mengapa dirinya menangis, lalu Kanya menjelaskannya. Gadis itu menawarkannya untuk pulang bersamanya, karena kebetulan gadis itu juga ingin pulang ke jakarta. Kanya ragu, ia takut jika gadis didepannya ini orang jahat, tapi kemudian gadis itu memperkenalkan diri dan menjelaskan bahwa dia bukan orang jahat, dia hanya ingin membantu Kanya. Akhirnya Kanya setuju untuk menerima tawaran gadis yang baru saja memperkenalkan dirinya yang bernama Valencia, biasa dipanggil Ale. Kanya terlebih dulu menolong gadis kecil tersebut, lalu ada beberapa warga yang datang, Kanya langsung meminta tolong "Pak! Tolong ada gadis didalam tolong bawa ke mobil saya!" ucap Kanya panik.  Gadis kecil itu terus menangis dan saat ia kehabisan darah ia tidak sadarkan diri. Kanya panik bukan main, "Pak! Dia pingsan! Gimana dong?!" tanya Kanya panik, gadis kecil itu pingsan saat berada di pangkuannya.  "Yaudah Dek, kita bawa ke rumah sakit aja." ucap salah satu warga tersebut.  Akhirnya Kanya membawa dua korban tersebut ke rumah sakit, bersama dua warga yang membantunya.  Saat sampai dirumah sakit, gadis kecil langsung di bawa ke ruang darurat bersama perempuan yang tadi mengendarai mobil yang kecelakaan. Sedangkan Kanya mengurus administrasi.  Beberapa jam kemudian perempuan yang mengendarai mobil kecelakaan telah sadar, Kanya melihat nya dan masuk ke ruangan itu.  "Zira mana?! Dia dimana dokter! Ale mau ketemu sama Ira!" ucap gadis yang menyebut namanya Ale tersebut sambil berteriak dan ingin bangun untuk mencari keberadaan seseorang yang bernama Zira.  Karena dokter kewalahan menahan gadis yang bernama Ale, akhirnya dokter memberikan obat tidur.  Gadis itu pasti trauma dengan kejadian yang baru saja menimpanya, Kanya hanya melihat di depan pintu, ia merasa prihatin dengan Ale.  Seminggu telah berlalu tetapi gadis kecil yang bernama Zira belum juga sadar dari koma, Ale mulai bisa menerima kenyataan walaupun terkadang ia masih trauma.  Kanya sedang mengajak Ale ke taman di rumah sakit dan bercakap-cakap. Tiba-tiba Ale teringat sesuatu saat melihat seorang anak sedang bersama dengan orang tuanya.  "Anya, Ale kangen mama papa... Mereka dimana ya kok nggak jengukin Zira." tanya Ale sedih.  Kanya langsung memeluk Ale "Ale nggak usah sedih, mama sama papa kamu lagi ada tugas di luar negeri. Disini kan udah ada aku, kamu nggak usah sedih ya." ucap Kanya lembut sambil menghapus air mata Ale.  Kanya merasa kasihan dengan Ale, dia sedang terkena musibah namun orang tuanya tidak ada yang peduli dengan Ale, mereka lebih mementingkan pekerjaannya dibanding anak mereka.  Sejak saat itu Kanya sudah menganggap Ale dan Zira sebagai saudaranya sendiri, dan Kanya jadi lebih sering ke rumah sakit sejak kejadian itu.  *Flashback Off* Saat Ale makan, Kanya mengobati luka yang ada ditangan Ale akibat perbuatannya melukai dirinya sendiri. Ale tidak meringis kesakitan ataupun menjerit, ia justru dengan santai memakan bubur di kantin dan menghadap kosong ke depan. Saat luka tersebut selesai di obati, Kanya mengelus pelan luka itu "Ale kamu jangan kayak gini lagi ya." ucap Kanya pelan. Ale yang merasa diajak ngobrol pun langsung menoleh dan menghadap ke wajah Kanya "Kenapa? Toh kalo aku mati juga nggak ada yang peduli, orang tua aku bahkan nggak pernah nginjek kaki ke sini untuk sekedar jengguk Zira." ucap Ale datar. "Mereka peduli, walaupun mereka nggak bisa kesini tapi mereka tetap membayarkan semua administrasi Zira kan?" ucap Kanya hati-hati. Ale menggeleng "Enggak, Nya. Aku yakin, yang Zira butuhin sekarang itu kehadiran papa dan mama. Bukan uang." ucap Ale. Kanya memeluk Ale "Kamu tau apa yang bisa bikin Zira sembuh?" bisik Kanya tepat di telinga Ale. Ale menggeleng "Doa," bisik Kanya tepat di telinga Ale, "Sekarang kita sholat yu, kita doain Zira supaya cepet bangun dari komanya." ucap Kanya dan Ale mengangguk. Lalu mereka pun sholat untuk berdoa agar Zira cepat bangun dari koma. *** HARI telah berganti, Kanya memutuskan untuk tidak masuk sekolah hari ini. Ia ingin menemani Ale dan Zira dirumah sakit.  "Anya, kamu nggak sekolah?" tanya Ale.  Kanya menggeleng "Aku mau disini aja. Sama kamu, nemenin Zira." ucap Kanya.  Ale tersenyum "Pulang ke rumah aku dulu yu, Nya. Kamu kan masih pake dress dari semalem," ucap Ale, "Cie yang bela-belain ke sini pas denger aku ngelukain diri sendiri, padahal lagi ada di pesta." ledek Ale.  "Ye, kalo aku nggak dateng, udah mati kamu sekarang, Le." ucap Kanya sambil menjulurkan lidahnya. "Untung ada kamu, Nya. Makasih ya." ucap Ale sambil memeluk Anya. Kanya hanya mengangguk dan membalas pelukan Ale. Dan Kanya baru sadar bahwa ia belum mengganti pakaiannya sejak semalam.  Lalu mereka berdua ke rumah Ale, yang tidak jauh dari rumah sakit untuk mengganti pakaian.  *** "KANYA nggak masuk?" tanya Karina yang baru saja datang.  Luna menaikkan bahunya "Tau deh." ucap Luna malas.  Karina duduk disebelah Luna "Kok kemaren Kanya ninggalin pesta gue sebelum ketemu gue ya?" tanya Karina.  "Entahlah, tapi yang paling gue nggak ngerti. Kok bisa ya dia berangkat bareng ka Raken?" tanya Luna "Gue nggak nyangka deh, bisa-bisa nya dia bareng sama ka Raken!" ucap Luna dengan emosi.  Karina mengangguk "Gue juga nggak nyangka, tapi bukan salah Kanya juga sih, Lun. Kanya kan nggak tau kalau gue udah lama suka sama ka Raken." ucap Karina.  "Ya tapi Arin, kalo dia sukanya sama ka Dafa, kenapa malah bareng sama ka Raken?" tanya Luna masih dengan nada kesal.  Karina menghela nafas "Kan lo yang kemaren bareng Dafa, Lun." sahut Karina skakmat dan membuat Luna terdiam beberapa detik.  "Ya gue bareng ka Dafa karena dia yang ngajak gue duluan! Ya gue terima lah, dari pada nggak ada pasangan." elak Luna "Sekarang gini deh Rin, emangnya lo mau kalo Kanya ngerebut gebetan lo? Secepat ini? Bahkan lo yang udah suka dari pertama kali ketemu ka Raken di tournament basket dua tahun lalu kan?" tanya Luna.  Karina mulai terbawa suasana "Iya sih Lun, gue kan lebih dulu kenal sama ka Raken, masa semudah itu Kanya bisa deket sama ka Raken." ucap Karina sambil manggut-manggut.  "Nah iya, emangnya semenarik apa sih pesona Kanya? Cakepan juga lo kemana-mana, Rin." ucap Luna mengunggulkan Karina, mungkin yang dikatakan Luna hanyalah kebohongan semata hanya untuk membuat Karina percaya diri.  Karina hanya mengangguk "Ya mau gimana lagi, Lun. Gue nggak bisa berbuat apa-apa, gue cuma bisa mencintai ka Raken secara diam-diam." ucap Karina pasrah dengan keadaan.  Luna geregetan "Arinnn, kalo lo emang beneran cinta sama ka Raken ya perjuangin!  Jangan pasrah sama keadaan kayak gini." ucap Luna kesal.  "Ya tapi gue harus gimana Luna!?" tanya Karina sambil mengguncangkan bahu Luna.  Luna tersenyum licik "Gue ada cara, cara yang bisa buat Kanya jauh dari ka Raken," ucap Luna "Sekaligus ka Dafa." lanjut Luna.  "Ma-maksud lo? Lo mau ngerebut ka Dafa dari Kanya?" tanya Karina masih mencerna ucapan Luna.  Luna tersenyum miring "Gue nggak ngerebut. Kalo ka Dafa lebih milih gue dibanding Kanya? Kanya bisa apa?" tanya Luna senang.  Karina geleng-geleng "Terserah lo deh, yang penting, kita harus buat rencana supaya Kanya jauh dari ka Raken sama ka Dafa!" ucap Karina yang setuju dengan ucapan Luna.  Luna tersenyum senang "Oke! Rencana pertama adalah..." ucap Luna dan langsung membisikkan rencana kepada Karina.  *** ALE tersenyum sambil menatap bunga yang di berikan kepada Ale dari fansnya. Ale adalah seorang selebgram yang terkenal, pengikutnya hampir menandingi artis terkenal, oke ini lebay-tapi memang benar, Ale adalah salah satu selebgram yang terkenal karena feeds ** nya sangat mewah dan cantik. "Bunga cantik ya, Nya. Aku pengen deh jadi bunga, yang di kagumin orang-orang, sebagai tanda cinta dan kasih sayang. Ah enaknya jadi bunga." ucap Ale senang.  Kanya hanya tersenyum melihat Ale kembali bahagia "Bunga emang cantik, Le. Tapi aku nggak pengen jadi bunga." ucap Kanya.  Ale menoleh ke arah Kanya "Kenapa?" tanya Ale.  Kanya menatap bunga yang di kagumi Ale, mawar putih. "Aku nggak pengen jadi bunga yang memilih untuk kecantikan dan dibiarkan mati," ucap Kanya "Lebih baik menjadi rumput liar yang tidak sulit untuk ditemukan dan nggak akan mungkin untuk di lupakan." lanjut Kanya.  Ale tersenyum lalu mencubit Kanya "Sejak kapan Anya nya Ale jadi puitis kayak gini?" tanya Ale gemas.  Kanya mengelus pipinya sakit "Ale! Pipi aku sakit tau" ucap Kanya sambil cemberut.  Ale hanya tertawa bahagia melihat pipi Kanya merah, melihat Ale tertawa lepas, Kanya tersenyum. Kanya senang bahwa Ale bisa mengalihkan perhatiannya dan tertawa bahagia. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD