19.3DARA

1321 Words
Kinan berada dikamar inap itu sendiri mengingat sahabatnya yang tidak bisa meninggalkan pekerjaan mereka dan hanya kembali saat hari sudah petang. Hari ini Kinan genap dua hari berada dirumah sakit besok ia baru akan diperbolehkan pulang. Setelah melakukan perdebatan alot dengan Satya yang bersikukuh ingin tetap berada disana menemani Kinan, tapi Kinan yang berusaha mencoba menjauhi Satya memaksa pria itu pergi dari rumah sakit tersebut dengan alasan bahwa Kinan bisa menjaga dirinya sendiri dan sudah mulai membaik. Akhirnya dengan berat hati Satya pergi meninggalkan Kinan yang masih dalam keadaan wajah yang pucat menurut Satya. Saat Kinan termenung sendiri diruangannya pintu kamar Kinan terdorong oleh seseorang yang masuk kedalam kamar inap tersebut, sosok Sarah yang tersenyum masuk kedalam kamar inap itu dan sosok wanita paruh baya yang Kinan tahu itu adalah ibu Sarah. Sarah mendekati Kinan beserta ibunya sambil menenteng kresek yang bisa Kinan tebak adalah buah buahan. "Sorry ya baru bisa dateng jengukin kamu." Jawab Sarah dengan suara manjanya. "Gak perlu repot repot kemari, kalau kamu gak bisa juga gak apa apa kok." Ucap Kinan apa adanya. "Kamu sendiri disini Nak?" Tanya ibu Sarah kepada Kinan. "Iya Tante!" "Mama ini belum tahu ya, Kinan ini anak perantauan Ma, dia juga besar disalah satu Panti Asuhan." Ucap Sarah membuat mamanya menatap Kinan dengan raut yang tidak bisa Kinan jelaskan, sementara Kinan sudah bisa menebak darimana Sarah mengetahui hal itu jika bukan karena Satya yang memberitahunya. "Panti Asuhan mana?" Tanya mama Sarah sambil menatap Kinan sayup. "Panti Asuhan Surabaya Tante." Ucap Kinan lirih, sementara mama Sarah seperti terkejut mendengar ucapan Kinan, wanita paruh baya itu mengalihkan pandangannya menatap keluar jendela, mengerjabkan matanya berkali kali. "Sarah, Mama tunggu kamu di luar ya." Ucap sang Mama yang langsung berlalu meninggalkan Sarah dan Kinan di ruangan itu. "Tapi Ma_" Sarah hendak menghentikan mamanya tapi sang mama sudah hilang dibalik pintu kamar inap Kinan. "Mama kamu kenapa?" Tanya Kinan yang merasa aneh. Sarah mengedik pundaknya "Entah, aku juga tidak tahu, tiba tiba kenapa Mama jadi seperti itu." Jawabnya sambil tersenyum ke arah Kinan. "Gimana keadaan kamu? Sudah lebih baik?" Tanya Sarah yang kembali memfokuskan diri kearah Kinan. "Sudah lebih baik." Jawab Kinan seadanya, ia tidak begitu menyukai kedekatannya dengan Sarah meskipun terlihat jika Sarah benar benar ingin selalu menjalin pertemanan dengan Kinan. "Kamu gak apa apa sendiri disini?" Tanya Sarah saat ia merasa sudah cukup berbincang dan hendak kembali mengingat sang ibu masih berada diluar. "Biasa aja kali, gue juga gak bakalan kenapa napa kalau di tinggalin, masih bisa jalan dan gerakin tubuh yang lainnya." Jawab Kinan sekenanya membuat Sarah mengangguk lalu bangkit dari duduknya. "Oke, gue balik ya, kasian Mama nungguin lama diluar, sorry ya gak bisa jengukin kamu lama lama." Ucap Kinan dengan mimik wajah merasa bersalah. "Gak apa apa kok, makasih udah dateng." Sarah mengangguk lalu berjalan keluar sambil melambaikan tangannya, Kinan hanya bisa menghela nafasnya tidak Sarah tidak Satya, keduanya lebih baik Kinan jauhi karena mereka berdua berhubungan dan akan selalu membuat Kinan menjadi ingat dan bertemu Satya nantinya. Mira baru saja selesai membersihkan seluruh apartemen Xavier ia duduk meraih ponselnya, hari ini ia ingin meminta ijin kepada Xavier agar diberi waktu pulang lebih awal. Ia menekan nomor diponselnya dan menunggu panggilan itu diterimah. "Hallo." Suara berat Xavier terdengar di ujung telepon. "Hallo Mister, saya sudah selesai beresin Apartemen Mister, jadi saya sudah boleh balik ndak?" "Kamu sudah cuci baju saya?" "Sudah Mister." "Sudah masakin saya?" Pertanyaan Xavier membuat Mira merasa jengah. "Uwis Mister, masak nyuci, nyapu, ngepel, beresin kamar, gosok baju, semuanya beres Mister." Ucap Mira membuat Xavier terdiam di ujung telpon. "Oke kalau begitu." Mira langsung menutup telpon Xavier dengan mulut yang komat kamit merasa Xavier begitu overprotektif terhadap dirinya karena merasa akan sangat rugi jika Mira tidak melakukan pekerjaannya. Mira membereskan semua perlengkapannya lalu meninggalkan apartemen Xavier dengan cepat, ia sangat khawatir kepada sahabatnya yang ia dan Naya tinggalkan sendiri di rumah sakit tanpa ada yang mengawasi. *** Hari mulai sore saat Naya selesai syuting ia menyusun barang barangnya sendiri, hari ini Naya tidak berniat nginap karena mengingat Kinan sendiri di rumah sakit membuatnya khawatir Mira juga terkadang kembali malam hari membuat Naya merasa harus kembali lebih cepat. Lelah itulah yang Naya rasakan, tapi mereka harus bekerja keras jika ingin memenuhi kebutuhan hidup, jika mereka berhenti bekerja, makan, kebutuhan dan yang lainnya tidak bisa mereka dapatkan secara gratis. Hidup di kota yang kejam seperti ini bisa saja mereka menjual diri tapi hal itu tidak ada dalam pikiran 3dara ini mereka gadis sopan dan lebih mementingkan harga diri karena hanya itulah satu satunya yang mereka miliki untuk mengangkat harkat dan martabat mereka kelak jika sudah menemukan belahan jiwa mereka. Menjadi simpanan om om itu bukan tipe mereka biarlah hidup sedikit keras tapi tidak menjadi wanita yang menghalalkan segala cara demi uang, Naya menghela nafasnya mengambil ponsel genggamnya ia berniat menelpon Kinan karena seharian ia tidak sempat memegang ponsel genggamnya. Dering ketiga ponsel tersebut baru mendapatkan jawaban. "Hallo, Assallaamuallaikum Nay!" Jawab Kinan dari seberang telepon Naya. "Hallo waallaikumsallam Nan, gimana? Kamu baik baik aja kan?" Tanya Naya dengan nada khawatir. "Baik kok Nay, kamu gak usah khawatir deh, kerja aja yang fokus gak usah mikirin gue!!" jawab Kinan dengan nada sedikit keras. Naya mendengar jika diruangan Kinan seperti ramai suara suara orang orang berbincang. "Kamu lagi apa Nan, kok kedengerannya ramai ya?" "He'em, Ada Mira, Chef Satya dan juga Xavier disini.!!" Naya mengangguk anggukkan kepalanya mengerti ia merasa lega jika Kinan tidak sendiri lagi. "Ternyata mereka sudah disana Nan?" "Iya, sudah, Mira sudah disini sejak makan siang tadi," jawab Kinan lagi. "Ya udah deh aku mau siap siap, mau balik juga." "Loh kok balik Nay, biasanya kamu nginap?" "Hari ini enggak deh, aku juga mau jagain kamu." "Gak perlu Nay, gue gak kenapa kenapa kok, besok juga udah di ijinin pulang." "Udah gak usah ge'er, aku mau pulang bukan sepenuhnya karena kamu, hem." Ucap Naya kepada Kinan yang seketika membuat Kinan memberengut lucu memajukan bibirnya. Tanpa sadar Satya yang juga berada disana memandang kearahnya. Kinan tanpa topinya rambut hitam panjangnya dan alis tebalnya membuat wajah cantik Kinan terpampang jelas. Satya tersenyum memandang wajah cemberut Kinan yang ia lihat sangat menggemaskan. Naya mengakhiri acara telponan itu berniat untuk pergi dari area syuting tersebut. Naya keluar dari tempat beristirahat para pemain film itu dengan membawa barang barangnya ia sudah memesan ojek online yang mungkin sebentar lagi tiba. Sesekali ia menegur beberapa kru yang memang Naya kenal ia berjalan perlahan lahan hingga jeritan gadis kecil yang berlari ke arahnya membuat Naya berhenti seketika. "Tantee," Pekik Kayla saat dari kejauhan melihat Naya berjalan keluar. Tampak Naya lihat Kayla dan orang tuanya yang tak lain adalah Ankara baru tiba di lokasi itu. "Hai gadis cantiknya Tante, apa kabar sayang?" Tanya Naya dengan nada riang penuh kelembutan, ia berjongkok dihadapan Kayla yang sudah menggandeng tangannya. "Tante sudah mau pulang?" Tanya gadis kecil bijak tersebut. Naya mengangguk lucu sambil tersenyum ke arah Kayla. "Yahh, gak asik deh, kan Kayla baru sampai Tante." "Kan ada Papa Kayla." Ucap Naya sambil melirik pria yang berada cukup jauh sedang memperhatikan rekaman syuting hari ini. "Papa sibuk Tante, Kayla gak suka." "Tapi Tante sudah mau pergi sayang." Jawab Naya dengan raut sedih merasa bersalah. "Kayla ikut Tante aja boleh gak?" Tanya gadis kecil dihadapan Naya membuat Naya terdiam bingung. Kayla selalu seperti ini membuat ia bingung, pasalnya ayah gadis ini malah sangat tidak suka dan selalu menunjukkan ketidaksukaannya kepada Naya saat sudah dekat dengan putrinya. Naya memandang Ankara yang entah mengapa juga tengah memandangnya. Terlihat Ankara sedang berbincang dengan artis serta model terkenal bernama Bella yang selalu merendahkan Naya disetiap pertemuannya. Naya memutuskan pandangannya lalu berniat mengantarkan Kayla kepada ayahnya agar ia bisa pulang secepatnya. _________________________ Ada yang nunggu 3Dara gak?? Sorry Author baru bisa update sekarang. Cerita ini bakalan slow update ya, Masih fokus dengan Sabrina, tapi sesekali Author bakalan update kok, sambil nunggu 3Dara boleh mampir ke cerita Author yang lainnya dan tambahkan ke library kalian okaay ~Sabrina ~This Is Love
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD