bc

Future In The Past

book_age18+
1.7K
FOLLOW
10.0K
READ
CEO
drama
sweet
like
intro-logo
Blurb

Dendam dari seorang sahabat membuat wanita cantik tak berdosa mengalami bencana dalam hidupnya. Diperkosa, memiliki anak yang tidak diinginkan hingga membuatnya gila. Dan tiba-tiba pria itu datang dengan segala ketidak tahuannya.

chap-preview
Free preview
My Boy
* * Di sebuah butik mewah yang terletak di pusat kota New York. Terlihat seorang wanita cantik berambut panjang, sedang sibuk dengan beberapa desain gaun yang menggantung indah di salah satu mannequin, tanpa menyadari seorang anak kecil yang mengendap-endap berjalan kearahnya. "Bundaaaa!!!" "Astaga Angga! jangan membuat Bunda jantung-an!" ujarnya sedikit kesal dengan tingkah laku anaknya yang sedang cekikikan melihatnya sebal bukan main. "Hehehe, sorry Bunda. Angga gak sengaja." Ucap-nya polos, dengan tangan yang menarik-narik ujung dress Bundanya minta untuk digendong. Sedangkan wanita yang diketahui bernama Aira, hanya menggeleng pelan melihat tingkah anaknya yang akan berusia tiga tahun itu. ”Jangan melakukan hal itu lagi, mengerti.” Tegur Aira, dengan tangan yang mengangkat Angga dalam gendongannya. Angga mengangguk, dengan senyum tipis di bibir mungilnya. "Iya Nda, ndak lagi." Dan Aira tahu, yang artinya akan lagi. Karena bocah kecil yang bernama Angga ini sangat amat jahil padanya. Aira memincingkan matanya, sambil mengatakan. "Baiklah, sekarang minta maaf dulu." Dan seperti biasanya, Angga langsung menuruti-nya. "I am sorry, Bunda." Aira tersenyum mendengarnya, memang ia membiasakan putranya untuk meminta maaf jika salah, dan berterimakasih ketika menerima sesuatu. Dan yang paling utama yaitu berbicara sopan pada orang yang lebih tua darinya. Walaupun mereka tinggal di wilayah budaya yang individualis, tetapi Aira tetap mendidik Angga seperti dulu orang tuanya mendidiknya ketika kecil. Dan hal itu juga Aira lakukan pada Angga sejak kecil. "If you kiss me.." sebelum Aira menyelesaikan kata-katanya, bocah kecil itu langsung memberikan ciuman tanpa henti di seluruh wajahnya. Hingga membuat wanita cantik itu geli dibuatnya. "Okey stop it boy, stop!!" Aira menjauhkan wajah-nya dari ciuman berutal itu, tetapi tangan Angga yang berada di lehernya, membuat Aira tidak bisa menjauh. "Baiklah Bunda menyerah, okey." Ujar Aira. Selagi Bundanya mengatur nafasnya yang terengah-engah bocah tampan itu melihat betapa cantik ibunya tersebut, dan kembali mendaratkan satu ciuman kembali di pipi Aira penuh sayang. "Angga, cayang Bunda." Kata Angga dengan tangan yang ia letakkan pada pipi Aira dan mengusapnya lembut.  Bocah kecil itu tersenyum tulus pada Aira yang sedang menatapnya penuh kasih. Membuat hati wanita itu bersyukur memiliki buah hati setampan dan sebaik Angga. "Me too honey. So, what do you want?" tanya Aira penuh maksud. Karena dirinya sangat mengenal sifat Angga, jika sudah mengatakan kata-kata sayang seperti tadi, pasti memiliki tujuan yang harus ia penuhi. "Bunda, knows?" Angga pura-pura terkejut. Aira memutar matanya malas, sebelum kembali menjawab pertanyaan anaknya. "No, I dont know. So tell me, what you want?" Angga memilin rambut panjang Aira, dengan mata kecilnya yang mengedip lucu. "I miss Auntie Nda, kapan kita kesana?" "Do you miss her?" tanya Aira memastikan, dan membuat bocah kecil itu mengangguk otomatis dengan tatapan penuh permohonan. "Iya, Angga kangen Onty dan Om Evon." Aira menyadari bahwa Angga sangat merindukan sahabat sekaligus orang tua kedua untuk putranya. Disa adalah sahabat yang membantunya merawat dirinya dan juga putranya selama ini. Sahabat yang menjadi keluarga dan tempat bergantung untuk dirinya dan juga Angga, putranya. Dan sekarang, Disa sedang pergi meninggalkan mereka berdua untuk keperluan pernikahannya dengan Revon beberapa minggu lagi. Karena itulah, selama dua bula yang lalu, Angga dan juga Aira tidak bisa bertatap muka secara langsung dengan Disa. Mungkin karena itulah, Angga sangat merindukan Onty nya itu. "Apakah kita harus menemui Onty mu itu, sweetheart?" Mata Angga berbinar mendengarnya, "Yup, yup kita akan menemui Onty Bunda!!" Aira tertawa melihat anaknya yang berjingkrak dalam gendongannya. Sungguh Ibu mana yang tidak bahagia melihat jika buah hatinya tertawa bahagia seperti ini, dan Aira salah satunya. ”Okey, dua hari lagi kita akan menemui Onty mu.” "Thank you Bunda, love you so much-much."  Ujar Angga senang dan kembali mencium Aira tanpa henti. *** "Hai, little boy." Seru seorang wanita dari balik pintu kedatangan sambil berlari riang menghampiri dua orang yang satu sedang mendorong trolleybag, sedangkan yang satu terlihat kelelahan di gendongannya. "Oh kesayangan Onty apakah lelah sekali, hm?" tanya Disa sambil mengambil alih bocah laki-laki yang sedang bergelanjut manja di leher Aira. "Onty?" suara serak khas bangun tidur terdengar, ketika ia mendengar suara yang amat dirindukannya. Dengan mata yang berkedip lucu Angga melihat sosok cantik yang sangat ia rindukan belakangan ini. "Hai tampan, sudah bangun?" Angga mengangguk, "Miss you." Jawabnya, sambil menyandarkan kembali kepalanya ke pundak Disa yang membuat tiga orang dewasa itu tersenyum melihatnya. "Hey boy, you do not miss me?" suara bass seorang pria membuat Angga yang sedang menikmati pundak Onty kesayangannya, langsung mendongak dan mencari keberadaan pria kesayangnya itu. Dan ketika matanya menemukannya, Angga langsung melompat menuju pria tampan itu. "Om Evon!!" "Ough, santai boy kau bisa membuat kita semua terjungkal." Ujar pria tampan yang tak lain adalah Revon, yang sedang menahan berat tubuh Angga yang tiba-tiba bertumpu pada lehernya. Dan seperti biasanya Angga hanya tertawa saja mendengarnya. "Hehehe, Om Evon kangen." Manjanya pada pria tunangan Onty nya itu. "Selalu merusak suasana!" gerutu Disa pada calon suaminnya. Tetapi pria bermata sipit itu tak menanggapi ocehan tunangannya, dan semakin tergelak bersama Angga yang juga tertawa melihat omelan Onty cantiknya itu. "Sepertinya tidak ada yang merindukan ku?" Kata satu orang yang sedari tadi tidak ada yang memperdulikan, dan membuat tiga orang yang sedang temu kangen itu hanya terkekeh geli. "Oh Aira sayang maafkan kami, mungkin pesona mu sudah pudar karena bocah tampan ini." Disa menghampiri sahabatnya dan memeluk penuh sayang. "Miss you," kata Disa dalam pelukan Aira yang juga membalas pelukannya. "Tentu, kamu merindukan ku. Jadi batalkan pernikahan mu dan ikut aku kembali ke New York seperti dulu." Kata Aira biasa saja, yang mengundang pelototan tajam dari pasangan yang akan menikah itu. "Ow, itu menyakitkan Ai. Kamu tahu, aku tidak bisa hidup tanpa Disa kan?" kata Revon, mengundang wajah binar dari tunangannya. Disa bergerak merepat pada Revon, dan mecium sekilas pipi tunangannya. "Oh baby, love you deh."   * *

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
76.1K
bc

MANTAN TERINDAH

read
7.0K
bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
76.1K
bc

MENGGENGGAM JANJI

read
475.0K
bc

Bukan Cinta Pertama

read
52.6K
bc

Fake Marriage

read
8.5K
bc

Aksara untuk Elea (21+)

read
836.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook