11.3DARA

1351 Words
Sore hari Mira sudah siap membereskan pekerjaannya ia duduk santai disofa sambil mengamati ponselnya ia sedang berbalas chatting dengan Kinan yang curhat habis berduaan bersama Satya, dan ia juga membahas untuk pulang ke Surabaya melihat Panti Asuhan dan ibu panti yang sudah membesarkan mereka, saat masih sibuk dengan ponselnya bunyi apartemen dibuka mengalihkan pandangannya Mira memandang ke arah Xavier yang berjalan mendekatinya. "Kamu belum pulang?" Tanya Xavier kepada Mira. "Belom Mister, emangnya kenapa, Mister mau pacaran sama cewek lain?" Tanya Mira membuat Xavier menatapnya aneh. "Kenapa kamu tanya seperti itu?" "Ya siapa tahu kan Mister saya cuma nebak aja Mister." "Kamu tahu gak, kamu ngomong gitu seperti sedang mencurigai gue," "Curiga piye toh? Eh maksudnya curiga gimana Mister." Ralat Mira saat melihat wajah Xavier yang berkerut tak mengerti. "Curiga seperti kekasih beneran." Jawab Xavier sembari duduk disamping Mira yang langsung menggeser tubuhnya menjauh membuat Xavier terkekeh lucu. "Kamu kenapa bergerak kesana?" Tanya Xavier dengan senyum tertahan, ia tahu jika Mira mencoba memberi jarak padanya jika sedang berdua saja. "Gak kenapa kenapa Mister, cuma jaga jaga aja." "Jaga jaga untuk apa?" Tanya Xavier pura pura tidak tahu sambil menggeser tubuhnya mendekati Mira. "Ya untuk saya sendiri Mister!" "Kenapa begitu?" Ucap Xavier tetap menggeser tubuhnya mendekati Mira hingga ia sampai di ujung sofa hampir terjatuh. "Mister bisa gak geser kesana lagi." Ucap Mira gugup sambil memandang ke arah Xavier yang tersenyum simpul. "Kalau saya gak mau kamu mau apa?" Tanya Xavier menantang. "Yowes toh, aku mau balik aja, dan gak kembali lagi, oke!" Ucap Mira seraya berdiri berniat meninggalkan Xavier. Membuat Xavier reflek menarik kembali tangan Mira untuk duduk kembali. "Kamu mau kemana?" "Mau pulang lah Mister, masak iya saya mau tidur disini." "Ucapan kamu barusan gak berlakukan?" "Tergantung!" Ucap Mira pasti. "Tergantung apa?" "Tergantung Mister bersikap." "Memangnya saya harus bersikap seperti apa?" "Jangan dekat dekat saya seperti ini." Tunjuk Mira pada Xavier yang duduk tepat didekatnya membuat keduanya saling bertatapan saat melihat satu sama lain. "Oke, sorry saya tidak menyadarinya." Ucap Xavier tulus lalu menggeser tubuhnya menjauh. Mira bernafas lega membuat Xavier menggeleng gelengkan kepalanya. "Kamu mau pulang?" Tanya Xavier kepada Mira. "I..iya Mister, kenapa?" Ucap Mira gugup. "Ya udah, ayok gue antar sekalian gue juga mau keluar!" Ucapnya seraya bangkit menuju pantry mengambil air minum dan menenggaknya hingga tandas. "Gak perlu Mister, aku iso kok pulang sendiri, ndak perlu di anterin." Xavier menaikan alisnya sebelah mendengar ucapan Mira. "Kamu ini kenapa sih?" "Kenapa apa yo Mister?" "Ingat Mira, kita itu berpura pura pacaran, bukan hanya kerja jadi tukang bersih bersih disini, kok kesannya malah kamu jaga jarak sama gue." Xavier menggeleng geleng kan kepalanya. "E..eh bukan gitu Mister, aku cuma,_" "Cuma apa?" "Cuma gak mau aja kenapa kenapa?" "Kenapa apa?" Tanya Xavier lagi membuat Mira serba salah. "Ndak tahu lah Mister, pusing kepala saya jadinya Mister terlalu banyak bertanya." Xavier terkekeh lalu menghampiri Mira. "Kalau kamu masih terus seperti ini, menjaga jarak, maksudnya dalam artian canggung seperti ini bisa bisa orang orang tahu kalau kita pura pura aja!" "Ja .. jadi harus gimana dong Mister?" "Rileks aja kali, kan uda gue bilang berkali kali gue gak bakalan cari kesempatan dalam kesempitan!" "I..iya Mister." "Sekarang ayo, kamu saya anterin, masak iya rumah pacar sendiri gak tahu kan bisa berabe kalau Mami nanyakin." Mira mengangguk mendengar ucapan Xavier, benar juga yang ia katakan kenapa Mira malah berpikir terlalu jauh, akibat Kinan ia jadi bingung membedakan mana yang harus dan yang tidak, tapi hati kecil Mira mengatakan kalau Xavier pria yang bisa di percaya. *** Kinan duduk termenung sembari memainkan ponselnya ia merasa kesepian tidak ada Mira di Restoran tersebut, Kinan masih asik duduk terkejut oleh suara seseorang. "Kamu belum pulang?" Tanya seorang pria dari arah pintu masuk. Kinan menoleh melihat ke arah pria tersebut. "Eh, Chef Indra." Ucap Kinan terkejut. "Kenapa kamu belum pulang?" "Lembur Chef." "Gak biasanya!" Tanya Indra yang masih berdiri dihadapan Kinan. "Iya Chef, habisnya dirumah pasti sendiri Chef, Mira belum pulang, Naya apa lagi dia masih sibuk syuting film baru Chef." Indra mengangguk mengerti. "Berarti kamu lanjut kerja sampai malam?" "Begitu lah Chef." "Gak capek?" "Enggak kok Chef, soalnya Resto juga gak begitu ramai." "Ya udah gue mau ganti baju dulu ya, Nico udah balik?" "Belom Chef, masih ada tuh di belakang." Indra hanya mengangguk lalu beranjak dari tempat Kinan. Dilain tempat Mira yang baru tiba dirumah dengan diantar Xavier berjalan masuk kedalam rumah, hari sudah mulai petang saat ia tiba di rumah, Mira dikejutkan oleh suara tetangganya yang tiba tiba nongol di pintu sebelah. "Neng Mira diantar siapa tuh?" Tanya Marni dengan daster khas rumahannya. Iya rumahan yang dasternya diatas lutut dan tanpa lengan menunjukkan ketiak mulusnya yang katanya biar adem terkena hembusan angin. Istri Rudi ini memang masih muda dan termasuk seumuran dengan Mira dan sahabatnya tapi sudah menikah dan belum dikaruniai anak. "Eh, Mbak Marni toh, saya pikir siapa." "Gak ada siapa siapa disini Neng, cuma saya!" Jawabnya senyum senyum, sekedar info kalau Marni ini orang nya radak genit untung saja Mira dan sahabat nya masih gadis coba kalau punya lakik mungkin Marni ini sudah jadi bibi bibit pelakor apalagi gaya pakaiannya yang Astagfirullah menggoda iman. "Eh, iya." Jawab Mira bingung. "Dianterin siapa Neng, kok mobilnya bagus pisan, pacarnya ya?" "Eh, itu anu Mbak." "Anu apa sih neng, kayak tahu aja anu anu?" Jawabnya lagi sambil mesem mesem. Selain genit mbak Marni orang nya juga gesrek alias kalau ngomong suka asal ceplos meskipun yang ia ucapkan sedikit vulgar. "Iya Mbak, pacar." Ucap Mira sambil cengengesan biarin ia mengatakan Xavier adalah pacar nya toh yang ia ajak bicara hanya seorang mbak Marni. "Wah, neng Mira pinter ya cari pacar, pasti kaya mobilnya aja bagus." "Hehehe, iya Mbak." Mira bingung harus menghentikan pembicaraan ini pasalnya Marni ini doyan ngemil alias ngomong. "Saya juga tuh pinginnya begitu Neng, eh tapi dapetnya Mas Rudi, memang jodoh ya gak kemana ya Neng! Tapi saya gak nyesel kok Neng dapet nya Mas Rudi." "Kok gitu mbak?" "Iya Neng soalnya kuat." Ucapnya sambil memperagakan otot lengan layaknya para binaragawan. Mira hanya terkekeh tidak mengerti melihat tingkah pengantin muda tetangganya ini. "Oh gitu mbak." "Iya Neng, makannya Neng, kalau cari suami yang kuat biar gak meresahkan." Ucapnya sambil senyum senyum tak jelas. Mira yang hendak masuk rumah malah ngerumpi tak jelas dengan Mahmud di hadapannya ini. "Kuat seperti apa nih Mbak?" "Tapi, pacar nya eneng itu orang apa ya? Maksud aku dia dari mana Neng?" "Oh, dia orang Jerman Mbak!" "Apa? Maksud neng Mira yang tadi itu bule?" "Gak bule juga sih, kata Naya, cuma orang tuanya, maksudnya Ayahnya orang Jerman asli." "Waah, keturunan Jerman berarti ya Neng?" "Iya Mbak!" "Gedong, dong?" "Hah, gedong? Opo iku Mbak?" "Maksudnya besar neng." Ucap Marni sambil berbisik. "Besar piye toh maksudnya?" "Anunya Neng." "Anu, anu apa ya Mbak?" Mira yang polos bertemu Marni yang kelewat canggih membuat Mira berkerut tak mengerti. "Itu neng Torpedo nya." "Torpedo?" "Iya Neng itu, kalau sudah gedong gak bakalan meresahkan lagi Neng, paling eneng yang dibuat resah di ranjang." Jawab Marni sambil terkekeh tak jelas. Mira yang memang tidak mengerti hanya terbengong bingung memandang kearah tetangganya itu yang tersenyum tidak jelas. "Kok cerito ranjang segala Mbak, iki maksudte opo yo Mbak, saya gak ngerti lo." Ucap Mira bingung. "Lah, gak ngerti toh?" Tanya Marni lagi. "Enggak Mbak." "Itu loh Neng, yang kalau pengantin baru, malam pertama ngapain?" "Tidur Mbak." "Duh kamu itu polos banget rupanya." Membuat Marni geleng geleng kepala. "Memangnya apa Mbak?" "Proses buat anak neng." Ucap Marni lebih jelas lagi. "Oh itu, kenapa malah bahas itu Mbak?" "Waduh, kan tadi bahas yang gedong gedong?" "Oh gedong itu maksudnya begituan ya Mbak." "Ya gitu deh, tapi ngomong ngomong Neng Mira ini polos sekali ya, tapi pacarannya sama bule ati ati ya Neng?" "Tenang Mbak saya bisa jaga diri." "Yang bener." "Iya Mbak!" "Ya udah Neng saya mau mandi dulu ya, soalnya Mas Rudi mau pulang ntar saya gak wangi kan gak enak nyiumnya." "Eh iya Mbak." Mira hanya garuk garuk kepalan melihat tingkah tetangganya yang super genit itu, ia pun ikut melanjutkan jalannya masuk kedalam rumah setelah membuka kuncinya. ______________________________ Ada yang nungguin gak? jangan lupa tekan love nya ya dear.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD