9.3DARA

1363 Words
Setelah melanjutkan perjalanan kurang lebih setengah jam Mira dan Rudi sampai di kontrakan mereka. Mira memberikan helm yang ia gunakan kepada Rudi sambil mengucapkan terimakasih. "Makasih banyak ya Mas." Mira mengucapkan sambil mengulurkan helm yang ia gunakan. "Iya Neng sama sama, Neng kerja disana tadi Neng?" Tanya Rudi sedikit penasaran. "Iya Mas, jadi asisten rumah tangga Mas." "Cantik cantik kok mau jadi asisten rumah tangga Neng!" Jawaban Rudi membuat Mira bingung ia memilih tersenyum lalu melipir masuk begitu saja, membuat Rudi hanya geleng geleng kepala turut masuk kedalam kontrakannya. Mira masuk mengucapkan salam disambut dua sahabatnya yang memandangnya dengan penasaran. "Gimana kerja pertama loe?'' Ucap Kinan tidak sabar. "Sabar toh Nan, mbok yo di suruh duduk dulu gitu lo Nan." Naya hanya tersenyum melihat Mira sedangkan Kinan memutar bola matanya malas lalu menarik Mira duduk disampingnya. "Aduh capek banget Nan." "Kenapa kok capek banget, kerjaan loe berat Mir?" Tanya Kinan dengan raut serius. "Gak juga sih, tapi aku tadi ketiduran Nan, pas bangun udah malem, gak tahu kapan bule iku pulang." "Kok bisa sih Mir?" Ucap Mira sedikit khawatir. "Memangnya nopo toh, salah aku iku ketiduran di tempat Mister iku?" Tanya Mira lagi. "Maksud Kinan itu bahaya banget Mir, kalau kamu tanpa sadar tapi bule itu kurang ajar sama kamu, bagaimana, kan kamu gak tahu." Jawab Naya menjelaskan dan Mira mengangguk mengerti lalu menatap kedua sahabatnya. "Bener juga yo, kok aku gak kepikiran sampek kesana toh." "Itu karena loe begok!" Ucap Kinan sambil menoyor kepala Mira. Membuat Mira cemberut seketika. "Kinan jangan seperti itu dong, kamu ini kebiasaan banget." "Habisnya dia itu polos banget Nay, mana dirumah bule lagi." "Kamu bilang Mamanya bule itu orang indonesia asli kan?" Tanya Naya dijawab anggukan oleh Mira. "Berarti dia mengerti adat istiadat orang Indonesia, jadi kita gak perlu takut lah Nan, dia juga bukan bule asli hanya orang berketurunan warga negara lain." Ucap Naya menerangkan membuat Mira tidak mengerti. "Sek sek, iki maksudte piye toh, kok aku gak ngerti yo?" "Yang jelas dia bukan asli warga negara Jerman ia masih asli Indonesia jadi dia pasti tahu bagaimana orang Indonesia bersikap." Ucap Naya lagi. "Iya juga sih, gue gak kepikiran sampek kesana, ya udah yang jelas loe jangan sampek tidur lagi di Apartemen bule itu." Mira mengangguk singkat. "Siap Nyonya, akan saya lakukan!!" Ucap Mira seraya bangkit dari duduknya. "Loe mau kemana?" "Mandi Nan, Awakku udah lengket banget." Kinan dan Naya mengangguk membiarkan Mira pergi kekamarnya. Pagi hari Kinan sudah mengendarai motornya menuju Restoran Satya, Kinan berjalan santai masuk kedalam Resto dan masuk keruang ganti ia tidak menyadari jika Satya sedang melakukan pengecekan barang barang pangan yang menipis, Kinan mengganti bajunya dengan cepat lalu keluar menggunakan setelan khas ala chef Resto. Ia terkejut melihat Satya sedang berdiri sambil memegang buku mencatat bumbu bumbu yang sudah habis. Satya menoleh kebelakang memandang kearah Kinan yang masih berdiri dihadapannya. "Kamu sudah datang Nan?" Tanya Satya. "Chef kok pagi banget udah sampek sini?" Kinan malah bertanya kembali. "Saya mau cek bahan bahan yang habis, dan belanja setelahnya agar tidak terlalu siang." Kinan mengangguk sambil bergerak canggung ia merasa sungkan berada berdua diruangan yang sama dengan Satya. "Kamu mau temenin saya belanja?" "A .. apa, temenin belanja gimana Chef?" "Ya temenin saya maksudnya!" "Resto gimana Chef?" Tanya Kinan lagi. "Sebentar lagi Nico bakalan datang nanti saya bilang sama anak anak untuk sampaikan ke Nico kalau kita pergi mencari bahan makanan." Kinan mengangguk mengerti. Ia merasa senang bisa berdua saja bersama Satya mungkin Tuhan sedang memihak padanya hari ini batin Kinan sambil tersenyum. *** Naya menyusuri area syuting film layar lebar untuk pertama kali karena hari sudah mulai sore syuting dilanjut esok hari, saat Naya hendak mencari ojek online sebuah mobil mengagetkannya membuat ia menoleh kearah mobil tersebut. Kaca mobil tersebut tampak turun menunjukkan pemiliknya. "Nay, kamu mau pulang?" Naya membungkukkan tubuhnya melihat seseorang yang berada di dalam ternyata Keanu. "Mas Keanu, aku kira siapa." "Ayo naik." Tanpa bertanya lagi Naya membuka pintu mobil bagian depan dan masuk begitu saja, Keanu langsung menginjak gas melajukan kembali mobilnya. "Ini mobil siapa Mas?" "Mobil perusahaan, jadi Mas mampir ke perusahaan dulu gak apa kan, entar Mas anterin kamu lagi." Naya mengangguk sambil tersenyum manis kearah Keanu. Cukup lama perjalanan mereka, sehingga tiba di perusahaan tersebut hampir petang, Naya keluar dari mobil melihat Keanu berjalan mendekatinya. "Kamu tunggu disini sebentar ya Nay, gak apa apa kan?" "Iya Mas, gak papa kok!" "Oke, Mas mau masuk dulu." Keanu berjalan masuk ke perusahaan yang Naya tahu adalah perusahaan Ankara. Naya berdiri bersandar di mobil tersebut saat ia mengangkat wajahnya terlihat bos arogan itu tengah berjalan menuju parkiran, Naya mengambil tasnya lalu membukanya mengambil uang yang Ankara beri kemarin, ia berjalan mendekati Ankara yang sudah hampir masuk kedalam mobilnya. "Pak, tunggu!" Ankara yang merasa dipanggil berbalik memandang kearah Naya. "Ini!" Naya menyodorkan beberapa lembaran uang yang Ankara berikan kepada Naya. Ankara mengerutkan dahinya ia melihat gadis dihadapannya ini adalah gadis yang kemarin bersama putrinya, ia melihat Naya dari atas hingga kebawah seolah menilai penampilan Naya dengan matanya yang sipit. "Untuk apa?" Tanya Ankara berbalik sambil memandang kearah gadis tersebut. "Ini uang yang Bapak tinggalkan dimeja Resto kemarin." Ankara menatap gadis dihadapannya ini dengan dahi berkerut merasa heran gadis dihadapannya tidak menerima uang pemberiannya. "Tidak perlu dikembalikan, itu untuk mu, untuk mengganti uangmu karena kau sudah mau membelikan putriku ice cream." Ucap Ankara berniat masuk kedalam mobil dan mengakhiri percakapan tersebut. Tapi dengan cepat Naya mengambil tangan Ankara dan meletakkan begitu saja uang di dalam genggaman Ankara. "Apa yang kau lakukan." Tanya Ankara bingung. "Aku hanya melakukan apa yang menurutku benar." Ankara mengalihkan wajahnya merasa terganggu dengan tingkah laku gadis dihadapannya. "Dengar, jika kau juga tidak ingin menerimanya, kau bisa memberikan uang ini kepada orang lain anggap saja kau sedang bersedakah." Ucap Ankara menarik tangan Naya lalu memberikan kembali uang tersebut. "Tapi saya tidak mau Pak, saya ikhlas membelikan Kayla ice cream itu!" "Kamu ini siapa sih, sombong sekali!" Ucap Ankara memandang Naya dari atas hingga kebawah. "Lalu apa yang kau lakukan disini, kau mencoba menguntit ku?" Naya mendengus sambil tersenyum miring melihat pria dihadapannya. "Untuk apa aku melakukan hal itu, buang buang waktu saja!" Ucapnya sambil melipat tangannya diatas perut. "Lalu, apa yang kau lakukan di kantorku?" "Aku hanya menemani seseorang!" "Jangan beralasan." "Terserah anda mau percaya atau tidak yang pasti saya tidak menguntit anda, apa untungnya untuk ku." Ucap Naya mulai tersulut emosi. "Bisa saja kau adalah salah satu wanita yang menggilaiku, mengingat kau begitu gencar akhir akhir ini menemuiku dan mendekati putriku." Ucap Ankara membuat Naya melongo sempurna mendengar kata kata Ankara. "Aku menggilai mu, yang benar saja, tidak ada sedikitpun terlintas dari pikiranku untuk menggilai mu, bahkan namamu saja aku tidak tahu bagaiman mungkin aku menggilai mu." Ankara menatap gadis dihadapannya ini sambil mengepalkan tangannya. "Jika tidak ada yang penting tolong jangan menggangguku, waktuku terbuang sia sia hanya untuk meladeni gadis sepertimu." Ucap Ankara memutar tubuhnya lalu masuk begitu saja membuat Naya langsung menggedor kaca mobil tersebut. "Dasar pria aneh, arogan, kau pikir dirimu itu siapa hah, seorang raja yang harus di gilai dasar pria aneh!" Ucap Naya sambil berteriak melihat kepergian mobil Ankara yang menghilang di telan arus lalu lintas. Keanu yang melihat dari kejauhan langsung menghampiri Naya. "Nay, kamu ngapain narik narik mobil bapak Produser?" "Dasar Produser arogan, lihat saja nanti kalau bertemu lagi, gue cincang habis habisan!" Ucap Naya yang tersulut emosi. "Memangnya kenapa? Ada masalah?" "Gak ada Mas, nih saya kasih duit untuk beli jajan si cantik!" Naya memberikan uang yang Ankara berikan kepada Keanu, si cantik yang Naya maksud adalah putri Keanu, ia menerimanya dengan wajah terheran. "Ini uang apa Nay?" "Udah terimah aja Mas, itu rezeki dari Allah!" Naya berlalu meninggalkan Keanu yang langsung menyusulnya. Dilain tempat Ankara terdiam membisu memikirkan Naya gadis yang pertama kali menolak pemberian dari seorang Ankara, selama ini ia hanya menemui wanita yang selalu menginginkan kekayaanya tapi Naya sedikit berbeda, mungkinkah Tuhan menjawab doa doa putrinya agar daddy nya secepatnya dipertemukan orang yang tepat, Ankara mengusap wajahnya kasar mengapa ia malah memikirkan gadis tersebut. ________________________________ Cerita ini memiliki tiga tokoh utama, belum pernahkan baca yang seperti itu, jangan lupa tambahkan lovenya biar gak kehilangan jejak kepoin juga cerita Author yang lainnya ~Sabrina ~This Is Love
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD