bc

Ketulusan Cinta Elvan

book_age18+
4
FOLLOW
1K
READ
HE
fated
powerful
boss
blue collar
drama
bxg
city
musclebear
like
intro-logo
Blurb

Hidup dalam kesulitan ekonomi bukanlah keinginan semua orang, termasuk bagi Elvan Osmen Naim. Pria tampan berkulit putih itu harus kehilangan segalanya karena musibah terbakarnya restoran miliknya yang ia rintis dari nol. Belum lagi keluarga Ozgur mengambil Zehra dan tiga anaknya dan memaksanya menceraikan Zehra agar wanita yang ia cintai itu menikah dengan pria yang lebih kaya darinya.Elvan tak ingin menyerah, akan tetapi sikap keluarga Ozgur yang selalu mengintimidasinya perlahan menekan mentalnya sebagai seorang lelaki. Tanpa diduga, di tengah usahanya mempertahankan rumah tangganya, seseorang mendatanginya dan memberitahukan fakta mengejutkan yang baru ia ketahui seumur hidupnya.Bagaimana bisa seorang Elvan yang besar di panti asuhan dan merintis segalanya dari titik terbawah menjadi satu-satunya pewaris hotel bintang lima ternama di İstanbul, Turki?Akankah ia berhasil menarik Zehra dan anak-anaknya kembali ke pelukannya?

chap-preview
Free preview
Firasat
Seorang pria memutar kunci pintu rumah sederhana yang sudah satu tahun terakhir ia tinggali. Setelah itu, ia cepat-cepat masuk ke dalam rumah karena udara di waktu dini hari semakin terasa dingin. Begitu ia selesai melepaskan sepatu sneakers yang sudah lusuh itu, ia terkejut mendapati sang istri yang menghampirinya dengan senyuman hangat. "Kenapa kamu bangun, Sayang?" Pria itu mengusap kepala sang istri, kemudian mengecup bibirnya. "Aku tahu kamu lelah mengurus rumah dan anak-anak kita." "Aku tidak bisa tidur, Mas," cicit wanita itu. "Aku khawatir terjadi sesuatu sama kamu di luar." Pria itu mengelus pipi sang istri. "Ayo, kita masuk kamar! Kamu harus istirahat. Wanita itu mengangguk seraya memeluk lengan pria yang sudah hidup bersamanya selama tujuh tahun terakhir. "Mas, kamu mau mandi? Aku siapkan air hangat, ya." Pria itu menggeleng. "Duduklah!" Ia menepuk sisi kiri ranjang. Wanita itu pun duduk di samping sang suami, kemudian pria dengan wajah lelah yang tak bisa disembunyikan itu langsung memeluknya. "Mas Elvan," ujarnya, lirih. "Sebentar saja, Sayang," bisik Elvan. "Aku butuh tempat bersandar saat ini." Elvan memejamkan matanya. Perlahan usapan menenangkan terasa di kepalanya. Entah mengapa sejak tadi ia terus merasa gelisah, seolah akan terjadi hal buruk yang akan menimpanya dan keluarganya. "Gimana anak-anak? Apakah mereka merepotkanmu selama seharian ini, Zehra?" "Alhamdulillah, mereka baik dan mereka tidak pernah nakal. Mereka bahkan membantuku membuat kue untuk pesanan Bu RT," jawab Zehra. Elvan mengurai pelukannya dan menatap lekat mata Zehra, wanita yang berhasil ia nikahi dengan mendobrak perbedaan kasta dan status sosial. Wajah wanitanya masih terlihat cantik dan terawat meskipun Elvan tak lagi mampu membiayai perawatan kulit sang istri. "Apakah kamu bahagia hidup denganku?" tanya Elvan dengan sorot mata sendu. "Kenapa kamu bertanya begitu, Mas?" Zehra bertanya balik. Elvan mengelus pipi Zehra. "Aku hanya ingin tahu perasaanmu yang sejujurnya." Sorot mata berbinar Zaina diiringi lengkungan bibir yang sempurna. Tangannya ikut menangkup wajah lelah Elvan. "Aku bahagia, Mas. Apa pun kondisi kita, rasa bahagiaku tidak berkurang sedikit pun. Aku justru beruntung memiliki suami yang saleh, bertanggung jawab, dan selalu memuliakanku dan anak-anak kita." "Bagaimana bisa kamu menjawab seperti itu, Sayang? Padahal aku belum bisa membahagiakanmu secara layak. Kamu masih terkurung dalam kemiskinan sampai-sampai kamu ikut membantuku menafkahi anak-anak." Mata Elvan berkaca-kaca. Ia merasa bersalah karena sampai saat ini, ia belum bisa mencukupi kebutuhan keluarga kecilnya. "Kamu suami terbaik pilihan Allah, Mas," sahut Zehra. "Sampai kapan pun, aku akan setia mendampingi kamu. Aku gak peduli jika keluargaku masih menentang pernikahan kita." Elvan kembali meraih Zehra ke dalam dekapannya. Ia menghela napas lega. Setidaknya jawaban sang istri tercinta mampu menenangkannya saat ini. Entah mengapa akhir-akhir ini perasaannya gelisah. Namun, ia tak mampu mengungkapkannya pada Zehra. "Tetaplah bersamaku, Sayang," bisik Elvan. Air mata pria itu menetes begitu saja seiring dengan pelukan hangat pada tubuhnya. Ya, Zehra membalas pelukannya sama eratnya. "Aku mencintaimu, Mas. Sampai kapan pun," balas Zehra. Mereka saling mengurai pelukan masing-masing. Tatapan mereka semakin dalam satu sama lain. Entah siapa yang memulai, bibir mereka kini menempel. Zehra yang mengerti akan keinginan suaminya berinisiatif mengambil alih permainan. Mereka tak merasakan dingin sama sekali akibat gairah yang telah terpancing. *** "Adam, bungkus kuenya sudah selesai, Nak?" "Iya, Bunda!" Seorang anak laki-laki keluar dengan membawa keranjang plastik merah yang penuh dengan beraneka macam kue yang sudah terbungkus rapi. Ia meletakkannya di lantai, kemudian menyeka keringatnya di keningnya. "Masya Allah, kamu kerja semua ini, Nak?" tanya Zehra. "Iya, Bunda," jawab Adam. "Terima kasih, Nak," ujar Zehra. "Apa pun perintah Bunda, Adam siap laksanakan!" Adam tersenyum lebar, memperlihatkan deretan giginya yang rapi seperti milik sang ayah. Sementara Aira dan Aura, adik kembar Adam sibuk menata kue dan air mineral kemasan gelas ke dalam dus kecil. Zehra sendiri menyusun dus-dus yang sudah terisi di dalam kardus air mineral. Mereka harus melakukannya dengan cepat agar semua pesanannya cepat sampai ke rumah ketua RT. "Adam, kamu ambil alih pekerjaan Bunda, ya! Bunda mau ke kamar dulu bantu Ayah siap-siap," titah Zehra. "Iya, Bunda," sahut Adam. Zehra bergegas masuk ke dalam kamar. Ia mendapati sang suami sudah terlihat rapi dengan kemeja biru lengan panjang. Pria itu berbalik, kemudian tersenyum. "Maaf, Mas, aku lupa mengambilkan pakaian untukmu," cicit Zehra. "Ya Allah, kenapa harus meminta maaf, Sayang?" Elvan menghampiri Zehra dan mengecup bibirnya. "Jangan merasa bersalah, Sayang! Aku tahu kamu sibuk banget di dapur. Padahal kamu masih lelah, malah bangun sebelum subuh." Zehra tersenyum, sedangkan Elvan menatap lekat wajah cantiknya. "Setelah ini, kamu harus istirahat, ya! Anak-anak juga kamu suruh istirahat, mumpung ini hari Minggu," ujar Elvan. "Iya, Mas. Nanti anak-anak bakal kerja PR-nya habis ini," sahut Zehra. Elvan mengangguk. "Gimana pesanan Bu RT?" "Sebentar lagi siap, Mas," jawab Zehra. "Biar aku yang antar, ya, Sayang." "Lho, bukannya kamu buru-buru, Mas?" Elvan menggeleng. "Masih sempat kok, lagi pula rumahnya gak jauh. Suruh anak-anak selesaikan cepat, ya!" Zehra mengangguk patuh dan bergegas keluar dari kamar. Begitu ia sampai di ruang tamu, semuanya sudah beres. "Masya Allah, kalian hebat!" Zehra memeluk erat tiga buah hatinya. Sebagai seorang ibu, Zehra tak pernah segan memuji setiap pekerjaan yang dilakukan anak-anaknya. Ia sangat beruntung memiliki mereka. Melihat mereka tumbuh menjadi anak-anak yang saleh dan berbakti pada orang tua adalah kebahagiaan yang tak bisa ditukar dengan apa pun. Elvan menyusul sang istri. Ia tak segan menunjukkan kasih sayangnya pada wanita yang ia cintai di depan anak-anak mereka. "Ayah berangkat antar pesanan dulu, ya, Sayang!" Elvan berpamitan pada sang istri dan anak-anaknya. Tiga anak-anaknya mengikuti sang ayah ke teras rumah. Adam mengambil satu per satu kardus untuk diletakkan di belakang motor matic milik sang ayah. Tiga kardus sudah tersusun rapi. Tangan kecilnya menahannya agar tidak terjatuh. Setelah itu, Elvan mengikat tiga kardus yang sudah tersusun rapi itu dengan kuat agar tidak jatuh di jalan. Begitu selesai, Elvan menaiki sepeda motornya dan bergegas pergi. Zehra pun memerintahkan anak-anaknya untuk bergegas mandi pagi dan istirahat. Begitu anak-anaknya masuk, Zehra menutup pagar rumah. Namun, ia terkejut kala melihat sebuah mobil hitam berhenti di depan rumah kontrakannya. Lima pria bertubuh kekar dengan pakaian serba hitam keluar dari mobil. "Mau apa kalian ke sini?" sentak Zehra. Ia mengenali wajah salah satu pria. Wanita itu terus bergerak mundur, seolah takut mereka akan bertindak kasar dan membuat anak-anaknya berada dalam bahaya. "Nyonya memerintahkan kami untuk menjemput Anda, Nona Zehra," ujar pria yang tubuhnya lebih tinggi daripada yang lainnya. "Kalian tidak akan bisa membawaku!" Zehra menatap tajam satu per satu pengawal keluarganya. Ia tak habis pikir, bagaimana bisa ibu dan ayahnya menemukan keberadaannya. Padahal ia sengaja mengajak Elvan lari dari ibu kota agar rumah tangga mereka tenang dari gangguan keluarga besarnya. Ya, hubungan mereka memang tak pernah disetujui. Bahkan di hari pernikahannya, tak satu pun dari keluarganya hadir. Yang hadir justru teman-teman Elvan yang juga sangat mengenalnya. Zehra hendak berlari masuk ke dalam rumah, akan tetapi dua pengawal berhasil menariknya mundur. "Lepaskan saya! Lepaskan!" teriak Zehra. Adam, Aira, dan Aura keluar dari rumah karena mendengar teriakan sang ibu. "Bunda!" "Masuk, Nak! Masuk sekarang dan kunci pintunya!" teriak Zehra. "Bunda!" Adam menggeleng. "Dengar perintah Bunda, Sayang! Jaga adik-adikmu!" "Bawa mereka juga!" perintah pria bertubuh tinggi tersebut. "Tidak, jangan paksa mereka ikut!" Zehra berteriak cukup keras Sontak tiga anak Zehra dan Elvan menangis histeris. Sayangnya tak ada seorang pun tetangga yang mendengar teriakan mereka mengingat jarak satu rumah dan rumah lainnya cukup jauh. Saat itu pula Elvan muncul. "Lepaskan istri dan anak-anakku, b******n!" Elvan menatap tajam mereka yang hendak mengusik keluarganya. "Kami bertugas membawa mereka!" "Tidak bisa!" sentak Elvan. Elvan melayangkan satu pukulan pada salah satu pria. Namun, sayangnya pukulannya dibalas membabi-buta. Ia pun tersungkur di tanah. Tanpa ia sadari, istrinya pingsan karena dibius salah satu di antara mereka. Elvan berusaha bangkit hendak melawan dengan tenaga yang tersisa. Namun, satu tendangan mengenai perutnya hingga ia jatuh pingsan. "Ayah!" Tiga buah hatinya berteriak memanggil Elvan. Mereka dipaksa masuk ke dalam mobil. Dengan kecepatan tinggi, mobil hitam itu pun meninggalkan rumah itu tanpa menghiraukan Elvan yang tak sadarkan diri dengan luka parah di wajah dan sekujur tubuhnya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

TERNODA

read
198.4K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.5K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
29.8K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
42.2K
bc

My Secret Little Wife

read
131.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook