bc

Stuck With Mr. Bodyguard

book_age18+
2.2K
FOLLOW
9.2K
READ
revenge
tragedy
sweet
city
tricky
bodyguard
passionate
like
intro-logo
Blurb

Cerita ini kelanjutan dari cerita "Stuck With Mr. Devil"

Cintanya yang bertepuk sebelah tangan membuat Pentagon menutup rapat-rapat hatinya. Ia tidak ingin terluka untuk yang kedua kalinya. Namun, kedatangan Cesya dalam kehidupannya membuat Pentagon merasa terancam.

Gadis itu selalu berusaha mendekatinya dan membuka secara paksa pintu hatinya. Padahal, Pentagon selalu bersikap agar Cesya menyerah. Namun tanpa disadari, ia mulai memberi celah di hatinya untuk gadis itu.

Lambat laun, usaha keras Cesya membuahkan hasil. Kini, Pentagon mulai membuka lebar hatinya dan menerima cintanya. Baru sekejap mata mereka berdua merasakan indahnya jatuh cinta. Tiba-tiba, Pentagon menemukan sebuah fakta. Bahwa Adhiyaksa, ayah dari Cesya merupakan dalang di balik pembunuhan adik dan kedua orang tuanya.

Seperti apa kelanjutan kisah cinta Cesya dan Pentagon?

Apa yang akan Pentagon pilih antara cinta dan dendam?

Follow Ig @vhiaraya

Cover photo by pexels.com

Design by me

Novel ini dipublikasikan pada 27 Desember 2021

chap-preview
Free preview
1. Beri aku kesempatan, Penta!
"Kenapa Nona Shalom memintaku menemani Cesya berbelanja?" batin Pentagon. "Bagaimana dengan gaun ini, Penta?" tanya Cesya sambil mencocokkan gaun ke tubuhnya. "Kenapa dia sok akrab sekali denganku? Menyebalkan sekali," lirih Pentagon. Ia tidak habis pikir dengan tugas yang Shalom berikan. Bagaimana bisa ia disuruh menemani Cesya berbelanja. Padahal pekerjaannya itu mengawal Shalom dan bukan menemani Cesya. "Apa kau bilang?" tanya Cesya samar-samar mendengar gumaman Pentagon. "Ah, tidak. Nona Cesya terlihat cocok sekali jika memakai gaun itu," balas Pentagon salah tingkah. "Jangan panggil aku nona, panggil saja Cesya. Jika tidak, kau boleh memanggilku sayang," kata Cesya bercanda. "Jangan bercanda, Nona. Baiklah, aku akan memanggil namamu langsung." Daripada harus memanggil Cesya dengan sebutan sayang. Pentagon lebih memilih memanggil Cesya dengan namanya saja. "Oke, aku sudah selesai." Cesya pergi ke kasir diikuti oleh Pentagon di belakangnya. Gadis itu membawa barang belanjaan penuh di tangan kanan dan kirinya. "Sini biar saya saja yang bawa," kata Pentagon menawarkan diri. "Terima kasih," balas Cesya menyerahkan barang belanjaannya pada Pentagon. Setelah membayar, mereka pulang ke rumah Kanagara. Namun sebelum itu, Cesya meminta Pentagon untuk menepikan mobilnya. "Apa kau bisa menepikan mobilnya sebentar, Penta?" Ekspresi wajah Cesya tiba-tiba berubah menjadi serius. Tanpa menjawab, Penta langsung menepikan mobilnya, "Ada apa, Nona? Apa ada barang yang tertinggal?" tanya Pentagon. "Tidak ada yang barang yang tertinggal. Hanya saja, ada yang ingin kukatakan padamu," jawab Cesya. "Baiklah. Apa yang ingin Nona katakan?" tanya Pentagon. Ia benar-benar tidak menaruh rasa curiga sedikit pun. Ia berpikir memang ada hal yang ingin Cesya katakan. "Pertama, tidak bisakah kau memanggilku Cesya saja? Seperti apa yang sudah aku katakan sebelumnya," ulang Cesya karena Penta masih memanggilnya dengan sebutan nona. Padahal sebelumnya, gadis itu sudah melarangnya. "Baiklah, Cesya. Apa masih ada yang ingin kau katakan padaku?" Pentagon pun mengiyakannya karena tidak ingin berdebat. "Tentu saja, ada. Kedua, aku ingin kau mendengarkan baik-baik apa yang ingin aku katakan," sahut Cesya. "Oke, aku akan memasang telingaku dengan baik. Jadi, apa yang ketiga?" tanya Pentagon tidak sabar. Cesya sedikit merubah posisi duduknya menghadap ke arah Pentagon. Kemudian, ia menyentuh jemari pria itu. "Sejak pertama kali kita bertemu, aku merasa ada yang salah pada hatiku. Jantungku berkata, bahwa hal ini yang pertama kalinya ia berdetak tidak normal. Dan aku, mengartikan itu sebagai cinta. Aku menyukaimu, Penta. Aku--" Cesya mengungkapkan isi hatinya pada Pentagon. Namun, belum selesai mengatakannya pria itu sudah menghentikannya. "Maaf, Cesya. Aku tidak bisa menerima perasaanmu," potong Pentagon menolak perasaan Cesya sambil menarik tangannya. "Hei, hei ... Aku belum selesai, Penta. Kenapa kau sudah memotong ucapanku," protes Cesya. Penta benar-benar merasa seperti berkaca. Ia ingat betul bagaimana pernyataan cintanya pada Shalom waktu itu. Shalom bahkan pernah memotong ucapannya. Sama persis seperti dirinya saat ini. Dan, luka yang belum kering akibat cinta bertepuk sebelah tangan. Kini, berhasil dikorek kembali oleh Cesya. "Baiklah, baiklah, kau boleh melanjutkannya dan aku akan mendengarkannya dengan baik," balas Pentagon ingin memberi Cesya kesempatan untuk mengutarakan perasaannya. Sama seperti Kanagara yang memberi kesempatan padanya untuk menyatakan perasaannya pada Shalom. Padahal, Kanagara adalah bos dan kekasih Shalom. Tapi, atas kebesaran hati Kanagara dan kesetiaan cinta Shalom. Pentagon diberi kesempatan untuk mengungkapkan isi hatinya pada Shalom. "Tidak jadi. Gara-gara kau, aku jadi lupa mau mengatakan apa," sungut Cesya merubah posisinya kembali dan menatap ke arah samping. Kata-kata yang sudah Cesya siapkan sebelumnya sudah hilang dari ingatannya. Berjam-jam, ia bersusah payah merangkai kata yang pas dan mengena di hati. Tapi, Pentagon justru memotong ucapannya yang membuatnya kehilangan konsentrasi. Sehingga, tidak ada satu kata pun yang bisa ia ucapkan. "Maaf. Tapi, kau boleh mengingat-ingatnya lagi dan aku juga akan menunggu sampai kau ingat," bujuk Pentagon. Cesya merapikan duduknya, menyelipkan rambutnya di belakang telinga, dan tersenyum manis. Ternyata, tadi itu ia hanya bercanda saja. Namun, Pentagon justru menganggapnya serius. "Penta?" panggil Cesya. "Apa kau sudah ingat?" tanya Pentagon melihat perubahan ekspresi Cesya yang drastis. "Maaf. Sebenarnya, tadi itu aku hanya bercanda. Jadi, apa aku boleh melanjutkannya?" jawab Cesya meminta izin untuk melanjutkan pernyataan cintanya. "Iya, boleh," kata Pentagon mengangguk. Cesya nampak berpikir. Kira-kira, kalimat apa yang sudah ia lupakan, "Aku tahu kau menyukai Shalom. Tapi, aku yakin suatu saat nanti, kau akan berubah menyukaiku. Asalkan ... " Cesya sengaja menghentikan kata-katanya. "Asalkan apa?" tanya Pentagon penasaran. Kenapa pula Cesya harus sepotong-sepotong mengatakannya? "Asalkan kau mau memberiku kesempatan. Jangan menghindar setiap aku berusaha mendekatimu. Apa kau mengerti?" "Tolong beri aku kesempatan, Penta!" mohon Cesya dalam hati. Cesya tahu pasti apa yang akan Pentagon lakukan setelah ia mengungkapkan perasaannya. Jadi, sebelum hal itu terjadi. Cesya harus sudah menyiasatinya. "Ba-baiklah. Tapi, kau hanya perlu berusaha tanpa perlu memaksaku untuk menyukaimu," balas Pentagon. Meskipun ia sedang patah hati. Entah mengapa, ia tidak bisa memanfaatkan Cesya demi kepentingannya sendiri. Ia tidak bisa menerima Cesya sementara hatinya masih terlukis nama Shalom. Pentagon menerima tawaran Cesya bukan berarti apa-apa. Ia hanya tidak ingin terlihat menyedihkan di hadapan Shalom dan Kanagara. "Oke, deal! Sekarang, jalankan mobilnya dan kita pulang ke rumah tuanmu," kata Cesya menyetujui ucapan Pentagon. Ia yakin, lama-kelamaan akan tumbuh benih-benih cinta di hati Pentagon untuknya. Pentagon kembali menjalankan mobilnya dan kembali ke rumah Kanagara. Sesampainya di sana, ia sudah disuguhi pemandangan yang sungguh menyakitkan mata dan hatinya. Ia melihat keromantisan antara Shalom dan Kanagara. Benar-benar tiada hari tanpa rasa sakit hati. "Jangan terlalu diambil hati," kata Cesya lekas merangkul lengan Pentagon. Pria itu sempat berusaha melepaskan diri dari Cesya. Namun, gadis itu lekas membisikkan sesuatu yang membuat Pentagon menerimanya. "Kau tahu? Kau itu terlihat sangat menyedihkan. Jadi, tunjukkan pada tuanmu bahwa kau sudah melupakan Shalom dan kau baik-baik saja menyaksikan kemesraan mereka," bisik Cesya. Pentagon menatap Cesya sejenak. Apa yang gadis itu katakan memang benar. Semakin Pentagon terlihat menyedihkan. Maka, semakin gencar bagi Kanagara untuk mengumbar kemesraannya dengan Shalom di depannya. "Halo, Shal, Tuan Kejam," sapa Cesya. Semenjak Shalom menceritakan masa-masa penyiksaan Kanagara. Cesya memanggil Kanagara dengan sebutan tuan kejam sama seperti Shalom sebelumnya. Meskipun demikian, Kanagara tidak sekali pun mempermasalahkannya. Ia justru senang karena kehadiran Cesya membuat Shalom tidak kesepian lagi. "Hai, Sya." Shalom balas menyapa dengan sudut bibir yang terangkat ke atas dan tatapan matanya fokus pada tangan Cesya yang memeluk lengan Pentagon erat. Ia tidak menyangka Cesya akan bergerak cepat. Padahal, belum lama ini ia mengenalkan mereka berdua. "Kalian pacaran?" tanya Kanagara. "Tid--," Pentagon hendak menyangkal. Namun, Cesya langsung memotongnya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
97.9K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.2K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.8K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.3K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook