Bab 11

1533 Words
Ketika aku terus-menerus mengatakan bahwa aku tidak ingin tidur sendirian, dia tersenyum cerah dengan ekspresi bingung, aku perlahan-lahan melangkah ke dunia bawah sadar, merasakan sentuhan lembutnya. Apakah karena aku tertidur, menggenggam tangan ayahku erat-erat? Aku menghela nafas lega melihat penampilan masa kecilku di cermin. Ah, betapa beruntungnya aku! Bahkan jika aku belum terbangun dari mimpiku, aku bisa memiliki kehidupan yang bahagia setidaknya hari ini. "Memang seharusnya Ayah menemanimu." "Aku baik-baik saja, kok. Lagipula ayah pasti sibuk, kan." "Semalam tidurmu tak pulas, kan. Tetapi malah mau ke tempat suci sendirian." "Tak usah khawatir, Ayah. Aku akan segera kembali dengan selamat." Setelah meyakinkan ayah beberapa kali, aku menuju kuil suci. Aku berdoa dengan sungguh-sungguh, melipat kedua tangan bahwa saat ini adalah kenyataan, dan bahwa aku baru saja mengalami mimpi buruk yang panjang dan jelas. Dan bisa dikatakan ini seperti 'Precognitive Dream' Aku tak tahu Titah apa yang telah diturunkan di tempat suci! Bahkan, jika aku pergi ke kuil, tidak ada jaminan bahwa aku bisa mendapatkan jawaban yang jelas. Tetapi jika mereka belum menerima Titah Tuhan. Dalam hal ini, aku akan kembali menderita kecemasan karena aku tidak akan tahu apakah ini mimpi atau hanya mimpi buruk. Sekalipun ada Titah Tuhan, artinya bisa berbeda-beda tergantung siapa yang menafsirkannya. Bahkan dalam ingatanku ada pandangan bersaing bahwa Titah Tuhan adalah aku, bukan Jieun. "Kita sudah tiba di kuil, nona." Sementara aku tenggelam dalam pikiran, kereta yang membawaku tiba di kuil. Ketika aku turun dari kereta, dibantu oleh petugas, aku melihat kuil seputih salju di bawah sinar matahari pertengahan musim panas. Vita Shanktus, Tempat Suci Agung. Bangunan besar di depanku sangat megah, sesuai dengan santo pelindung kerajaan, Vita. Ketika aku melewati pintu lengkung ke pintu masuk kuil, salah satu pendeta mendekat dan membungkuk kepadaku. “Semoga berkah hidup dilimpahkan kepadamu! Selamat datang di Vita Sanktus. Mohon sebutkan identitas diri dan tujuan kedatangan Anda. Agar kehidupanmu dapat diberkati bersama-sama. ” “Aku Aristia La Monique, putri tertua Marquess Monique. Aku ingin melihat Titah Tuhan. Bisakah aku melihatnya?" "Ramalan mana yang ingin kamu lihat?" “Aku ingin tahu tentang yang terbaru. Apakah ada titah yang ditafsirkan kepadamu dalam beberapa bulan terakhir?” “Tidak ada yang seperti itu. Yang terakhir kami terima adalah lima tahun lalu dan itu adalah titah terbaru yang diturunkan kepadamu.” 'Gimana nih... Sepertinya tak ada sama sekali.' "Kalau begitu aku ingin dibicarakan seluruh Titah yang telah diturunkan kepadaku selama 10 tahun belakangan ini." "Silahkan akan ku bimbing Nona ke ruang doa." Lima tahun yang lalu? Jika demikian, itu mungkin tidak terkait dengan ingatanku, tetapi aku memintanya untuk menunjukkan kepadaku semua Titah Tuhan dan membawaku ke ruang doa. Karena akan memakan waktu cukup lama, sepertinya lebih baik bagiku untuk menunggu di tempat yang tenang. Aku memasuki ruang doa dan menatap patung yang diukir di altar kecil. Ada bentuk pohon yang terjerat di beberapa cabang, simbol Vita, santo pelindung kerajaan. Ketika aku ditinggalkan sendirian di tempat yang sunyi, segala macam pikiran muncul di benakku. 'Apa yang harus ku lakukan? Sepertinya aku tidak dapat menemukan ramalan yang aku cari. Bagaimana aku bisa memahami situasi ini?' Kenangan ku saat berumur 17 tahun. Kalau aku benar-benar berusia 10 tahun, ini adalah kenyataan. Berati dalam semalam aku menghabiskan 7 tahun ku berada di dalam mimpi. Apakah itu mungkin? Tetapi... Benarkah dugaanku itu? Ingatan akan sorotan mata yang dingin itu pun tak hilang. Malah selamanya menempel dalam benakku. Apalagi hari-hariku yang sepi dan sedih. Lalu...., Apakah aku sedang bermimpi sekarang? Atau itu hanya belas kasihan terakhir Tuhan sebelum aku menghembuskan nafas terakhirku? "Huhu... Sekarang... Aku harus bagaimana?" Aku gemetar dan semakin cemas. ZRA A A A S.... Berapa banyak waktu berlalu? Aku membuka mataku pada ruang asing di depan mataku. Dimana aku sekarang? Meskipun aku melihat sekeliling, aku tidak melihat apa-apa. Aku baru saja melihat ruang putih tak berujung di depanku. Aku menghela nafas putus asa pada pemandangan yang sangat tidak realistis. Apakah aku mati saat itu? ' Rupanya anakku sudah datang ' Aku tercengang mendengar beberapa suara berdering melalui ruang putih. "SIAPA ITU? SIAPA YANG BICARA?!" ' Aku adalah bahtera yang menganugerahkan seluruh kehidupan di dunia. Kalian menyebutku dengan sebutan Vita ' Aku sangat malu dengan suara yang menyebut dirinya Tuhan. Tak mungkin?! Siapa yang sedang mempermainkan ku?! Meskipun mereka menyebutku anak tuhan, keluarga kami tidak berhubungan baik dengan kuil suci. ' Apa kamu sedang penasaran mana yang sesungguhnya dirimu antara kamu yang sekarang ataukah kamu yang berumur 17 tahun? ' "Ba, bagaimana bisa tahu...?!" ' Tak ada satu pun yang tak ku ketahui ' ' Jawaban dari pertanyaanmu itu adalah ' ' Dua-duanya adalah kenyataan ' Bagaimana ini mungkin? Itu benar-benar tidak mungkin kecuali aku kembali ke masa lalu… "Bagaimana bisa? Aku kembali ke masa lalu?!" ' Begitulah adanya ' ' Segala sesuatunya berputar atas kuasa yang ku hendaki ' Apa? Membalikkan waktu hidupku? Bahkan Tuhan bisa melakukannya? Jika demikian, apa alasannya? Itu pasti bertentangan dengan hubungan sebab akibat. "... Kenapa?!" ' Dikarenakan terlalu banyak takdir yang kebolak-balik. Akibat karunia anak dariku ' "Karunia... Anak? Apa yang kamu bicarakan?" ' Pada dasarnya karunia anak adalah sebuah takdir yang akan terlahir ke dunia. Tetapi justru terpecah ke dunia yang lain akibat dimensi yang terbalik. Anak itu lalu dikembalikan ke dunia asal oleh malaikat yang terlambat menemukan anak itu. Ini mendistorsi nasib banyak orang. Kamu salah satunya, sayang ' ' Aku terlambat memanggilmu kesini dikarenakan banyak takdir termasuk takdirmu yang salah ' Aku tercengang mendengarnya. Dengan kata lain, wanita itu, Jieun...! Jieunlah yang disebut dengan karunia anak! Apakah anak itu juga diberkati dan dicintai oleh Tuhan, dan apakah dia yang ditakdirkan untuk menikah dengan Raja sejak awal? Apakah aku hanya dibuat untuk menggantikannya? "... Lalu, mengapa kamu tidak menurunkan Titah yang baru untuk Jieun?" Kalau saja dari awal aku tahu bahwa akan ada perempuan yang muncul ke dunia ini. Mungkin aku bisa menyerah akan dirinya lebih awal... ' Itu adalah akibat kehilangan karunia anak dariku yang terberkati, karena kamu juga diikat kenyataan takdir yang tipis antara kamu dengannya ' "... Itu... Tidak... Dengan kata lain berarti... Ikatan... Ikatanku dengannya, demi memenuhi kehadiran Jieun?" ' Begitulah ' "CINTA... CINTA YANG MENYAKITKAN HATIKU INI BUKANLAH KEINGINANKU... PERASAANNYA ITU, ADALAH PERASAAN YANG TELAH DITENTUKAN KARENA IKATAN TAKDIR?!" ' Benar ' "AKU TAK PERNAH MENDAPAT PERHATIANNYA MESKI AKU SUDAH BERSUSAH PAYAH KARENA SEORANG PENGGANTI UNTUK WAKTU YANG SEBENTAR!! .... Hanya demi karunia anak yang dicintai Tuhan, Aku......." Sedikit demi sedikit aku sesak nafas. Aku merasa sesuatu seperti pembangkangan muncul jauh di dalam hatiku. ' Benar sekali ' "JANGAN BERCANDA! BUKANKAH KAU TUHAN? TUHAN SEHARUSNYA MENCINTAI DAN MERAWAT SEMUA HAL DENGAN ADIL, KAN?" ' Benar ' "BENAR? APAKAH KAMU BENAR-BENAR PENCIPTA SEGALA SESUATU? JIKA KAMU MENGURUS SEMUANYA DENGAN ADIL, BAGAIMANA BISA ADA ANAKMU YANG DIBERKATI? BUKANKAH SEMUA CIPTAAN DI DUNIA INI ADALAH ANAK-ANAKMU? MEREKA LAYAK MENDAPATKAN RESTUMU. ANAK YANG DIBERKATI? HA, APAKAH KAMU MENGATAKAN KAMU MENJADIKANKU SEBAGAI PENGGANTI ANAK ITU? APAKAH KAMU MENGIKATKU DENGAN TAKDIR KARENA KAMU KEHILANGAN ANAK ITU?" ' Benar ' "APAKAH AKU HARUS HIDUP SENGSARA KARENA ALASAN ITU? HANYA KARENA ALASAN ITU AKU DITELANTARKAN, DAN PEREMPUAN ITU YANG MENGUASAI SEMUANYA!! KARUNIA ANAK YANG DICIPTAKAN OLEH TUHAN PEMELIHARAAN ALAM SEMESTA! APA HEBATNYA TUHAN? JIKA KAMU ADALAH SANG PENCIPTA, APAKAH KAMU PIKIR KAMU DAPAT DENGAN BEBAS MENGGANGGU CIPTAAN ANDA! BAGAIMANA BISA KAMU MENGACAUKAN CIPTAANNYA SEENAKNYA!!" ' Keputusan yang telah ku berikan kepada kalian para manusia tidak bisa dihindari. Itu dinamakan sebagai takdir -fatum- ' "KEPUTUSAN YANG TAK TERHINDARKAN? ITU TIDAK MASUK AKAL! AKU TIDAK BISA MENGUBAH NASIBKU? AKU AKAN MENGHANCURKANNYA. AKU AKAN MENOLAK TAKDIR SEPERTI ITU! AKU BERSUMPAH PADA JIWAKU BAHWA AKU TIDAK AKAN PERNAH MENERIMANYA!" ' Kalian manusia tidak akan pernah bisa menghindari takdir kalian ' “TIDAK!! AKU MENOLAK, TAKDIR ITU!!” ' Manusia tidak akan pernah bisa lepas dari takdir ' "AHHHH!" Kemarahanku mengamuk jauh di dalam meledak seperti gunung berapi. Aku melampiaskannya dengan berteriak keras, yang telah ku simpan selama bertahun-tahun. Aku berteriak terlepas dari diriku sendiri. Apakah aku harus dirampas kebebasannya sejak aku masih muda karena alasan itu? Apakah aku harus dibesarkan sebagai seorang wanita untuknya karena alasan itu? Aku yang telah mencintainya setulus hatiku meski sama sekali tak pernah mendapatkan kasih sayang hangatnya. Lalu peranku digantikan dan tanggung jawabku dilempar kepada perempuan yang disebut sebagai Ratu itu. Meski aku dicerca sebagai penyihir oleh rakyat kerajaan, tak pernah ada rasa kebencian dalam diriku. Tuhan menempaku dengan berbagai cobaan hidup darinya. Semua kesulitan yang telah ku alami akan di gantikan oleh Tuhan yang maha adil... Itulah yang selalu ku yakini. Kebebasanku telah dikekang sejak awal. Untuk dipaksa menjalin hidup sebagai wanita pria itu. Di satu sisi aku tak menyadari bahwa kasih sayang yang diberikan oleh ayah begitu besar! Apakah dia pikir dia bisa membenarkan menghancurkan semua yang aku miliki? Hanya karena aku awalnya tidak terikat padanya? Aku berteriak seperti orang gila. Aku hampir tidak bisa menahan perasaan berapi-api yang muncul di hatiku. Aku merasa seperti aku akan menjadi gila jika aku terus bertahan, jadi aku berteriak dan menangis sampai tenggorokanku serak. ' Anakku, Aku mengasihanimu. Maka dari itu takdir yang telah diberikan tak bisa diubah. Sebagai gantinya, aku akan mengganti rugi akan takdirmu ini ' Berapa lama waktu berlalu?. Ketika aku mendengar suara lain bergema di angkasa, aku tertawa terbahak-bahak. Mengganti rugi setelah menghancurkan hidupku dengan begitu menyedihkan? "Haah... Ganti rugi? Sungguh luar biasa."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD