21.3DARA

1404 Words
Jangankan diriku uuu Semut pun kan marah bila terlalu uuu Sakiit begiiniii ... Jreng jreng jreng "Aseeekk ... " Mira sedikit bergoyang mendengar petikan lagu dari mas Rudi alias tetangga sebelah yang sedang main gitar di teras depan berprofesi sebagai Kang Ojol. Ia juga menyerep sebagai Kang gombal ciwik ciwik yang lewat di hadapannya. Selain menjadi kang gombal ia juga punya hobbi menjadi Kang ngamen di malam hari. Meskipun Marni sudah bahenol, sexy, montok mengalahkan artis kenamaan Nikita Mirzani tapi, yang namanya penyakit tetap kambuh juga. Begitulah ucap Marni jika sudah curcol bersama ketiga gadis yang polos polos di samping kontrakannya. Ia selalu curhat kepada tiga gadis itu, jika suaminya yang katanya tampan bak Nicholas Saputra itu suka jadi cacingan karena sering kerlip kerlipkan mata saat cewek lewat di hadapannya. Sebagai tetangga yang baik Mira dan kawan kawan tetap mendengarkan curahan hati seorang istri (tapi bukan istri seperti film hiu terbang ya). Mira yang tampak bergoyang ria di dapur sambil mengambil minum membuat Kinan mendekatinya. "Kamu kenapa? Panuan?" Mira menatap Kinan melotot karena ucapan sahabatnya. "Enak aja panuan, iku loh Nan. Aku isek menikmati hidup!" Kinan menautkan alisnya menatap sahabatnya yang super aneh mendengar penuturan Mira. "Apaan menikmati hidup, minum air bening doang loe bilang nikmati hidup. Lah apa kabar loe minum yang ada manis manisnya." (Bukan ngiklan ini ya) Kinan menatap songong Mira yang terlihat mencebikkan bibirnya. "Uduk iku lo Nan, aku iki sek joget joget dengerin Kang Rudi main gitar iku loh!" Mira berlalu meninggalkan Kinan yang terlihat memutar bola matanya malas. Naya sendiri sedang berada di ruang tv hanya menjadi pemerhati sahabat yang seperti Tom and Jerry. Tapi jangan di tanya saat tidur bersama, mereka bagaikan, lem lalat yang ada gambar gajahnya, lengket susah di lepas. Mira mendekati Naya yang asik mengunyah cemilannya menonton acara televisi diikuti Kinan yang membawa secangkir teh panas. "Makan sate di depan gang yuk?" ajak Kinan membuat kedua sahabatnya memandang kearahnya. Mira dan Naya tampak berpikir lalu mengangguk bersamaan. Mereka bergegas keluar dan membawa dompet kecil untuk membawa keperluan mereka. Saat keluar dari rumah suara mas Rudi yang sedang ngamen di depan rumah dan sudah menghabiskan satu album jika di hitung hitung. Ketiga gadis itu keluar membuat mas Rudi menyanyikan sebuah lagu. Kau cantik hari ini ... Dan aku suka aaa .... Kau cantik sekali ... Dan aku suka aaa .. Jreng jreng jreng Potongan syair lagu yang menurut Kinan ngawur bin ajaib karena sahabatnya tetap bergoyang ria dia hadapannya. Sambil mengedipkan mata dan bersiul layaknya sedang menggoda burung di dalam sangkar. Padahal pawangnya duduk dekat dengan mas Rudi bergaya ala ala Syahrini lengkap dengan bulu mata anti badai khatulistiwa. Katanya dia pasang eyelash untuk menambah kecantikannya agar paripurna dihadapan suami tercinta. "Mau kemana ini neng neng geulis?" tanya mas Rudi dengan gaya menyibakkan rambutnya yang sudah klimis, licin bak kain sutra. Mira dan dua sahabatnya berhenti mendengar pertanyaan itu lalu tersenyum kepada Marni yang sudah tampil cantik pari purna menemani suami konser harian. "Mau kedepan Mas, cari sate!" jawab Naya yang lebih kalem diantara kedua sahabatnya. Ketiganya berjalan bersamaan menuju depan gang arah masuk tempat kontrakan mereka. Sesampainya di warung sate bertenda itu ketiganya duduk di tempat yang masih tersedia. "Bang pesen sate tiga!" ucap Kinan membuat Bang sate yang biasa di singkat menjadi Bangsaat itu terkejut karena membelakangi Kinan. "Oh Neng Kinan, mau berapa Neng satenya?" tanya Bangsaat lagi yang menunjukkan senyum sejuta umat. "Tiga Bang, pedes ya?" ucap Kinan lagi membuat bangsaat itu mengangguk seraya berkata. "Gak pesen dua ratus tusuk Neng?" ucapnya lagi membuat Kinan tidak jadi duduk lalu menanggapi ucapan bangsaat. "Ya gak la Bang, aku kan bukan Sundel Bolong, Aku ini Sandra Dewi Bang!" jawab Kinan lagi membuat bangsaat tergelak. Mereka memang biasa menghabiskan waktu untuk menikmati sate di tempat ini. Karena selain enak dan juga murah, tapi bukan murahan lo ya mereka juga bisa cuci mata, cuci mulut, sama bangsaat yang memiliki wajah seperti artis indonesia Darius sinatria Kw 10 cuma bangsaat memiliki kumis yang membedakan antara bangsaat dan Darius. Tiga porsi sate tersaji di hadapan tiga gadis itu. Mira yang paling memiliki tubuh kecil selalu abis dengan dua porsi bahkan tiga porsi sate membuat kedua sahabatnya geleng geleng kepala. "Loe laper Mir?" tanya Kinan saat melihat Mira makan dengan lahab. "Ho'oh, cepetan di makan iku loh Nan, nanti sendok aku pindah kepiring mu!" jawab Mira membuat Kinan langsung menjauhkan piring satenya. Mira langsung tertawa melihat tingkah sahabatnya. Setelah menghabiskan enam porsi sate, sepuluh bungkus kerupuk tulang, dan air minum Bangsaat. Mereka pun berniat kembali kerumah kontrakan dengan perut kenyang. "Bayar Mir," ucap Kinan membuat Mira menatap Kinan terkejut. "Heeekkk," Mira malah sendawa di depan wajah Kinan yang langsung menutup hidungnya. Sementara Naya terlihat tertawa dengan tingkah keduanya. "Mira, ih, jadi cewek elegan sedikit kenapa sih!" Naya berkomentar membuat Mira mengibas ngibaskan tangannya di depan wajahnya. "Elegan piye toh, wong ngene ae aku wes dadi pacare wong Bule Nay," jawab Mira sambil menepuk dadanya songong. Kinan langsung menoyor kepalanya membut Mira mendengus lalu mengusap dahinya. "Gak usah banyak gaya deh, buruan bayar. Disini gak bisa ngutang, apalagi gadein Bule loe itu!" jawab Kinan sambil berdiri dari duduknya. "Lah perasaan tadi iku, koe seng ngajak toh Nan, kok malah aku seng bayar iki piye sih?" jawab Mira protes tidak terima. Kinan memutar bola matanya malas. "Udah buruan bayar, lagian ini jaminannya surga. Gue males lah bayar orang kamu makan tiga porsi, aku yang rugi!" Mira mencebikkan bibirnya merasa rugi besar. "Buruan deh Mir, entar kita gak pulang pulang kalau kalian berdebat disini!" jawab Naya ikut berkomentar. "Ya deh, hem!" sambil berjalan mendekati bangsaat yang terlihat sibuk. "Piro Bang?" tanya Mira sambil merogoh sakunya. "Mau dibayar tunai, atau pake mahar Neng?" jawab bangsaat membuat Mira mendelik kaget. "Dibayar tunaaaiii." ucap Mira dengan menyebutkan seperti seorang pria yang sedang ijab kabul. Bangsaat langsung tergelak mendengar ucapan Mira. "Oke, mau disini atau di KUA neng?" tanya bangsaat lagi yang masih menggoda Mira. "Dimana mana hatiku senang Bang!" jawab Mira membuatnya malah tertawa bersama. Kinan dan Naya hanya geleng geleng kepala melihat Mira dan bangsaat. "Mir, buruan deh. Lama banget!" "Iya bentar Nan, iki loh, aku masih tawar menawar harga diri!" jawab Mira asal membuat Kinan memutar bola matanya melihat tingkah temannya yang absurd. "Jadi piro Bang, Sat?" pria berkumis tipis itu melirik Mira. "120 Neng, udah bonus sama cinta Abang ke Eneng!" Mira terkekeh mendengar ucapan bangsaat. Lalu mengeluarkan uang lembaran merah dan pecahan dua puluh ribuan. "Nih Bang, sekali sekali diskon dong Bang, biar awak ku pesen okeh!" ucap Mira sembari menyodorkan uang 120 kepada bang sate. "Lah gimana mau di diskon Neng, lah situ harga normal aja tambah tambah, apalagi diskon. Bangkrut dong Neng!" Mira tergelak sambil mendekati kedua sahabatnya dan beranjak dari warung itu. Ketiganya berjalan dengan perut kenyang. Lima menit mereka sampai di depan rumah kontrakan mereka dan masih terlihat mas Rudi dengan gitar bututnya menyanyikan lagu ke 123 jika tidak salah hitung. Mira dan kawan kawan mendekati mbak Marni yang setia menemani suaminya ngamen dengan penampilan pari purnanya tanpa dilirik sedikitpun. "Sudah selesai Neng?" tanya mas Rudi menghentikan petikan gitarnya. "Sudah Mas," jawab Naya yang memang lebih dekat posisinya dengan Rudi. "Mas Rudi udah selesai belum iku nyanyinya?" tanya Mira kali ini. "Kenapa Neng?" jawabnya heran. "Kalau belum, di sudahi aja Mas, iku loh ada yang nungguin dari tadi." membuat pria itu melirik istrinya yang sedang duduk dekat dengannya. "Oh iya Neng, saya tahu. Dia nungguin di masukin kedalam kandang!" jawab mas Rudi membuat mbak Marni senyum senyum malu padahal mau, sudah seperti kucing tetangga yang kemarin malu malu meong lalu lahiran. "Kandang?" ketiga gadis itu tampak berpikir keras kandang apa yang mas Rudi maksud membuat Marni langsung tersenyum kearah tiga gadis itu. "Udah Neng jangan di pikirin kalau gak ngerti, maksudnya itu kandang cinta Neng!" ucapnya diakhiri tertawa kecil lalu mendorong bahu suaminya dengan kuat hingga Rudi terjatuh dari duduknya karena tidak siap dengan dorongan istrinya. Membuat Rudi terkejut dan mengakibatkan ia harus terjatuh di lantai di ikuti irama tertawa tiga gadis di hadapannya. _______________________________ 3DARA update setiap Senin dan Jumat di bulan Juli ini dan seterusnya... Jangan lupa tungguin.. Maaf untuk typo dan lain lain.. Jangan lupa Komen Follow cerita Author yang lainnya ya ~Sabrina ~Killer Mother ~The Secret Of Isshy ~This Is Love Dan buat yang mau dekat dan tahu jadwal Update Author, Author info in di sss ya, yang mau tahu alamat sss Author seperti di bawah ini.. *Lyerma wati salam sayang dari Author..
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD