5. 3DARA

1503 Words
Mobil Xavier berhenti di pelataran resto Satya, Mira langsung turun meninggalkan Xavier yang mengikutinya dari belakang. Mira masuk kedalam mengedarkan pandangannya mencari Kinan, ia merasa lelah dan ingin segera pulang mengajak Kinan untuk kembali kerumah ia berjalan kearah dapur resto dengan disambut oleh Kinan. "Miraa, kamu dari mana aja, aku khawatir tau, kamu dihubungi kenapa gak diangkat sih?" "Nan, mbok aku di kek i minum dulu toh Nan." "Emangnya kamu dari mana?" Kinan menyodorkan gelas berisi air putih kepada sahabatnya. "Aku barusan diculik Nan!" "Di culik?" ucap Kinan spontan. "Iya Nan, di culik." Mira menegaskan saat ia selesai menenggak habis air putih di gelas tersebut. "Siapa yang nyulik loe?" tanya Kinan dengan dahi berkerut. "Cowok ganteng Nan, tapi yo iku, radak gendeng Nan," "Kamu ngomong apa sih?" "Iku lo Nan, kamu ngerti cowok yang kamu bilang bulek iku?" "Buklek yang mana? Kok cowok si Mir?" ucap Kinan bingung. "Walah kue lalih toh, yang waktu itu kamu bilang Bulek iku lo Nan," "Aduh udah deh aku pusing sama kamu ngomong muter muter, yang penting kamu pulang dengan sehat wal afiat." "Iyoh, tapi dia nuntut aku, dadi pacar pura pura dia Nan." "Aduh apa lagi sih ini?" jawab Kinan sambil memijit pelipisnya. "Ck, kamu kok gitu toh Nan, aku capek ayo kita pulang." Kinan menatap sahabatnya yang super polos dari atas sampai bawah. "Sekarang cowok yang kamu bilang itu mana?" "Gak tau Nan, tadi aku tinggalin di luar." "Kok loe tinggalin?" "Lah terus aku kudu piye toh, ngajak dia kemari ngenalin sama kamu gitu?" jawab Mira dengan raut Kesal. "Ya udah ayok kita liat dimana cowok itu." Kinan menggeret lengan Mira keluar untuk melihat dimana pria yang Mira maksud. "Nan, iku lo Nan, seng duduk sama Pak Satya!" tunjuk Mira pada seorang pria yang duduk dihadapan Satya. "Loh, itu bukan nya bule yang waktu itu makan disini bareng Pak Satya." jawab Kinan kepada Mira yang langsung mengangguk. "Kan aku uwis bilang toh Nan." "Ya ampun, pikiran gue udah traveling ke Buk lek buk lek siapa gitu." "Ya kan emang Bulek Nan, kan kamu yang ngomong." "Aduh Mira buka buk lek tapi bule gak pakek 'K' ngerti gak sih!" Mira mengangguk mengerti. "Dia ngajakin kamu pacaran?" tanya Kinan. "Iyoh Nan, maksa lagi." "Kok bisa?" Kinan memandang kearah Mira yang mengangkat dua bahunya tanda tak mengerti. "Ya mungkin karena wajah ayu ku iki lo Nan." Kinan menatap Mira dengan memutar bola matanya. "Loe kalau ngomong nyadar kenapa?" "Sadar iki lo Nan," "Yah kali bule mau sama cewek medok kayak loe." "Yo ora popo toh, kan nambah nambah gaya bahasa." "Bahasa apa, bahasa medok maksud loe?" "Issh Kinan kamu jahat banget." dua gadis itu berdebat hingga Satya memanggilnya untuk bergabung. "Kamu pergi dengan Xavier tadi?" Satya bertanya pada Mira yang duduk disampingnya. "Bukan Pak, tapi saya di culik," ucap Mira membuat Satya mengerutkan dahinya. "Diculik?" Satya menatap kearah sahabatnya Xavier. "Enak aja, enggak lah!" jawab Xavier sambil menggoyang goyangkan tangannya. "Lah jadi opo toh, orang Mister yang maksa maksa saya, apa itu namanya kalau gak nyulik?" "Kalau nyulik ngapain gue pulangkan loe sampek kesini?" jawab Xavier membuat Mira terdiam. "Udah udah, jadi sebenarnya ini seperti apa?" Satya memandang sahabatnya meminta penjelasan. "Kan loe udah bilang waktu itu bakalan bantu gue, ya ini maksud gue, gue bawa dia jumpain Mami gue." ucap Xavier menjelaskan. "Maksud loe minta tolong yang waktu itu?" tanya Satya memastikan. "Ya iya lah jadi apa lagi?" flashback Mira mengetuk pintu ruangan Satya karena seorang bernama Xavier ingin menemuinya. "Masuk!" ucap Satya dari arah dalam. "Maaf Pak, ada yang mau ketemu." ucap Mira sembari tersenyum ke arah kekasih Satya yang juga berada disana. "Siapa?" "Tadi dia bilang namanya Xavier Pak." "Xavier, ya sudah aku turun sekarang," jawab Satya langsung berdiri untuk menemui seseorang tersebut. "Hei apa kabar Bro?" Satya mendekati Xavier lalu merangkul pria tersebut sambil menepuk pundaknya. "Kapan loe balik?" "Baru dua hari di Indo gue, sorry baru bisa kesini." "Gak masalah, gue ngerti kok, pebisnis kayak loe pasti sibuk banget." "Ahh, ngejek loe, kerjaan masih sebagian dikelola Bokap, gue sebenernya lebih sering main sih." Xavier terkekeh mengucapkan hal tersebut. "Jadi, kenapa loe balik ke Indonesia, bukannya loe mau ngejar cinta mati loe disana?" Xavier berdecak tak suka ia menyeruput kopi yang ada dihadapannya. "Gue uda lama lupain dia." "Yang bener loe?" "Bener lah," "Kagak yakin gue, jadi kenapa lo balik?" "Biasa, Nyokab gue!" "Kenapa Nyokap loe?" "Nyuruh gue biar cepetan nikah." Satya tertawa mendengar ucapan Xavier. "Jadi kenapa wajah loe kusut gitu?" "Gue belum niatan ke arah sana Sat, gue mau minta tolong loe deh." "Mintak tolong apa?" Satya memandang sahabatnya yang sudah lama menetap di Jerman tersebut. "Cariin gue cewek yang bisa di jadiin pacar pura pura, biar gue kenalin ke Mami gue." "Teruss?" "Ya supaya dia berenti jodoh jodohin gue sama anak anak temennya." Satya kembali tertawa mendengar ucapan Xavier. "Udahlah, lo terima nasib aja!" "Gue belom pingin nikah!" "Walaupun udah nemu orang yang tepat?" Xavier tampak terdiam. "May be." "Oke, tapi gue gak bisa bantu secepatnya, entar gue carikan deh temen gue yang mau!" "Masak temen lo gak ada yang mau?" "Mau, uda jelas mau tapi loe jangan modusin cewek cewek itu ya?" "Modusin gimana maksud loe?" "Yahh, entar loe sambil menyelam minum air." jawab Satya, Xavier mengerti apa yang dimaksud Satya. "Tenang aja gue gak bakalan grepe grepe tuh cewek kalau gak ceweknya sendiri yang minta." "Dasar playboy!" "Gue gak playboy kali, itu semua bisnis." "Terserah loe," percakapan itu diakhiri dengan makan siang bersama Satya dan Xavier. flashback off "Jadi beneran loe bawa Mira nemuin Nyokab loe?" "Iya kenapa?" "Kok Mira sih, kan gue uda bilang sama loe kalau nanti gue bakalan cariin cewek buat loe." "Lama, lo gak tau Mami gue tadi udah bawa bawa Bella buat dijodohin." "Bella temen sekolah kita dulu, yang cinta mati sama loe?" "Ya iya lah emang loe kira Bella yang mana yang cinta mati ama gue?" "Tapi bagus kalau loe jadi sama dia, sekarang dia udah jadi Model terkenal dan Artis juga." "Kagak demen gue," "Ya terserah loe deh." "Jadi sekarang Mira resmi kerja sama gue kan?" tanya Xavier kepada Satya. "Kerja gimana nih maksud loe?" "Ya jadi pacar pura pura gue?" "Gue gak bisa ambil keputusan, semua itu terserah Mira." jawab Satya memandang ke arah Mira. "Aku ndak mau Pak, Mister cari cewek lain aja!" "Ya udah lo denger kan dia gak mau, jadi loe cari aja cewek lain." "Gak bisa lah Sat," "Kenapa?" "Mami gue kan uda tau gue tunjukkin Mira, masa iya ganti lagi!" Satya berpikir membenarkan ucapan Xavier. "Tapi karyawan gue gak mau." "Loe harus mau, gue bayar deh," ucap Xavier menatap ke arah Mira. "Enak aja Mister maksa maksa, saya ndak mau." "Udah kalau dia gak mau loe gak bisa maksa." "Tapi ini udah mepet bro!" "Kalau Saya mau emang boleh saya kerja disini terus?" "Boleh, gak bisa!" ucap Xavier dan Satya bersamaan. "Loh kenapa?" tanya Satya kepada Xavier. "Entar kalau Mami gue liat gimana?" "Terus aku mau ngopo toh Mister dirumah aja." "Kamu kerja sama Saya." "Iyo aku tahu dadi pacar pura pura m Mister kan?" "Bukan." "Lalu opo toh?" "Kamu dari pada gak ada yang mau dikerjakan kamu beresin Apartemen saya aja tiap hari." "APA?" jerit Mira seketika Kinan menutup telinganya sambil memandang kearah sahabatnya. "Kenapa?" "Ya aku ndak mau lah Mister, dadi pembantu maksud nya toh?" "Ya bisa dibilang begitu." "Ya ndak mau lah." "Kamu ini ngeyel banget sih, tadi katanya bingung gak mau dirumah aja, sekarang dikasih pilihan malah protes!" "Udah udah, loe juga sih minta tolong maksa!" ucap Satya kepada sahabatnya. "Gue udah ngomong baik baik ama dia tapi tetep aja gak mau, udah ditawarin tarif juga gak mau?" "Tarif apa?" Kinan yang dari tadi diam pun jadi merasa penasaran. "Ya tarif, maksudnya gaji untuk dia buat bantu saya." ucap Xavier menjelaskan. "Berapa?" "Ya itu dia, gue uda kasih pilihan buat dia mau minta berapa malah gak mau." "Maksudnya, pilihan berapapun gajinya gitu?" tanya Kinan menjelaskan. "Iya, itu." Kinan berpikir sejenak lalu berbisik kepada Mira. "Oke gini, kalau misalnya Mira mau, Mister bisa dipercaya gak bakalan ngapa ngapain Mira?" "Emang muka saya ada tampang mesumm?" "Ya kan kita gak tau." ucap Kinan sambil mengangkat kedua pundaknya. "Gue janji gak bakalan ada sentuh sentuh, lagian juga dia bukan tipe gue." entah mengapa Mira merasa sedikit tidak suka Xavier mengucapkan hal itu. "Oke, aku pastiin Mira mau ambil kerjaan ini!" Mira langsung mendongakkan kepalanya terkejut menatap Kinan. "Nan, maksud mu opo toh, kamu mau jual aku karo bule iki?" "Udah kamu diem aja, ini ladang uang tau, kalau dia macem macem ama loe gue taruhannya." bisik Kinan pada Mira. "Oke kalau begitu saya mau mulai besok dia kerja sama saya." ucap Xavier. "Oke, tapi saya mau ada beberapa perjanjian yang harus di tanda tangani, sebagai bukti agar tidak ada pelanggaran gimana? Kinan mencoba bernegosiasi. "Perjanjian apa?" "Nanti Mister juga tau, kita jumpa besok disini, Mister harus datang kalau memang mau Mira bantu mister." "Oke!" Xavier mengulurkan tangan ke arah Kinan untuk berjabat tangan tanda deal. _____________________________ Jangan lupa tekan love nya semoga puasa kalian lancar
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD