BAB 3

1138 Words
Aku tidak menyangka jika Selly datang ke restoran yang sama. Ia terlihat sangat marah saat melihatku bersama Rose. " Apa yang kau lakukan disini bersama wanita ini?!" " Selly, aku kesini mengajak Rose makan siang untuk merayakan kesuksesan kami mendapat investasi dari klienku" " Sebaiknya kau ikut aku pergi! Aku tidak mau melihatmu makan siang bersama wanita ini!" Selly dengan paksa menarik tanganku dan membawaku pergi dari restoran. Rasanya aku tidak enak terhadap Rose karena meninggalkannya tanpa berpamitan padanya. *** Aku merasa sangat di permalukan di depan banyak orang ketika Selly berkata kasar di hadapanku. Rasanya aku tidak sanggup menatap orang - orang yang ada di sekelilingku. Aku berusaha menahan tangis sekuat mungkin dan berusaha melangkah lebih cepat agar aku bisa pergi meninggalkan restoran itu. Tiba - tiba ada seorang pria yang menghampiriku dan aku sangat terkejut ketika pria itu membuka kacamata hitamnya. " Rose, sebaiknya kau ikut denganku" " Darimana kau tau aku ada disini?" " Sebaiknya kau masuk ke dalam mobil. Nanti aku akan menjelaskan semuanya" Akhirnya Frans menceritakan semuanya padaku dan aku sangat terkejut ketika mengetahui Selly yang mengikuti Vino saat ia mengajakku ke restoran untuk makan siang. " Jadi begitulah ceritanya. Sebaiknya kau berhati - hati terhadap Selly. Dia bisa melakukan apapun jika ada seorang wanita yang mendekati Vino" " Saya tidak ada niat untuk merebut Pak Vino dari Ibu Selly" " Iya, aku tau kau tidak mungkin merebut suami orang" Sepanjang perjalanan, aku terus memikirkan Vino. Aku berharap ia tidak bertengkar dengan istrinya karena aku. *** Aku tidak bisa membiarkan wanita itu mendekati Vino. Akhirnya aku memutuskan untuk menyuruh adik sepupuku, Carla, untuk menjadi sekretaris suamiku. " Hai Carla, bagaimana kabarmu?" " Aku sangat baik, kak. Kak Selly gimana kabarnya?" " Hmm,, ya begitulah..Carla, apa kau sudah mendapatkan pekerjaan?" " Belum kak, emangnya Kak Selly punya info lowongan kerja?" " Kebetulan Vino membutuhkan sekretaris. Aku pengen kamu yang jadi sekretaris Vino. Gimana? Kamu mau kan?" " Aku mau banget kak!" " Ya sudah, mulai besok senin kamu bisa kerja di perusahaan Vino" " Thanks  Kak Selly" " Iya sayang" Rasanya aku tidak sabar ingin segera menyingkirkan wanita itu dari perusahaan Vino. **** Aku sangat terkejut ketika Selly memutuskan untuk menggantikan posisi Rose dengan Carla. " Kenapa kau seenaknya sendiri memutuskan untuk mengganti posisi Rose dengan Carla? Apa kesalahan Rose sampai kau tega seperti ini?" " aku dari awal tidak suka jika dia menjadi sekretarismu. Seharusnya Carla saja yang menjadi sekretarismu!" " Aku tidak merekrut Carla karena dia tidak terbiasa bekerja keras. Kau tau sendiri kalau tante Vivi selalu memanjakannya" " Sudahlah! Turuti saja keinginanku! Aku tidak ingin kau membantah! Kau harus ingat bahwa ini perusahaan ayahku dan kau harus tunduk dengan keputusanku!" Aku menyadari jika aku banyak berhutang budi kepada orang tua Selly dan aku hanya bisa menuruti kemauan Selly meskipun di dalam hati aku tidak ingin Rose digantikan oleh siapapun. *** Saat aku tiba di kantor, aku sangat terkejut melihat Selly yang melempar surat ke arahku. " Mulai hari ini, kau ku pecat! Ambil pesangonmu dan segera tinggalkan perusahaan ini!" " Apa salah saya sampai saya di pecat?" " Kau mau tau apa kesalahanmu? Seharusnya kau berkaca kalau ingin merebut Vino dariku! Kau itu hanya wanita udik yang tidak cocok bekerja disini!" Aku hanya bisa menahan tangis ketika mendengar hinaan yang dilontarkan Selly. " Kenapa kau diam saja?! Segera kemasi barang - barangmu dan pergi dari sini!" Aku segera menuju ke ruang kerjaku dan mengemasi barang - barangku. Lalu aku pergi dari perusahaan dengan hati yang terluka *** Saat aku tiba di kantor, aku melihat Rose pergi meninggalkan kantor sambil menangis. Saat aku pergi mengejarnya, tiba - tiba Selly datang menghalangiku untuk mengejarnya. " Kau tidak usah mengejarnya! Biarkan dia pergi!" " Kau sangat keterlaluan!" " Aku keterlaluan? Apa tidak salah? Seharusnya kau berterima kasih padaku karena sudah mengusir wanita udik itu dari sini!" Aku sangat murka dengan tindakan yang diambil Selly. Aku tidak akan membiarkan Rose pergi begitu saja dari ku. *** Aku tidak bisa menahan rasa sakit akibat hinaan yang dilontarkan Selly. Rasanya aku tidak ingin kembali bekerja di perusahaan itu. Tiba - tiba ada sebuah mobil yang berhenti di depanku dan saat kaca mobil diturunkan, aku melihat Frans yang menyuruhku untuk masuk ke dalam mobilnya. " Masuk ke dalam mobil. Aku antar kau pulang ke rumah" " Tidak usah, aku bisa pulang naik taksi" " Ayolah Rose, biarkan sekali ini saja aku menolongmu. Aku tidak ada maksud apapun terhadapmu" Akhirnya aku masuk ke dalam mobil sambil membawa barang - barangku. Frans mengantarku pulang ke rumah dan dia membantu membawakan barang - barangku masuk ke dalam rumah. " Terima kasih telah menolongku. Maafkan aku merepotkanmu" " Kau tidak merepotkanku. Aku senang bisa membantumu" " Tunggu sebentar, aku buatkan minuman untukmu" " Tidak usah repot. Aku harus segera kembali ke kantor" " Maaf jika selama ini aku banyak melakukan kesalahan padamu" " Kau tidak perlu minta maaf. Kau tidak  punya salah padaku" " Tolong sampaikan permintaan maafku pada Pak Vino" " Nanti aku sampaikan" " Hati - hati di jalan" Akhirnya Frans pergi dan aku meletakkan semua barang - barangku di gudang. Saat menatap amplop yang berisi pesangon, rasanya hatiku sangat sedih karena aku tidak bisa bertemu dengan Vino. *** Saat aku tiba di kantor, aku mendengar pertengkaran Selly dengan Vino. Sepertinya mereka berdebat cukup serius sampai semua orang membicarakan mereka. " Duh! Bu Selly kayaknya kesel banget sama Pak Vino" " Iya tuh! Gara - gara si Rose, mereka berdua jadi bertengkar" " Hey! Berhenti membicarakan mereka! Urus pekerjaan kalian!" " ii..iya Pak Frans" Aku masuk ke dalam ruang kerja Vino dan berusaha mendamaikan mereka yang sedang bertengkar. " Sudah! Sudah! Apa kalian tidak bisa berhenti bertengkar?! Apa kalian tidak malu di dengar orang banyak?!" " Lebih baik kau pergi saja! Urusanku dengan Vino belum selesai!" " Vino, sebaiknya kita pergi dari sini!" Aku menarik tangan Vino untuk keluar dari ruang kerjanya dan meninggalkan Selly seorang diri. " Hey! Aku belum selesai dengan Vino!" Rasanya sangat memalukan melihat mereka bertengkar di kantor. Aku langsung membawa Vino pergi dari kantor. " Sungguh memalukan melihatmu bertengkar dengan Selly" " Kau tau sendiri jika Selly orang yang posesif dan pencemburu" " Aku rasa kau harus ekstra sabar menghadapi Selly" " Aku sudah terbiasa menghadapi Selly yang kadang bertingkah tidak masuk akal" " Kau tenang saja, Rose akan bekerja di perusahaan ayahku" Vino langsung menoleh ke arahku dan sangat terlihat ia tidak suka. " Apa kau bilang?! Aku tidak setuju!" " Harusnya kau tahu jika Rose saat ini membutuhkan pekerjaan dan aku sanggup memberinya pekerjaan dengan gaji yang lebih tinggi daripada pesangon yang diberikan Selly kepada Rose" " Aku tidak suka kau mendekati Rose!" " Apa hakmu melarangku?! Seharusnya kau ingat bahwa kau sudah beristri dan aku tidak akan membiarkanmu mendekati Rose" Aku pergi meninggalkan Vino seorang diri dan aku bertekad untuk mendapatkan Rose
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD