Bosan

1053 Words
**Yunki POV** . . . Aku terbangun di pagi hari karena kegiatan Seojin Hyung yang cukup membuat kamar kami gaduh. Hari ini dorm sepi, semua akan keluar karena kegiatan di luar atau pulang. Sementara aku dorm, karena kedua orang tua dan kakakku yang harus pergi ke Jeju menghadiri acara pernikahan salah satu kerabat. Sebenarnya, aku menawarkan diri untuk ikut. Hanya, ibu bilang jika aku lebih baik di dorm. Ia tak mau aku terlalu lelah. Bukankah ibuku sangat pengertian? "Kau mencari apa Hyung?" tanyaku pada Seojin Hyung yang terlihat kebingungan mencari sesuatu. Menunduk dan membuka bantal yang telah ia tata. "Tidak, tidak aku sudah menemukannya." jawabnya seraya menunjukkan dompet miliknya. Tak biasanya ia begitu ceroboh. Aku bangkit dari tempat tidur dan berjalan keluar seraya menatap layar ponsel. Pagi hari Reya sudah mengirimkan ku pesan. Ia sering mengirimkan pesan emoticon tanpa keterangan apapun. Atau ia biasa memanggil namaku tanpa berkata apapun, jika seperti itu ia sedang memikirkan sesuatu atau dalam masalah. Gadis itu cukup mudah ditebak. Ia seorang yang tak tetap pendirian, ia juga tak pernah ingin menunjukkan sisi lemahnya pada siapapun. Mungkin karena ia anak sulung. Namun, itu bukan jaminannya sebenarnya. Aku sering kali merasa ia terlalu memaksa diri. Ia tak baik, dan harus bertingkah baik-baik saja. Sejujurnya, ia sering menceritakan bagaimana ibunya beberapa kali membedakannya dengan sang adik. Ia menganggap jika itu karena mereka lama terpisah. Reya terpaksa tinggal dengan sang nenek. Akibat orang tuanya bangkrut. Akhirnya, setelah kakek dan sang nenek tiada, ia memutuskan tinggal bersama ayah dan ibunya. Sedikit banyak aku mengerti. Dulu, ibu terutama ayahku sama sekali tidak mendukung jalan yang kupilih. Mereka memilih fokus pada kakakku, mendukungnya ... Sementara aku, berjuang diam-diam dari bawah. Aku sering membuat musik kemudian sama sekali tak mendapat bayaran. Aku bahkan pernah mengalami kecelakaan namun aku mengabaikan itu, hanya untuk mengejar mimpiku. Selama menjadi trainee adalah masa-masa sulit. Harus melanjutkan kuliah seraya bekerja untuk membayar kuliah. Kejadian yang membuat aku benar-benar ingin mundur adalah setelah mengalami kecelakaan kerja. Tanganku cidera setelah motor yang aku kendarai untuk mengantar pesanan tertabrak. Saat itu rasanya ingin menyerah saja. Namun, PD-Nim mengatakan tak perlu khawatir. Ia lalu membayar biaya kuliah dan pengobatan ku. Itu alasan aku masih bertahan meski awalnya terasa begitu berat. Aku banyak menceritakan masa laluku pada Reya. Dan gadis itu menangis, menyebalkan memang. Meski di sisi lain aku justru merasakan ketulusannya. Ia bilang aku harus berusaha keras untuk menjadi idol, andai ia tau bahwa aku sudah berhasil menggapai sebagian mimpiku. Maafkan aku ... Aku belum bisa menunjukkan sisi diriku seutuhnya. Aku nyaman menjadi Lim Yunki-mu seorang trainee yang berusaha keras mencapai mimpinya. Dan satu hal, bahwa aku sama sekali tak pernah menyesali apa yang terjadi dalam hidupku. Baik masa lalu, hari ini, ataupun besok. Semua adalah jalan yang telah menjadi takdir. Sampai di luar aku melihat Hobbie yang duduk dan memainkan ponsel. "Kau batal bertemu kakakmu?" tanyaku. "Aku akan berangkat sedikit siang Hyung." jawabnya masih sibuk menatap layar. Aku mengangguk dan berjalan ke dapur. Hari ini sepertinya—aku ingin makan nasi goreng kimchi. Aku membuat tak banyak dan memakan bersama Hobbie. Karena semua sedang tak berada di sini. Selesai makan, aku duduk di sofa ruang tengah sementara Hobbie bersiap berangkat. Aku menghubungi Reya, hari ini ia akan keluar. Tak lama setelah aku mengirim pesan ia menghubungiku. Kami bicara cukup lama. Reya merias wajah selama kami mengobrol. Aku tau, ia cukup pandai untuk itu. Karena beberapa kali ia menunjukkan hasil makeup-nya. Sejujurnya, ia tampak sangat cantik saat wajahnya terias. Hanya saja, saat tanpa makeup pun aku rasa ia juga manis, walaupun wajahnya terlihat seperti tak bersahabat ... kadang. *** Sudah satu jam sejak terakhir aku menghubunginya. Sampai sekarang ia bahkan tak menghubungi, menyebalkan. Apa ia bertemu dengan mantan kekasihnya? Gadis itu mengatakan jika ia tak bisa melupakan mantan kekasihnya sampai saat ini. Tak pernah ia ceritakan dengan jelas. Apa ia teman sekolahnya? Atau pria itu tinggal di dekat rumahnya? Aish .... ---- You: Chagi Chagiya Hmmmm Ini sudah 35 menit Reya Yasmitha Reya Ini sudah satu jam Menyebalkan _____ "Aish, gadis itu!" Gerutuku kesal kemudian merebahkan tubuh ke tempat tidur. "Apa sebaiknya aku tidur? Ini membosankan sekali." Aku sendirian dan saat ini terus saja bergumam karena terlalu kesal. Biasanya ia tak pernah lupa untuk menghubungi atau juga mengirimkan foto apa yang sedang ia lakukan. Tapi, kali ini? Bahkan pesanku tak terkirim. Ia terlalu senang hingga lupa padaku? Atau ia bertemu mantan kekasihnya itu? Ah sial, aku merasa kesal karena pikiranku yang terus mengakar. Aku merebahkan tubuh mencoba memejamkan mata. Tapi pikiran ini tak bisa bersahabat kali. Ah! apa seharusnya, aku pergi ke suatu tempat? Aku kembali duduk dan berjalan ke dapur. Mencoba mencari sesuatu yang bisa aku makan. Di kulkas aku melihat beberapa makanan yang siap di panaskan. Aku memilih memanaskan spaghetti bolognese. Aku hanya perlu menusuk pembungkus dan memasukannya ke dalam microwave. Seraya menunggu aku menonton televisi. Aku mengganti beberapa chanel. Hari ini tak ada acara yang bagus sepertinya, atau perasaan ku yang tak bagus? Ini benar-benar membosankan .... Setelah aku menghabiskan spaghetti aku kembali ke kamar dan merebahkan tubuh. Sudah pukul 6 sore. Sudah enam jam sejak aku dan Reya melakukan panggilan. Aku rasa aku akan tidur kali ini. Aku memakai selimut dan memeluk bantal, agar bisa tidur dengan baik. Drrrtttttt. Aku melirik ke arah nakas melihat Ponselku bergetar. Aku dengan cepat bangkit dan mengambilnya. Melihat Reya mengirimkan pesan. Aku tak membuka pesan hanya melihat di tampilan layar. ---- Reya: Yunki... Kau tidur? Maafkan aku aku lupa mengisi baterai ponselku. Saat aku berangkat sisanya hanya 11% :') ______ "Gadis itu.., mengapa ceroboh sekali? Aku tak akan membalasnya. Tak akan!" Aku kembali merebahkan tubuh dan bersiap tidur. Ponselku kembali bergetar . -------- Reya: Chagi Chagiya aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa Lim Yunki Ayo bangun ... Aku merindukanmu :ಥ‿ಥ (༎ຶ ෴ ༎ຶ) ( ⚈̥̥̥̥̥́⌢⚈̥̥̥̥̥̀) Apa aku boleh menghubungimu? Hmm? Love you Baiklah tidur yang nyenyak ya .. Saranghae (◍•ᴗ•◍)❤ ♡˖꒰ᵕ༚ᵕ⑅꒱ (っ˘з(˘⌣˘ ) Mmuuaahhh ------ Aku rasa aku mulai gila, kini aku bahkan tersenyum dan merasa malu, juga berdebar hanya dengan membaca pesan-pesan yang ia kirimkan. Aah, gadis itu andai aku punya Doraemon yang bisa membawaku padanya saat ini juga. **** . . . . . . . .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD