Aku sangat ketika bertemu dengan ibu mertuaku. Ia terlihat tidak suka dengan kedatanganku.
" Hmm,, mama gak nyangka kalau istrimu mau datang kesini"
" Selly sangat ingin menjenguk mama dan papa"
" Selly, lain kali kamu gak usah ikut kesini. Biar Vino sama Geby aja yang jenguk mama dan papa"
Aku sangat kesal mendengar perkataan wanita tua itu. Aku sangat menyesal mengikuti kemauan Geby untuk datang kesini.
" Selly rasa mama gak berhak melarang Selly untuk datang kesini. Lagipula rumah ini kan pemberian dari orang tua Selly"
" Vino, dengar perkataan istrimu! Dia selalu saja mengungkit pemberian orang tuanya seakan - akan kita seperti pengemis yang mengharapkan pemberiannya!"
" Ma, tolong jangan bertengkar. Vino sangat ingin melihat mama dan Selly akur"
Tidak beberapa lama ayah mertuaku datang melerai kami dan ia menyuruh wanita tua itu untuk meninggalkan kami berdua.
" Mamamu sangat menyebalkan! Seharusnya dia tahu diri!"
" Jaga ucapanmu! Aku tidak suka kau berkata tidak sopan dengan mertuamu sendiri!"
" Oh! Kau lebih membelanya daripada istrimu sendiri?! Seharusnya kau ingat semua pertolongan yang diberikan orang tuaku kepada keluargamu!"
" Aku tau, Selly! Kau tidak perlu berulang kali mengingatkanku atas semua bantuan orang tuamu kepada orang tuaku!"
" Baguslah kalau begitu. Seharusnya dari awal kau tau diri dan menjaga sikapmu padaku, sayang"
Vino pergi meninggalkanku dan hal itu sangat membuatku kesal padanya.
***
Rasanya aku sudah tidak tahan meneruskan pernikahanku bersama Selly. Sudah cukup keluarga dihina olehnya.
Kalau bukan karena orang tuanya yang banyak berjasa untuk kehidupan keluargaku, aku tidak akan mau menikah dengannya.
Saat ini yang aku butuhkan hanya Rose. Aku langsung menelfonnya dan berharap ia bisa menenangkanku.
" Halo "
" Rose, kau sedang apa?"
" Saya baru selesai membereskan warung makan. Ada apa anda menelfon saya?"
" Bisakah kau menghiburku?"
" Ada apa Pak Vino?"
" Saat ini aku sedang bertengkar dengan Selly. Dari awal kami menikah, ia tidak pernah akur dengan mamaku"
" Sebaiknya anda mengalah saja. Saya yakin anda bisa mendamaikan istri dan ibu anda"
" Rasanya aku sangat lelah menghadapi Selly yang keras kepala."
" Anda harus sabar dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Saya yakin anda pasti mendapat solusi"
" Terima kasih atas saran yang kau berikan"
" Sebaiknya anda istirahat. Ini sudah larut malam"
" Baiklah, aku akan istirahat. Maaf aku mengganggu waktumu"
" Tidak apa - apa"
Hatiku terasa damai saat mendengar suara Rose. Hanya dia yang bisa memberiku ketenangan
***
Mendengar suara Vino, membuatku merasa sangat bahagia. Akhir - akhir ini aku sering memikirkannya dan rasanya aku sangat ingin menemuinya.
Seperti biasa, Frans selalu mengunjungi warungku ketika jam makan siang. Ia tidak pernah absen dan selalu membantuku ketika aku membutuhkan pertolongannya.
" Rose, bisakah malam ini kau makan malam bersamaku?"
" Maaf, sepertinya aku tidak bisa"
" Bagaimana kalau besok malam?"
" Mmm, baiklah"
Frans terlihat sangat senang dan tiba - tiba ia memelukku dari belakang. Aku sangat terkejut ketika ia mencium leherku dan seketika itu juga aku langsung melepas pelukannya dari tubuhku.
" Aku tidak suka kau bersikap seperti itu!"
" Maafkan aku. Aku terbawa suasana"
" Sebaiknya kau tinggalkan aku. Masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan"
" Baiklah kalau begitu, aku pergi"
Aku mengacuhkan Frans ketika ia pergi. Aku tidak ingin ia berharap terlalu banyak dariku karena aku hanya menganggapnya seperti saudaraku sendiri
***
Rasanya sangat menyenangkan bertemu dengan Rose. Ia terlihat sangat cantik dengan mengenakan gaun yang sangat sederhana sehingga membuatku terpesona akan keindahannya.
" Pak Vino, selamat datang. Anda mau pesan apa?"
" Aku ingin makanan yang paling enak disini"
" Sebentar saya buatkan. Anda tunggu disini"
Sambil menunggu Rose membuatkan pesananku, aku menikmati pemandangan rumah Rose yang sangat indah dengan di hiasi berbagai macam tanaman.
Tiba - tiba ada seorang pria datang dan aku sangat terkejut ketika melihat Frans. Rasanya aku tidak suka dengan kedatangannya.
" Wow! Aku tidak menyangka kau akan kesini!"
" Aku juga heran melihatmu ada disini"
" Apa kau belum tau jika aku menjadi investor untuk warung makan milik Rose"
" Rasanya hal itu tidak penting untukku"
Tidak beberapa lama Rose datang membawakan pesananku. Rasanya saat itu aku tidak selera untuk menikmati makanan karena melihat Frans yang terkesan mencari perhatian kepada Rose.
" Frans, sejak kapan kau datang?"
" Baru saja aku tiba disini dan aku tidak menyangka jika sepupuku datang kesini"
" Rose, sepertinya aku harus segera kembali ke kantor. Tolong bungkus saja makanannya"
" Baik pak, nanti saya bungkuskan"
Saat Rose kembali ke dapur, Frans memberiku peringatan untuk tidak mendekati Rose.
" Vino, aku peringatkan kau untuk tidak terlalu mendekati Rose. Ingat statusmu sebagai suami Selly"
" Aku rasa kau tidak perlu mengingatkanku dan kau tidak punya hak untuk melarangku bertemu dengan Rose"
Sebelum Frans berkata, tiba - tiba Rose datang membawakan pesananku dan ia terlihat kebingungan melihat kami yang menjaga jarak.
" Sebaiknya aku pergi dulu. Terima kasih Rose"
" Sama - sama Pak Vino"
Sebelum aku pergi, aku melihat Frans yang tersenyum sinis dan rasanya aku sangat kesal saat ia berusaha mendekati Rose.
***
Aku merasakan sesuatu yang aneh saat Frans menatap Vino dengan tatapan tajam. Aku rasa ada sesuatu yang terjadi di antara mereka.
" Frans, kau dan Pak Vino tidak sedang bermusuhan, kan?"
" Kenapa kau bertanya seperti itu?"
" Aku merasa ada sesuatu yang terjadi di antara kalian"
" Itu mungkin hanya perasaanmu saja. Hubungan kami baik saja - saja"
" Aku tidak mau melihat kalian bertengkar"
" Kau tenang saja. Aku tidak akan menghabiskan tenagaku untuk bertengkar dengannya"
" Baguslah. Bisakah kau membantuku?"
" Tentu saja, kebetulan hari ini aku tidak ada pekerjaan jadi aku bisa menghabiskan waktuku disini"
" Terima kasih kau mau membantuku"
Ku akui Frans memang baik tetapi tidak ada yang bisa menggantikan Vino di hatiku.
***
Semakin hari rumah tanggaku tidak harmonis seperti dulu. Aku merasa Vino berubah dan aku tidak ingin kehilangan Vino.
" Kenapa kamu diem aja? Emangnya ada masalah?"
" Ya gitu deh, aku merasa Vino berubah dan tidak sehangat dulu"
" Daripada kamu pusing mikirin Vino, lebih baik kamu ikut kita dugem"
" Iya Sel, disana kita bisa senang - senang tanpa perlu mikirin suami yang gak pernah menghargai kita"
" Ya udah, nanti malam aku ikut kalian"
" Gitu dong!"
Rasanya sudah lama aku tidak menghabiskan waktu bersama teman - temanku karena aku terlalu memikirkan Vino.
Aku tidak ingin hanyut dalam kesedihan dan saatnya aku menghibur diriku sendiri.
***
Aku tidak akan membiarkan Vino mendekati Rose karena hanya aku yang pantas mendapatkan Rose. Apapun akan aku lakukan untuk memiliki Rose karena aku sangat ingin ia menjadi pendamping hidupku