Bab 4 - Tawaran Pria itu

1199 Words
“Menikah denganku.” “Apa?!” pekik Aruna tak tertahan. “Menikah?!” Jantung Aruna seakan keluar dari dadanya mendengar kata itu keluar dari mulut Jayden. Telinganya memekak untuk kedua kalinya mendengar kejutan demi kejutan yang diucapkan oleh pria di depannya yang hanya menangguk. Kedua jemarinya bertaut lalu dia meletakkan dagunya di sana. Pria itu tetap tenang seolah sama sekali tak terpengaruh dengan keterkejutan yang Aruna keluarkan. Dia menatap lekat Aruna yang kini terlihat gelabakan. “Kamu tidak salah dengar, aku memang ingin menjadikanmu istriku,” katanya lagi. Kepala Aruna miring sedikit, matanya memicing tak mempercayai apa yang pria itu katakan. Gila. Ya, dia yakin pria itu sudah gila. Pria itu tampan, tubuhnya tinggi dan sempurna, belum lagi dia adalah Pemimpin perusahaan besar yang bukan hanya di Indonesia melainkan berbagai negara lainnya. Yakin bahwa ada banyak wanita cantik yang mengantre untuk dia nikahi. Bagaimana mungkin pria itu mengatakan ingin menjadikannya istri. Dia hanya seorang gadis miskin dengan tubuh pendek dan terlalu kecil. Jika disandingkan dengan Pria itu, tubuh Aruna seperti gadis SMP atau kelas satu SMA dengan Paman atau bahkan ayahnya. Belum lagi umur mereka yang berjarak terlalu jauh. Aruna masih 19 tahun, masih belum dua dasawarsa sedangkan pria di depannya ini berumur setidaknya awal 30 tahunan. Gap umur mereka paling dekat adalah 11 tahun, jika disamakan dengan anak kecil, maka anak itu bahkan hampir lulus SD. “Saya tidak akan mengulang ucapan saya dua kali,” ujar Jayden dengan nada datar dan berkarisma. Dia menatap gadis itu, sadar bahwa gadis yang malam tadi menyelamatkannya bukan hanya sekali itu hanyalah gadis kecil yang mungkin baru lulus SMA. Tapi, mengingat semua hal yang terjadi malam tadi. Dia masuk ke dalam perangkap p*****r yang sewa oleh lawan bisnisnya untuk menghancurkan hidupnya. Wanita penghibur itu memasukkan obat perangsang ke dalam minumannya saat dia lengah. Lawan bisnisnya melakukan hal kotor dengan menjebaknya bersama seorang perempuan, membuatnya terangsang dengan perempuan itu lalu menghancurkan kariernya dengan mengatakan bahwa ditelah memperkosa perempuan sewaan ereka itu. Untuk saja, saat itu dia dengan cepat menyadari ada yang tak beres sehingga bisa kabur dan bersembunyi hingga bertemu dengan gadis kecil di depannya sekarang. Jayden menatap wanita kecil yang ada di depannya. Gadis itu tidak terlalu cantik seperti para model yang sering menjadi selingannya, tapi tidak juga jelek. Dia memiliki kecantikan yang entah mengapa menarik di matanya. Sorot matanya yang penuh binar saat dia mengatakan akan memberinya imbalan itu berubah penuh amarah saat melihat wajahnya setelah apa yang terjadi malam tadi. Akibat pengaruh obat sialan itu, dia memang tak dapat menahan dirinya dan merenggut kesucian gadis itu. Tapi, dia akan bertanggung jawab. Dia akan menikahi gadis kecil itu. dan kebetulan setelah apa yang terjadi. Jayden berpikir bahwa dia membutuhkan seorang wanita untuk dia nikahi. Wanita yang tidak dapat dikendalikan oleh para lawan bisnis atau kerabatnya yang ingin merebut posisinya. Dan sepertinya gadis yang menyelamatkannya malam tadi memiliki memenuhi semua persyaratan itu. Gadis di depannya ini adalah gadis kecil yang polos, namun memiliki keberanian patut diacungi jempol. Dia membuktikannya malam tadi, bagaimana gadis itu mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkannya. “Kenapa saya?” tanya gadis itu dengan polos membuat Jayden menyunggingkan senyum. “Setelah apa yang terjadi di antara kita malam tadi, bukankah sudah sepantasnya aku menawarkan hal itu kepadamu,” kata Jayden mengempaskan punggungnya ke sandaran kursi. Kakinya menyilang dan menatap gadis itu lekat. Menyadari bahwa gadis itu terlihat putus asa dan mengharapkan banyak uang untuk melanjutkan hidupnya. “Kau sepertinya membutuhkan banyak uang dan aku membutuhkan istri. Bukankah itu win-win solution. Bagaimana apakah kau setuju?” Gadis kecil itu kembali memutar matanya memikirkan tawaran yang diucapkan oleh Jayden. Sorot matanya ragu, namun Jayden tetap diam, menunggu jawaban gadis itu. dari sudut matanya, Jayden dapat melihat jemari gadis itu memainkan bagian bawah roknya. Bimbang mengambil keputusan. “Saya setuju,” kata gadis itu pada akhirnya membuat Jayden tertegun sejenak. Gadis itu mengangguk, menyetujui permintaannya dengan begitu mudah. “Tapi, saya ingin uang muka sebesar 200 juta. Cash sekarang juga.” Aruna tahu dia terlalu gegabah dengan menyetujui pria yang duduk dengan angkuh di depannya. Tapi, sejauh apapun dia berpikir dan menarik kesimpulan. Tawaran pria itu jauh lebih baik daripada dijual oleh ibu tirinya dan membuatnya harus menjadi istri kesekian Pak Bram, dan membuatnya terjebak dengan pria tua bangka itu. Akan jauh lebih baik jika dia menikahkan dirinya terlebih dahulu, terlebih pria yang melamarnya jauh lebih muda dari Pak Brams. Setidaknya pria di depannya ini sangat tampan dan tak akan membuatnya terlihat buruk di depan orang lain. Jayden menatapnya lekat lalu mengangguk puas, “Berapa umurmu sekarang?” “Sembilan belas tahun.” “Good. Setidaknya kau sudah cukup umur untuk menikah. Kita akan menikah selama lima tahun.” “Selama itu?” Jayden menangguk, “Umurmu 24 tahun setelah kita bercerai. Tak akan ada masalah kan?” Aruna terlihat bimbang sebelum kemudian menganggukkan kepalanya. “Bisakah saya tetap melanjutkan kuliah setelah menikah dengan Anda?” tanyanya sedikit berbisik. Matanya mencuri pandang takut pria itu akan tersinggung. Namun, Jayden malah tersenyum dengan sorot mata teduh. “Kamu bisa melakukannya. Silahkan saja. Kau mau kuliah sampai s3 pun. Aku bisa membiayainya.” “Benarkah saya bisa berkuliah lagi?” tanya Aruna kesenangan sontak berdiri dari kursinya. “Take it easy, Girl,” tegur Jayden menyadarkan Aruna. “Maaf,” lirihnya kembali duduk dan mengangguk. Dia hilang kendali, rasa senangnya membuncah mendengar bahwa Jayden akan membayarkan uang kuliahnya hingga dia S3. Pada akhirnya, dia tak usah pusing-pusing memikirkan uang kuliahnya. Aruna tersenyum malu, lalu kembali menatap Jayden. “Lalu apakah pernikahan kita akan diadakan besar-besaran?” “tidak. Aku tidak akan mengekpos besar-besaran berita pernikahan kita. Tapi, aku tetap akan memperkenalkanmu ke keluarga besar Edzard.” Aruna hanya menganggukkan kepalanya. “Sadar bahwa seorang Jayden Edzard pasti memiliki keluarga besar yang selalu berkumpul saat acara penting.” “Kau hanya perlu bertahan satu atau dua tahun bersamaku. Setelah itu, kita akan perlahan menjauh dan kemudian bercerai secara baik-baik tanpa menimbulkan masalah setelahnya.” “Lalu ... apakah kita akan melakukan ‘itu’ lagi?” “Itu?” tanya Jayden tak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh Aruna. “Iya, ‘itu’” ujarnya terasa risih, membuat Jayden berpikir dalam. Sebelum melihat ke arah wajah tak nyaman yang Aruna perlihatkan membuat Jayden menyadari apa maksudnya.] “Seks, maksudmu” tanya Jayden frontal membuat Aruna menundukkan kepala. Sudut bibir Jaden kembali terangkat, melihatnya begitu bersemangat saat membahas masalah uang, membuatnya berpikir bahwa gadis kecil ini begitu menyukai duit, tai begitu melihat sikapnya seperti ini, memperlihatkan bahwa Aruna masih terlihat polos dan begitu naif Sebagai Pemimpin sebuah perusahaan besar, membuat Jayden bisa membaca karakter orang. Itulah yang membuat perusahaan keluarganya semakin besar di tangannya Hal itulah kadang yang membuat keluarganya yang lain iri dan ingin merebut apa yang telah dia perjuangkan selama ini. “Bima, sekertarisku akan memberi uang yang kamu inginkan dan mengantarkanmu kembali pulan.” Jayden sontak berdiri dan sontak berjalan ke arah Aruna, berdiri di sampingnya lalu mengambil kedua tangan Aruna dan menggenggamnya. “Kita akan menikah sekarang. Kau tak perlu mengkhawatirkan apa pun. Karena aku akan memberimu apa pun yang kau inginkan,” ujar Jayden dengan sorot mata teduh menatap Aruna yang hanya bisa terpaku melihat kelembutan yang diperlihatkan oleh pria itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD