**Reya POV**
.
.
.
.
Aku sudah berada di kelas pagi ini menjadi guru TK itu perlu banyak sekali kesabaran. Mereka terkadang tak mengerti beberapa arahan sehingga sebagai guru harus beberapa kali mengulang dan memberitahu dengan baik dan lembut. Ada juga anak yang tak bisa diajar dengan terlalu lembut, harus sedikit tegas.
Bukan berarti galak dan keras. Mendidik anak dengan keras membuat sikap mereka semakin keras. Sebenarnya aku tak ahli dalam menahan emosi. Namun, aku bukan tipe yang akan menangis jika tersakiti oleh orang yang ku sayangi. Seperti mama, papa, adikku, atau bahkan Yunki. Biasanya aku akan menangis jika terluka. Sedikit saja suara teriakan seolah menyayat hati. Lemah sekali memang.
Akan menjadi lain jika yang melakukan itu adalah orang yang tak terlalu penting dalam hidupku. Aku akan melawan dengan keras jika aku tak bersalah. Ya, dulu aku pernah bekerja sebagai admin. Dan berhenti karena terus saja dibilang tak berguna. Juga laporan yang salah akibat kantor cabang yang bukan bagianku, tapi aku yang disalahkan. Ku jelaskan pada atasan, ia tak terima dan terus menyalahkan. Ku letakan dengan keras tulisan tangan yang ia berikan. Lalu berjalan keluar kantor, memutuskan berhenti saat itu juga.
Tempat ini, sekolah tempatku bekerja akan selalu ramai dengan tawa, canda juga tangisan dan teriakan anak-anak. Dalam satu kelas ada tiga guru yang membantu mengajar. Salah satunya adalah sahabatku, Indah.
Indah sudah menikah dan memiliki dua orang anak. Namun, ia masih menjadi fans dari salah satu boyband Korea BTL. Aku tak terlalu tertarik membahas itu. Kami lebih sering membahas drama Korea, indah juga K-drama lovers. Banyak hal yang aku ceritakan padanya. Termasuk jika akumenjalin hubungan dengan seseorang di sebuah situs pertemanan. Walau aku tak menceritakan semua secara jelas. Karena aku sendiri kadang tak yakin akan berlabuh atau berakhir hubunganku dengan Yunki.
"Bep, pulang makan mi ayam yuk," ajaknya.
"Okeh," sahutku masih sibuk mengisi lembar penilaian harian siswa.
Indah menatapku penasaran. "Gue sebenernya, penasaran deh gimana muka cowok lo itu."
"Nanti kalau dia ke sini gue kasih tau."
"Dia mau ke sini?" tanyanya antusias.
Aku mengangguk. "dua Minggu lagi."
"Wah beneran?! Serius dong dia berarti."
"Iya, tunggu aja," sahutku penuh keyakinan.
"Berarti dia tuh bener serius bep," ucapnya lagi semakin yakin.
"Nggak tau juga, dia kan belum liat gue aslinya kaya gimana." Aku sejujurnya masih tak percaya diri.
Indah mengangkat tangannya bergerak seolah akan memukulku. "Gue getok juga lo, kalau ngomong gitu." Indah merasa kesal karena aku terus saja tak percaya diri.
Aku hanya menjawab dengan menjulurkan lidah. Kami berdua sangat dekat, kami bisa membicarakan banyak hal. Dan kadang aku merasa jika ia bisa membaca apa yang aku pikirkan.
Ponselku bergetar aku mengambil di saku celana. Lalu membuka pesan yang aku yakin dari Yunki. Karena satu-satunya teman chating ku di sana hanya dirinya.
________
Yunki:
(Send picture)
Apa aku cukup tampan?
______
Deg!
Jantungku berdegup cepat setelah ia mengirim foto wajahnya. Apa benar ini dirinya? Ia terlihat dengan kulit putih, senyum manis layaknya kucing, tatapan matanya layaknya bulan sabit, juga mengenakan jaket hitam.
"Bep."
Aku menunjukkan pada Indah foto yang dikirimkan kekasihku itu.
"LYK BTL?" tanya Indah. "Bep, lo jangan terlalu percaya deh. Ini tuh member BTL, kayanya dia niat nipu lo tuh make foto palsu. Soalnya, lo bilang nggak tau boyband Korea."
Indah terdengar cukup marah. Aku tau ia marah karena berpikir jika aku mungkin ditipu. Aku melihat indah sibuk dengan ponselnya. Kemudian menunjukkan padaku.
"Liat nih, ini member BTL Lim Yunki."
Aku menatap layar foto-foto yang berada di galeri sahabatku itu. "Siapa nama aslinya bep?"
"Lim Yun Ki LYK, gue bukannya suudzon bep. Cuma, kaya nggak masuk akal kalau itu Yunki BTL. Apalagi dia mau ke sini 'kan? Aduh, ngomong apa sih gue. Gini bep, gue nggak bermaksud apa-apa gue cuma mau lo hati-hati. Ngerti 'kan maksud gue?"
Aku mengerti maksudnya, Dan kini aku sendiri jadi ragu pada Yunki.
"Iya gue ngerti kok," jawabku yang kini bingung sendiri dengan apa yang ku alami.
Ya, memang hampir tak mungkin jika itu adalah yang dikatakan Indah? Benarkah ia member BTL ? Aku rasa hampir tak mungkin jika itu adalah dirinya. Namun, apa untungnya menggunakan nama dan foto idol untuk berkenalan denganku?
Aku rasa Yunki punya alasan, tapi apa? Apa yang membuat ia melakukan itu?
"Jangan dipikir, lagipula nanti dia ke sini kan? Tunggu dua minggu lagi. Kalau dia bohong jujur gue nggak mau lo sama dia bep. Dari awal aja udah bohong. Cuma, kalau bener dia LYK gue seneng. Nanti gue bisa minta titip tanda tangan Taetae."
Ucapan Indah sama sekali tak salah. Aneh jika memang idol sekelas Yunki BTL masih sibuk dengan kegiatan tak masuk akal termasuk bermain KakaoTalk. Aku rasa ia benar-benar tak percaya diri. Sejujurnya, aku akan menerima Yunki tanpa perlu berbohong.
"Jangan dipikirin nanti juga lo tau kebenarannya," ucap Indah menyadarkan dari lamunan sesaat ku.
***
Malam hari aku sibuk mencari tau semua tentang Lim Yunki. Aku melihat semua acara yang dihadiri BTL. Aku melihat MV mereka juga channel khusus mereka. Sejujurnya, suara dan gaya berbicara LYK mirip dengan Yunki. Pikiranku bercabang apa benar ia berbohong? Atau benar itu dirinya?
Aish, apa yang aku pikirkan. Tak mungkin Yunki-ku seorang idol terkenal. Kalau pun iya, aku rasa aku harus mundur teratur. Karena hubungan kami sebenarnya akan mempersulitnya kelak.
Aku juga sama sekali belum membalas pesan. Aku tak tau apa yang harus aku katakan. Jujur aku merasa dibohongi tanpa bukti. Sama seperti aku telah menuduhnya tanpa tau apapun. Maafkan aku Yunki-yaa ... Tapi, membayangkan kau adalah idol terkenal membuatku merasa semua ini aneh dan tak mungkin.
Aku tau kisah Cinderella dan pangeran bahkan terjadi di dunia nyatanya. Namun, aku rasa aku tak akan bisa jadi salah satunya.
Ponselku berdering, Yunki menghubungiku. Haruskan aku menjawab panggilannya?
"Yeoboseyo?" sapaku.
" Ada yang salah dengan ku? Aku melakukan hal yang membuatmu kesal?"
"Tidak," jawabku singkat.
Yunki menghela napas. "Aku tau ada sesuatu ... Apa? Karena foto itu?"
"Tidak ada apapun chagi," jawabku lagi berusaha senormal mungkin.
"Apa?"
Ia tau aku, ia memahami perubahan sikapku padanya dan akan terus bertanya jika tak juga mendapat jawaban.
"Kau sudah makan?"
"Ada apa Reya Yasmitha?" tanya penuh penekanan.
"Apa.., kau member BTL?"
***