chapter 4

1559 Words
*************** "MALIKKKKK...." teriak audrey ketika melihat seniornya itu berjalan dengan santai tak jauh dari tempatnya sekarang berdiri. Sedangkan yang dipanggil menghentikan langkahnya, menoleh karena suara teriakan audrey yang menggelegar. " kamu tuh nggak bisa ya manggil saya santai aja ,gitu? "Tanya malik pada audrey, Jujur saja ia heran kenapa cewek itu selalu berteriak saat memanggilnya, terlihat tidak sopan santun sekali, padahal dirinya adalah orang yang lebih tua dari dia. " enggak.enggak bisa, lo jauh kalau gue nggak teriak lo nggak akan dengar. "Balas audrey. balik memutar bola matanya malas, soal berdebat dengan audrey memang selalu seperti ini, Padahal kalau Audrey ingin menegurnya baik-baik cowok itu bisa saja mengejarnya tanpa harus berteriak segala. " Kenapa ? saya buru-buru kalau nggak penting lebih baik Jangan buang waktu saya. " ujar Malik. Audrey mendengus, "sok sibuk banget sih lo." Ujar Audrey pelan namun masih dapat didengar oleh malik, tapi pemuda itu tak mempermasalahkan hal tersebut, toh dirinya memang sibuk beneran dan bukan berpura-pura saja. "Eh.." kaget malik saat tiba tiba audrey narik dia ke taman samping perpus yg sepi. " Gue mau ngomongin soal perjodohan itu, mami gue bilang kita bakalan nikah minggu depan. " ujar Audrey. Malik hanya menganggukan kepalanya, ia tahu soal itu kemarin dari mamahnya. "Iya saya udah tahu, Memangnya kenapa?" Tanya malik. Audrey memasang raut tak habis pikirnya, masih bertanya kenapa? Pikir audrey jelas-jelas dia tidak setuju dengan hal itu . "apa-apaan sih, ko lo bisa sesantai ini ? Lo nggak bilang mau batalin perjodohan ?" Tanya Audrey . Malik terlihat menghela nafas pelan, ia mencoba bersabar dengan tingkah audrey. "saya sudah bilangkan, sulit bagi saya buat nolak permintaan mama saya, kamu aja nggak bisa nolak permintaan Mami kamu apalagi saya, jadi maaf saya nggak bisa nurutin permintaan kamu."balas malik lalu dia melihat jam tangan yang bertengger di pergelangan tangan kirinya, cowok itu kemudian melihat ke arah audrey. "Saya harus buru-buru, kalau mau bahasa ini lagi bisa nanti, saya nggak punya banyak waktu. " ujar Malik. Setelahnya malik benar-benar pergi meninggalkan audrey dengan segala kekesalan yang ada. Kaki cewek manis itu menghentak-henta lantai, melampiaskan kesalahannya pada lantai marmer itu yang tak bersalah. " dasar malik sialan, b******n Kesal banget gue. " rutuk Audrey lalu berjalan sambil dilukuti dengan Aura menyeramkan. "Ya Allah....aku gak mau nikah sama itu cowok. Gak mau ya Allah. Apa lagi sampai berjodoh sama dia. Dih amit amit. Jangan sampai deh. Ya Allah berilah hambamu ini pertolongan ." Gumam audrey . *** Setelah Sampai di kantin ,audrey mengedarkan pandangannya ,dan sat dia melihat ada teman temannya yg lagi duduk di meja di sudut kanan,dengan segera audrey pun berjalan menghampiri teman temannya itu. Lalu dia duduk di antara runa dan ayang. "Wih ,dari mana lo drey ?" Sapa ayang .namun audrey malah diem aja sambil cemberut. "Yeh ,di tanyain juga malah diem aja." Sungut ayang. " tau nih ,mana males banget gue liat muka lo akhir-akhir ini ,bawaannya ditekuk mulu sewot mulu. " ujar Feli. " Iya nih, Itu muka bisa gak seharian aja nggak ditekuk kenapa sih drey? " tanya runa melihat ke arah audrey yang baru saja datang dengan wajah tak enak dipandang ,kusut banget kaya baju yg belum di strika. perasaan wajah presiden juga enggak gitu-gitu amat deh yang banyak banget permasalahannya. "Tau nih .cerita dong sama kita,jangan di pendem sendiri drey" timpal ayang. " Gue akhirnya jadi nikah. " ujar Audrey sedih ,lalu dia ngambil s**u kotak entah punya siapa. " Heh punya gue itu! " sewot sambil menatap audrey sengit diyakini masih asik meminum s**u kotaknya seperti yang akan segera habis. Audrey itu memang tidak kira-kira kalau sedang kesal, main asal comot makanan orang sampe abis gak tersisa tanpa rasa bersalah. "lu nggak bisa nolak emangnya? Udah jatuh cinta lo sama si culun itu? " tanya feli. "sialan, mendingan diam deh mulut lo fel. Ih gue kan masih mau bebas. Bayangin ,umur gue kan baru aja dua puluh satu tahun, baru dua minggu yang lalu itu juga,kenapa gue udah di paksa nikah coba." ujar Audrey marah . "Ngapain dibayangin, ya kan di umur segitu udah bisa nikah drey,udah wajar. Malah di kampung gue umur tujuh belas tahun ada yg udah nikah, tau " ujar ayang yang berhasil mendapatkan satu geplakan cinta dari audrey di lengannya. " gue lagi serius ya yang , jangan bacot dulu deh. " balas audrey dan ayang pun hanya mengangguk. "Oke babe. Eh tapi gue serius loh soal di kampung gue tujuh belas tahun udah ada yg nikah "Jawab ayang sambil tersenyum membuat audrey berhasil memutar bola matanya malas. " Ya udah sih, penampilan bisa diubah kali drey, lagian malik juga ganteng kok, lo tinggal make over aja dia dikit sesuai sama selera lu, selesai deh. " ujar Luna . Audrey mencebik ketika runa mengatakan hal tersebut. "Tapi kan dia bukan tipe gue banget aja bawaannya kalau lihat dia tuh emosi, gimana hidup gue setelah menikah nanti? Kasihan juga sih sama dia kena marah terus tapi dia juga ngeselin kalau gue marah dia jawabannya bukannya malah bikin gue nggak kesel lagi tapi malah nambah bikin gue gedek. " ujar Audrey. " lo belum coba bilang sama nyokap lo? "Tanya Runa . "udah, tapi mami bilang coba pdkt dulu aja, soalnya gue belum tahu malik itu kayak gimana orangnya, terus juga mamanya malik gue nggak kuat banget mau nolaknya. " balas Audrey. "Emang kenapa sama nyokapnya malik?" Tanya Feli . Audrey yang awalnya menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi kantin langsung membenarkan duduknya lagi. " Astaghfirullahaladzim lah, gue nggak tahu kenapa modelan malik bisa begitu sedangkan mamanya gemesin banget terus papanya ganteng dan modis.Sumpah gue nggak bohong, dia tuh ya ampun bentukannya tuh kayak barbie banget. Cantik imut terus matanya yang atap gue tuh kayak gue tuh apa gitu di mata dia sampai bikin dia seneng banget gitu. Lo pada tahu kenapa gue nggak bisa nolak perjodohan ini di depan orang tuanya malik kenapa? Ya itu karena mamanya emang nggak bisa ditolak. dia netep gue pakai jurus andalan hasilnya gue lemah banget .Lo semua tahu kan gue itu paling lemah banget sama apa aja yang gemesin. " balas Audrey " mana coba gue pengen lihat muka nyokapnya si malik? " ujar Feli. " nih gue tunjukin fotonya" Audrey pun mengutak-atik ponselnya hingga ia menemukan foto ibunya Malik. "Anjrit iya kayak Barbie. "Kata ayang setelah dia melihat foto yang berada di layar hp-nya audrey, sedangkan runa dia cuman mengganggu dengan bibir sedikit terbuka dan si feli menunjukkan ekspresi yang seadanya aja. " berarti emang udah nasib lu drey harus nikah sama itu orang , nikmatin ajalah.eh tapi jangan aja lo berubah jadi culun juga nanti ke dia. " ujar Runa. " sialan lo! Ya enggaklah gue nggak bakalan mau ngikutin fashion dia. " balas sengit audrey pada runa yang mengatakan hal tersebut .sontak ketiga sahabatnya itu tertawa Memang benar, tidak ada gunanya curhat sama sahabat-sahabatnya ini, tidak ada masukan sama sekali . terkadang audrey selalu berpikir Kenapa ia bisa mendapatkan sahabat kayak mereka bertiga ini. "Malam nanti kayak biasa yuk? " ujar runa sambil menatap ketiganya secara bergantian, senyuman cewek cindo itu tersemat, alisnya juga ya mainkan. Sedangkan yang lain masih saling tetap hingga terdengar kata deal setelahnya. Keempatnya tertawa bersama, memang terkadang ketiga sahabat audrey itu tidak ada gunanya, tapi bagaimanapun caranya merekalah yang selalu ada saat audrey membutuhkan, mereka saling melengkapi satu sama lain. *** " Nis apa semuanya sudah siap ? gedungnya? Undangannya? Berapa banyak kita akan mengundang orang-orang? Terus cateringnya juga?" Tea bertanya di sela-sela kegiatannya melihat-lihat dekorasi yang akan dipakai di acara pernikahan anak mereka nanti. "Sudah semua kamu tenang aja, soal berapa banyak yang aku undang itu aku lupa, yang pasti rekan bisnis suami kita kan ya? Soalnya temen malik sama audrey itu nanti kita tanyain sama mereka aja. "Jawab nisa seadanya, acara pernikahan kedua anak mereka memang akan dilaksanakan 1 minggu lagi . Si pengantin malah tak mengurusi apapun dan yang sibuk malah para orang tuanya. "Aku udah nggak sabar mau punya cucu. "Ujar tea dengan teriakan yang tertahan. "Pasti nanti anak mereka gemesin banget kan Ya?" Tanya tea lagi .Nisa menggangguk. "Ya iyalah pasti, orang opa sama omanya aja ganteng cantik begini kok." Balas nisa. "Oh ya, Azhar Kapan mau nikahnya? "Tanya nisa. Mendengar nama anak sulungnya disebut, tea merengut. " Gak tau deh, padahal calonnya udah ada, kalau tahun depan belum nikah juga palingan nanti paksain nikah aja. " balas tea lalu dia terkekeh menyadari ucapannya sendiri. "eh ,tapi dia beneran kan ga papa di langkahin sama malik duluan? " tanya nisa "Katanya sih gapapa .orang dia ko yg nyaranin buat malik aja yg nikah .soalnya dia masih sibuk sama kuliah s3 nya. Padahal calonnya udah mau mau aja di ajak nikah." Jawab tea. Kemudian kedua wanita cantik itu berdiri setelah menemukan dekorasi yang mereka inginkan .Nisa tertawa di samping tea. "Ya udahlah ,itu berarti kita emang di takdirkan buru buru besanan." Balas nisa. "Iya ." Ujar tea.lalu mereka berdua kembali sibuk dengan kesibukan mereka tadi. " Ini padahal yang nikah anak-anak kita, kenapa jadi kita yang ngatur semuanya ya. " ujar Nisa .tea terkekeh kembali. "Gak papa lah mereka juga cuek bebek gitu." Balas tea .Nisa kembali hanya mengangguk, membenarkan ucapan calon besarnya ini. Setelah beberapa menit berbincang mengenai dekorasi keduanya keluar dari tempat tersebut, mereka akan melanjutkan perjalanan mereka ke sebuah butik terkenal untuk mengecek apakah pakaian yang akan dikenakan aalik dan audrey sudah selesai atau belum . Bersambung........
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD