Chris

1290 Words
    Chris melajukan mobilnya menuju rumah sekaligus studio milik Adam. Ia ingin mengalihkan pikirrannya sejenak. Sejak dia mencium Giselle, pikirannya dipenuhi oleh gadis itu. Ia tidak menyangka dirinya bisa lepas kendali mencium Giselle. Ada perasaan menggelitik yang memenuhi hatinya hanya dengan memikirkannya saja.     Giselle sangat berbeda dengan para perempuan yang selama ini kukencani. Entah apa, ada hal yang Giselle punya sedangkan perempuan lain tidak. Apa Kevin benar kalau aku mulai menyukai Giselle? Tapi aku gak mau merasakan sakit hati lagi karena perempuan. Tidak untuk kedua kali.     Aku telah sampai di rumah Adam dan langsung saja aku masuk mencarinya. Aku melihat Harry keluar dari dapur sambil membawa beberapa minuman.     “oh kamu juga disini kak?” tanyaku begitu melihat Kak Harry.     “Chris, wah kau juga kesini” ucapnya sedikit terkejut karena tiba-tiba Chris datang.     “ada siapa saja di studio?” tanyaku sambil berjalan di samping Harry.     “ada Rey. Kami sedang membuat lagu baru,”     “oh? Bolehkah aku mendengarnya?” tanyaku antusias     “boleh saja Chris. kau harus memberi pendapat setelah mendengarnya oke”     Aku hanya mengangguk. Adam, Rey dan Harry adalah seorang rapper underground. Mereka kadang-kadang membuat lagu bersama. aku iri dengan bakat mereka yang luar biasa.     “waah, kalian sangat serius sekali. Apa berjalan lancar?” tanyaku begitu masuk ke dalam studio.     “Chris, kau kesini? Ada perlu apa?” tanyanya begitu melihat Chris. sedangkan Rey hanya melihat Chris sekilas lalu matanya kembali menatap komputer.     “aku hanya mampir saja kak. Sedang bosan” ucapku     “ooh kau sedang gak bermain Chris?” tanya Harry sambil tersenyum. Jimin mengerti maksud ‘bermain’ yang di bilang Harry.     “enggak, aku sedang bosan,” ucapku datar. “ bolehkah aku mendengarkan lagu yang kalian buat itu?”     “ini masih demo, kita belum menyempurnakannya,” ucap Harry.     “tidak apa-apa. Biarkan dia dengar,” ucap Rey.     Chris mendengarkan dengan seksama lagu itu. Mencoba menghayatinya. Lagu yang sangat dalam, seperti sebuah penantian panjang, rasa takut dan juga keinginan untuk memiliki.     “lagu ini bukan style kalian. Ini lagu ballad kan?” ucapku meyakinkan. “aku merasakan penantian dan keputus asaan dari lagu itu,”     “benar, itu memang terinspirasi dari pengalaman kami,” ucap Adam.     “waaah, kau hebat Chris,” puji Harry.     “dari pengalaman siapa itu? Sepertinya menyimpan perasaan yang dalam”     “sudah kubilang ini dari pengalaman kami. Meskipun kami dikenal banyak orang, berkencan dengan banyak wanita. Tapi kami tetap merasa kesepian,” ucap Rey.     “ya, aku juga begitu. Berharap suatu saat menemukan cinta untuk diriku sendiri.” Timpal Harry.     “bukankah berkencan dengan banyak wanita kita mendapatkan banyak cinta?”tanya Chris.     “rasanya berbeda Chris. seperti kau merasa pikiranmu dipenuhi oleh dia. kau akan merasa bersemangat jika dia didekatmu dan perasaan bersalah jika kau menyakitinya” ucap Adam.     “oooh! Apa kau sudah memiliki seseorang yang seperti itu Adam?” tanya Harry pada Adam yang dibalasan anggukan malu-malu. Harry terus menyorakinya dengan heboh.     “oh, Chris kau mengadakan pesta akhir minggu ini kan?” tanya Rey.     “ya. Kalian juga bisa datang dan aku harap kalian datang.”     “tapi aku akan sedikit terlambat,” ucap Rey ragu.     “memang kau mau kemana?” tanya Harry lagi.     “aku ada sedikit urusan” ucapnya santai.     “urusan apa itu?” tanyanya lagi penasaran.     “kau tak perlu tau” ucapnya datar. Harry terus saja menggoda Rey. Berusaha mengorek jawabannya.     “kalau begitu aku pergi dulu” ucap Chris berpamitan.     “kenapa udah mau pergi lagi?” ucap Adam heran. Chris baru saja datang dan dia sudah mau pergi lagi.     “aku mau mencari udara segar. Entah kenapa aku merasa bosan” ucapnya sambil menutup pintu studio. ***         “hahh, aku bosan sekali” ucapku pada diri sendiri. Aku sudah memutari daerah ini sebanyak dua kali. Tapi tak ada tempat yang membuatku tertarik untuk turun dari mobil. Pergi ke klub masih tertalu siang. Apa aku balik lagi ke rumah Kevin dan bermain game disana?     Aku terhenti di lampu merah. Kuketuk-ketukan jariku tidak sabar pada setirku. Kulirik kearah kiriku dan melihat seseorang yang kukenal yang berdiri disebrang jalan. Giselle? Sedang  bicara dengan siapa? ku memerhatikan Giselle dengan sesekali melirik lampu lalu lintas.       Kulihat dia masuk kedalam mobil dengan wajah gembira. s**t! Dengan siapa lagi dia sekarang?!. Aku menggenggam kemudiku hingga buku jariku memutih. Ada perasaan tak rela melihatnya bersama lelaki lain selain dirinya. Mobil itu mulai melaju . Haruskah kuikuti mereka?. Tapi arah  mobil mereka berlawanan denganku. Mobil yang ditumpangi Giselle terus menjauh, sementara Chris masih terjebak disitu. Chris terus memperhatikan mobil itu sampai menghilang dari pandangannya. Sementara hatinya merasa kesal karena tidak bisa mengikuti mobil itu. *** BRAK!     Kubanting pintu rumah Kevin dengan kesal, lalu kududuk di sofanya dengan kasar. Kevin dengan terburu-buru berlari ke ruang tamu rumahnya. Dia melihat Chris duduk bersandar diatas sofanya dengan mata terpejam.      “hei! Kau membuatku kaget! Kupikir ada perampok yang masuk ke rumahku” omel Kevin.     “diamlah. Aku sedang pusing,” lirih Chris lemah.     “ada masalah apa? Barusan Adam menelpon kalau kau mampir lalu pergi lagi” Chris tidak menjawabnya. Pikirannya terpaku pada Giselle. Kenapa seorang kutu buku seperti dia banyak yang mengejarnya? Apa kelebihannya?     “emm.. Chris mengenai pesta di rumahmu nanti. Aku sudah menyiapkan semuanya. Tapi..” ucapnya terhenti.     “tapi apa? Ada masalah? Bukankah orangtuaku baru akan pulang tiga bulan lagi?” tanyanya pada Kevin.     “engga bukan itu. Hanya saja tiga orang teman sekelas gak bisa ikut. Mereka tidak mengkonfirmasi apapun..”     “siapa mereka?”     “Giselle, Anna dan satu orang lelaki aku lupa namanya..” ucapnya ambil mengingat. Chris langsung terlonjak begitu mendengar nama Giselle. Kevin yang melihat reaksi Chris langsung menggodanya.     “hmm? Kenapa begitu mendengar nama Giselle kau kaget begitu?” ucapnya sambil memainkan kedua alisnya naik turun.     “apa sih,” ucapku melihat Kevin sebal. Dia selalu saja menggodaku jika itu menyangkut Giselle.     “akui saja kau menyukai Giselle,” ucap Kevin sambil melihat handphonenya     “aku menyukai siapa itu bukan urusanmu,” ucapku sambil melempar bantal ke wajah Kevin. Kevin tidak menepisnya, ia sibuk membalas pesan yang entah siapa.     “kenapa dia terus menanyakan kak David..” ucap Taehyung dengan memanyunkan bibirnya     “siapa?”     “Anna”     “siapa dia?” seingatku tidak ada yang bernama Anna di kelas.     “udah pikun, huh? Dia gadis berambut pendek yang selalu bersama Giselle?” sewotnya galak.     “oh ya aku ingat!” seru Chris. “dia yang menyukai kak David kan?” ucapku yang dibalas anggukan malas dari Kevin.     “berikan aku nomornya!” ucap Chris dengan mata berbinar.     “untuk apa kau meminta nomor Anna. Engga!” ucapnya tegas menolak.     “berikan saja padaku. Aku akan membuat mereka berdua datang di pesta kita nanti” Chris berusaha meraih handphone Kevin. Kevin menjauhkan tangannya dari jangkauan Chris.     “beritahu aku dulu” ucapnya sambil menghindari Chris. Chris terus saja mencoba merebut handphone milik Kevin. Mereka terus saja seperti itu samnpai beberapa saat. *** Chris ‘hei’ 20.40     Kupandangi ponselku lekat. Sudah lima menit berlalu tapi belum ada balasan yang kuterima. Kemana dia? tidak mungkin sudah tidur kan? Ini bahkan belum jam 9 malam. Kling kling. Sebuah notifikasi terdengar dari handphoneku. Giselle ‘maaf? Siapa ya’ 20:45 Aku tersenyum begitu dia membalas pesanku. Chris ‘ini aku’ 20:45 balasku tanpa menyebutkan namaku. Giselle ‘aku siapa? Maaf sepertinya kau salah orang’ 20:45 Chris ‘ini aku, Chris’ 20:46 ‘...’     Tidak ada balasan lagi. Aku bahkan menunggu sampai 10 menit, tapi anak ini gak balas pesanku, kesalku dalam hati. Chris ‘hei, ikutlah ke pesta di rumahku Sabtu nanti’ 20:57 ‘hei’ 20:57 ‘Giselle’ 20:58 ‘Giselle 21:00     Tck, dia mengabaikanku lagi. Giselle, awas kau nanti. Kling kling.. ponselku berbunyi ketika aku sedang mengomel sendiri. Kubuka pesan darinya. Giselle ‘kenapa aku harus ikut?’ 21:01 balasnya dengan menambahkan stiker bingung. Chris ‘untuk bersenang-senang?’ 21:01 jawabku sambil bertanya balik Giselle ‘tidak’ 21:01 ‘aku sudah cukup bersenang-senang dengan diriku sendiri’ 21:01     Aku terkekeh membaca pesan darinya. Jawabannya sangat diluar dugaan. Biasanya perempuan yang kuhubungi langsung mengiyakan dan bertingkah manja. Tapi berbeda dengan Giselle. Chris ‘ayolah, tidak rugi jika kau ikut’ 21:02 Giselle ‘aku benar-benar gak bisa’ 21:02 ‘ibuku akan ke Amerika hari itu’ Jadi aku akan menemani ibuku’  Chris ‘kau akan ke Amerika!’ 21:03 balas Jimin menambahkan stiker terkejut Giselle ‘tidak. Hanya mengantar saja’ 21:03 ‘jangan ganggu aku. Aku sedang mengerjakan tugas’ Chris ‘huft kupikir kau akan ke Amerika’ 21:04 ‘ayolah, aku akan membantu tugasmu kalau kau ikut’ ‘bukankah kita ada tuga kelompok dari Ms. Hanaa?’ bujukku Giselle ‘sepertinya bisa kukerjakan sendiri’ 21:05 Chris ‘ayolah, sepertinya dikelas hanya kau yang tidak ikut’ ‘bahkan temannu juga setuju untuk ikut’ ‘...’ ‘...’     Haish, dia tidak membalas pesanku lagi. Kenapa susah sekali menaklukanmu Giselle Elizabeth. Batin Chris sambil menenggelamkan kepalanya ke bantal. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD