12.3DARA

1237 Words
Pagi pagi sekali Naya baru tiba di kontrakan saat ia membuka pintu dengan kunci cadangan ia dikejutkan oleh Mira yang sudah duduk di area dapur memandang kearahnya. "Kamu baru pulang toh Nay?" "Iya Mir, duh capek banget." Sambil menolehkan kepala nya ke kanan dan kekiri merilekskan otot otot lehernya ia berjalan mendekati Mira yang sedang menikmati teh dan roti dipagi hari. "Kamu kenapa nginep di lokasi?" Tanya Mira seraya meminum teh dan memakan rotinya. "Gak kekejar Mir, mau balik kerumah juga udah malem dari pada naik Ojol malem malem gue nginep disana aja lah." "Tapi disana tempatnya layak opo ora toh, takutnya okeh pria kurang ajar iku loh." "Alhamdullilah gak ada kok, tempatnya lumayan buat tidur!" Ucap Naya mengambil teh Mira lalu meminumnya. "Kamu mau pergi pagi pagi begini?" Tanya Naya yang dijawab gelengan oleh Mira. "Enggak, masih sejam lagi lah baru gerak." "Kinan mana? Belom bangun?" "Dia juga lembur tadi malam, karena tahu gak ada kita dirumah, jadi dia berangkat siang hari ini." Jawab Mira memberitahu. "Gue ke kamar dulu ya, capek!" "Oke." Naya berlalu masuk kedalam kamar nya membawa perlengkapan yang ia bawa dari lokasi syuting. Hari ini Kinan masuk lebih sore akibat lembur yang ia lakukan kemarin saat memasuki area Restoran ia melihat Satya dan dua orang wanita bersamanya Kinan hanya memperhatikan wanita paruh baya disamping Sarah terlihat akrab dengan Satya apa itu adalah ibu kandung Satya ia memalingkan wajahnya masuk keruang ganti, mengganti pakaiannya lalu masuk ke dapur menemui Chef Nico masih sibuk membuat masakan disana. "Chef." Panggil Kinan kepada Nico yang menoleh ke arahnya. "Ada apa?" Sahut pria berketurunan Belanda itu menatap Kinan sambil sibuk mengaduk masakannya. "Yang didepan itu ibunya Chef Satya ya?" Terlihat pria itu mengerutkan dahinya sambil menuang masakan yang sudah selesai. "Yang mana?" Tanya nya lagi. "Yang duduk bersama Mbak Sarah?" "Oh bukan, itu Mamanya Sarah sepertinya." Ucap Nico sambil meletakkan makanan di nampan menunggu giliran disajikan oleh pelayan. "Kamu mau antar makanan ini?" Ucap Nico memandang Kinan yang masih terdiam. "Kinan." Panggilnya lagi. "Eh, iya Chef, kenapa?" "Kamu ini malah ngelamun, kamu bisa antarkan ini ke Satya?" Sambil menyodorkan nampan yang berada di tangannya. "A..aah iya Chef!" Kinan tidak sempat menolak membawa nampan itu keluar menuju meja Satya dan dua wanita itu. Kinan berjalan mendekati meja tersebut terdengar gelak tawa semangkin mengisi indra pendengarannya. "Maaf Chef ini pesanannya." "Terimakasih Kinan." Satya menerima makanan yang dibawa oleh Kinan mengambil nya meletakkan diatas meja, Kinan melirik wanita paruh baya itu cantik, mama Sarah benar benar cantik meski usianya tak lagi muda batin Kinan. Ia melihat wanita itu tersenyum kepada dirinya dan disambut senyuman hangat kembali oleh Kinan. "Mah, kenalin ini asisten Chef disini, Kinan juga jago masak lo Mah." Ucap Sarah mengumumkan. "Oh ya, siapa nama kamu Nak?" Tanya wanita paruh baya itu lembut. "Kinan Tante." "Nama yang cantik." Ujar mama Sarah. "Nan, sini duduk bareng kita." Sarah sudah menggeser duduknya membuat Kinan mau duduk bersama mereka. "Sudah lama kerja dengan Satya?" Kinan menatap pria manis itu yang tengah tersenyum memandang wanita paruh baya disampingnya. "Lumayan Tan, sekitar lima bulan." "Belum terlalpu lama ya! Kamu tinggal dimana Nak?" "Di Jakarta ini Tante." "Asli Jakarta?" "Enggak Tan, saya dari Surabaya." "Oh begitu!" "Tante, Mamanya Mbak Sarah?" "Iya, tadi belanja sekalian mampir ke Restoran Satya." Kinan menganggukkan kepalanya, Bukan apa apa Kinan hanya memfokuskan dirinya pada kedua pasangan kekasih disampingnya yang asik bersenda gurau saling bertukar kata kata manis, sedangkan ia hanya berbicara dengan wanita paruh baya ini, kenapa rasanya sakit saat melihat Satya tertawa bersama Sarah terlebih Satya tidak melihatnya sama sekali. Kinan mencoba memalingkan wajahnya dan tersenyum kearah wanita paruh baya disampingnya. "Kinan, kamu baik baik saja?" Tanya wanita tersebut karena melihat wajah Kinan yang memerah. "Gak apa apa kok Tante, saya hanya kebelet, saya permisi dulu ya Tan." Ucap Kinan sambil berdiri meninggalkan mereka sebelum mendengar jawaban dari ketiganya, ia masuk ke area dapur lalu keluar dari pintu belakang Kinan bersandar di dinding belakang Resto menahan isak tangisnya, ia teringat kesusahannya, kehidupannya, yang tidak tahu siapa dirinya dan dimana orang tua nya, dan mengapa ia di lahir kan jika tidak di inginkan, Kinan terus terisak, bagaimana mungkin ia berharap mencintai Satya yang sudah memiliki kekasih cantik berpendidikan dan asal usul keluarga yang jelas, sedangkan Kinan, ia hanya gadis yatim piatu yang tumbuh besar di Panti Asuhan tanpa pendidikan tinggi parahnya ia tidak tahu dimana keluarganya dan dari mana asalnya. Kinan mengusap air matanya kasar, sudah cukup ia lemah membiarkan hatinya terus menerus mendoktrin dirinya ia harus bersikap sadar diri, bahwa takdir hidupnya bukanlah Satya, ia masuk kedalam melanjutkan pekerjaan dapurnya. *** Siang hari Naya kembali ke lokasi syuting, ia mendapat jadwal syuting sore dan malam hari jadi Naya membawa selimut untuknya tidur karena pasti ia akan bermalam lagi, Naya berjalan sambil menenteng barang barangnya berlalu masuk ketempat istirahat, saat ia berjalan menunduk ia tidak melihat jika ada yang berjalan kearahnya membuat keduanya saling bertabrakan membuat barang barang Naya terjatuh dan seseorang itu menjatuhkan ponselnya. membuat Naya buru buru mengambilnya karena terlihat itu ponsel mahal. "Loe itu punya mata gak sih, loe liat ponsel gua jatuh." Ucap wanita tersebut yang juga membintangi film yang sama dengan Naya, Ia menyerah kan ponsel tersebut yang syukurnya tidak retak sedikitpun, wanita itu memutar mutar ponselnya melihat apa yang rusak tapi tidak menemukannya, ia melirik Naya yang berdiri dihadapannya cemas. "Awas ya loe, kalau sampek ponsel gue ini lecet atau rusak loe harus ganti, ngerti!" Naya mengangguk takut lalu melanjutkan perjalanannya meninggalkan wanita itu yang menatapnya tajam. Mira sedang sibuk memilih bahan bahan makanan yang akan mengisi lemari es Xavier ia dan Xavier memilih belanja bersama, Xavier yang menunggu di mobil sudah merasa bosan tapi Mira tidak kunjung kembali membuat pria itu keluar dari mobilnya dan masuk melihat apa yang Mira belanjakan sehingga membuat waktunya menunggu lama, Xavier mendekati Mira yang sedang mendorong trolinya santai. "Bisakah kau belanja dengan cepat, aku lelah harus menunggumu seperti ini." Ujar Xavier saat berjalan disamping Mira, membuat gadis tersebut terkejut. "Loh, Mister kapan masuk, kok saya ndak tahu ya Mister." "Udah kamu ini banyak nanya, cepetan belanjanya, kenapa lama banget sih?" "Saya cuma tanya lo Mister, gitu aja sewot, hem." Mira berjalan cepat meninggalkan pria tampan tersebut yang melongo sempurna menatap kepergian gadis tersebut. "Loe, belanja apaan sih kenapa segini banyak belum siap juga?" Ucap Xavier sambil melirik keranjang yang sudah dipenuhi bahan bahan makanan. "Nih yo, tak kasih tahu karo Mister, Mister iku gak duwe opo opo di Apartemennya Mister dari yang ter cilik pun ora duwe jadi yo aku iki mesti belonjo seng buanyak toh Mister." Mira mengucapkan bahasanya dengan fasih membuat Xavier hanya mengerjabkan mata melongo memandang gadis mungil didekatnya tersebut, Mira memalingkan wajahnya melihat pria itu yang tidak kunjung menjawabnya. "Kenapa Mister bengong?" Tanya Mira tak mengerti. "Sumpah, gue gak ngerti loe ngomong apa barusan, pusing gue, dah lah gue tunggu di mobil aja, sepuluh menit dari sekarang gak ada tapi tapi, gue udah pusing nungguin loe belanja, di tambah loe ngomong kagak jelas bikin gue mules aja!" Ucap Xavier berlalu meninggalkan Mira yang terperangah menatap kepergian Xavier. Mira memegang mulutnya ia memang mengatakan sesuatu dari bahasa sehari harinya tapi dia juga tidak mengingat jika Xavier tak mengerti ucapannya membuat Mira geleng kepala, ia memang ceroboh padahal pacar pura pura nya itu sudah berkali kali mengingatkan tapi kebiasaan itu mau gimana lagi tidak bisa di ubah. _________________________________ Ada yang belum nambahin cerita ini ke library nya hayo tekan lovenya jangan sampai kehilangan jejak.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD