Bab 23

1353 Words

Tirta berdiri bersandar pada daun pintu yang baru ditutupnya dengan senyum tipis yang nyaris tidak terlihat ia memandang Allea yang sedang menyaksikan Canting menggambar dengan antusias. Sebuah gambar bunga di atas kertas, yang menempel di standing board, kepiawaian Canting menggambar memang Tirta acungi jempol mungkin itu adalah bakat yang sedari kecil telah terasah karena Canting yang lahir dan tumbuh besar di kampung batik. Ia menyaksikan dalam kebisuan bagaimana sang buah hati tertawa bahagia kala Canting menggodanya, juga bagaimana mata bak boneka itu menaruh banyak harap pada wanita yang ada di sampingnya, sungguh tidak pernah Tirta bayangkan jika ia akan berlibat kisah ini terlalu dalam dengan wanita itu. Tapi, bagaimanapun dirinya sendiri yang talah memulai semua ini. Hati dan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD