Rasanya sangat menyenangkan bisa berdekatan dengan Rose. Aku tidak sabar ingin segera melamarnya menjadi istriku.
" Frans, daritadi aku lihat kamu melamun. kamu ada masalah ya?"
" Gak kok, aku gak ada masalah"
" Terus kenapa diam aja?"
" Rose, mungkin kamu gak akan percaya dengan apa yang aku katakan. tapi yang jelas aku ingin menyatakan perasaanku padamu"
" Apa maksudmu?"
Aku mengambil tangan Rose dan menggenggamnya dengan erat. Aku ingin dia tahu jika aku sangat serius dengannya.
"Rose, aku sangat ingin kau menjadi istriku. apakah kau mau menikah denganku?"
Rose terlihat sangat terkejut dan ia langsung melepas tangannya dari genggamanku.
" Maaf Frans, aku tidak bisa menjawabnya sekarang"
Rose pergi begitu saja meninggalkanku sendiri dan rasanya aku sangat menyesal telah mengatakan perasaanku padanya.
****
Aku tidak menyangka jika Frans akan mengungkapkan perasaannya padaku. Selama ini aku hanya menganggapnya sebagai teman biasa dan tidak lebih dari itu. Tiba - tiba telfonku berbunyi dan aku sangat terkejut ketika Frans menghubungiku.
" Ada apa Frans?"
" Maafkan aku jika perkataanku lancang. Aku hanya ingin kau tahu jika aku sangat mencintaimu"
Aku hanya terdiam mendengar perkataan Frans. Rasanya aku tidak sanggup berkata apapun saat ini.
" Frans, tolong beri aku waktu untuk berpikir"
" Baiklah kalau begitu, aku tidak akan mengganggumu"
Setelah aku menutup telfon, tiba - tiba ada yang mengetuk pintu dan saat aku membuka pintu, aku sangat terkejut melihat kedatangan Vino. Ia terlihat sangat tampan dengan memakai kemeja warna biru.
" Hai"
" Pak Vino, silakan masuk"
" Sepertinya kau sedang ada masalah. ceritakan padaku"
" Saya baik - baik saja. Anda tidak usah khawatir"
Aku tidak ingin Vino sampai tahu tentang Frans yang melamarku. Aku tidak ingin mereka bertengkar karena aku.
" Kebetulan aku membawakan oleh - oleh untukmu. Semoga kau suka dengan pemberianku"
Vino memberiku sebuah kalung berlian yang sangat indah. Aku sangat bahagia saat Vino mengalungkannya di leherku. Terlihat sangat indah sekali.
" Pak Vino, menurut saya ini sangat berlebihan"
" Menurutku tidak berlebihan. Sangat pas jika kau yang memakainya"
" Terima kasih Pak Vino"
Rasanya jantungku berdebar sangat kencang saat Vino menatapku dengan pandangan yang tajam dan tiba - tiba dia mendekatiku lalu ia menciumku dengan mesra dan aku bisa merasakan bibirnya yang sangat lembut di bibirku dan rasanya aku tidak bisa menolak saat ia menggendongku ke dalam kamar.
***
Rasanya hatiku tidak tenang memikirkan Rose. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke rumah Rose. Setengah jam kemudian, aku tiba di rumah Rose. aku sangat terkejut melihat mobil Vino yang terparkir di depan rumah. Seketika itu juga perasaanku mulai tak tenang. lalu aku berusaha mengetuk pintu rumah tetapi tidak ada jawaban.
Akhirnya aku mendobrak pintu dan seketika pintu terbuka. lalu aku masuk ke dalam rumah dan mencari keberadaan Rose tetapi aku tidak menemukannya. Tiba - tiba aku mendengar suara erangan yang sangat kencang dan saat itu aku langsung pergi ke kamar Rose dan aku sangat terkejut ketika melihat Rose bercinta dengan Vino.
" Frans!"
" Kau memang b******n!"
Saat itu aku langsung memukul Vino sampai ia tidak bisa melawanku dan ia jatuh terkapar di lantai. Rose terlihat sangat sedih saat ia menghampiri Vino dan memeluknya dengan erat.
" Pergi kau dari rumahku! aku sangat membencimu!'
Saat itu hatiku sangat hancur mendengar Rose mengusirku dari rumahnya. aku berjanji di dalam hati akan membalas dendam terhadap Vino
***
Aku tidak tega melihat Vino yang terluka karena pukulan Frans. Aku berusaha mengobati Vino tetapi ia menolak.
" Tidak usah kau obati, aku baik - baik saja"
" Tetapi kau terluka parah. Biarkan aku mengobati lukamu"
" Terima kasih atas perhatianmu"
Vino terlihat sangat lemah dan aku berusaha membantunya berdiri dan mengarahkannya ke atas ranjang.
" Maafkan aku, ini semua karena kesalahanku"
" Kau tidak salah. Apa yang kita lakukan semata - mata karena kita saling mencintai"
" Bagaimana dengan istrimu jika ia sampai tahu tentang hubungan kita?"
" Aku akan menyembunyikan hubungan kita serapi mungkin karena aku tidak ingin berpisah denganmu"
Aku memeluk Vino seerat mungkin karena aku tidak ingin kehilangan orang yang kucintai untuk yang kedua kalinya.
***
Aku memutuskan untuk menghabiskan malam ini dengan wanita - wanita cantik yang bersedia melayaniku. Mereka terlihat sangat menggoda dan sangat berani menunjukkan tubuhnya yang tidak tertutup benang sehelaipun. Tiba - tiba aku teringat Rose dan rasanya aku tidak tertarik melihat wanita itu ketika dia berusaha menggerayangiku.
" Pergi kau dari sini!"
" Kenapa kau mengusirku? bukannya kau yang tadi mencoba merayuku untuk tidur denganmu"
Aku melempar uang ke arah wanita itu dan ia langsung mengambil uang itu di lantai dan pergi meninggalkanku. Rasanya saat ini hatiku sangat hancur memikirkan Rose yang bercinta dengan Vino di tempat tidurnya. Aku bersumpah akan menghancurkan Vino dan menjauhkannya dari Rose.
***
Saat aku pulang ke rumah, Selly terlihat sangat panik saat melihat wajahku yang memar.
" Vino, ada apa dengan pipimu? Apa kau habis bertengkar dengan seseorang?"
" Sudahlah Selly, aku ingin mandi dan beristirahat"
Aku tidak menghiraukan Selly ketika ia memanggilku. Saat ini aku tidak ingin berdebat dengannya karena yang aku inginkan hanya beristirahat dan memimpikan Rose.
" Vino, kenapa kau pulang selarut ini? "
" Aku tadi meeting dengan klien. Apa kau sudah puas??"
" Kenapa nadamu seperti itu? Kau bukan Vino yang ku kenal!"
" Jika kau masih saja bertanya, lebih baik aku tidur di luar saja!"
" Vino, maafkan aku. Aku seharian ini mengkhawatirkanmu. Aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu"
Rasanya aku tidak tega melihat raut wajah Selly yang menampakkan ketakutan. Aku tahu dia sangat memperhatikanku meskipun di dalam hati aku sangat menyesal karena telah mengkhianatinya.
" Maafkan aku jika perkataanku kasar padamu"
" Aku memaafkanmu, sayang. Sebaiknya kau mandi, lalu kita tidur bersama"
Akhirnya aku dan Selly berbaikan, meskipun begitu masih ada yang mengganjal di dalam hatiku.
***
Pagi ini rasanya aku tidak sabar ingin segera bertemu dengan Vino. Aku masih bisa merasakan sentuhan Vino di kulitku. Aku membayangkan betapa bahagianya jika aku hidup bersama pria yang telah menyelamatkan nyawaku sekaligus menjadi cinta terakhirku.
Tiba - tiba aku melihat seorang yang tidak ingin kutemui datang menghampiriku dan ia menarik tanganku secara kasar dan aku langsung menarik tanganku dan berusaha menjaga jarak dengannya.
" Untuk apa kau kesini?! Kau ingin memukulku seperti yang kau lakukan pada Vino!"
" Kenapa kau berpikir seperti itu? Aku tidak mungkin berbuat kasar padamu!"
" Apa kau tidak menyadari jika yang kau lakukan tadi menyakitiku!"
" Maafkan aku, Rose. Aku kesini hanya ingin minta penjelasanmu tentang kejadian kemarin"
" Aku rasa tidak ada yang perlu dijelaskan! Lebih baik kau pergi sekarang juga! Aku tidak ingin melihatmu lagi!"
" Baiklah kalau itu maumu. Tetapi aku tidak akan menyerah untuk mendapatkanmu"
Akhirnya Frans pergi meninggalkanku dan seketika itu juga aku merasa ketakutan terhadap Frans