Chapter 6

1401 Words
“Saya bisa baik buat orang yang baik, dan bisa lebih jahat buat orang yang lebih jahat.” (Abighail Fanny Christiana Zurich) Selesai praktek dan visit Fanny langsung menuju keruangan sepupunya Sheva melewati beberapa poli ia melihat Arnold dan Nathan sedang berdiri tidak jauh di depan meja Suster kepala , pelan tapi pasti Fanny menggerakkan kakinya, memindahkan posisi agar ia lebih mudah untuk melarikan diri dari kedua pria itu. Ketika dia rasa sudah sanggup untuk melarikan diri dari pria-pria gak jelas, meninggalkan kedua pria itu yang sepertinya sedang sibuk dengan suster-suster disana. Tanpa sadar Fanny ternyata Arnold sadar dengan kehadiran Fanny dan pria itu menyuarakan suaranya. “Fanny kamu mau kemana?” “Mampus, pakai sadar tuh cowok!” Fanny langsung membalikkan diri dan nyengir kearah Arnold. Pelan tapi pasti Fanny menggerakan kaki nya ,memindahkan posisi mendekat kearah kedua pria itu, kedua pria itu melihat Fanny yang sedang berjalan kearahnya dengan tersenyum khusus nya Nathan yang senyum-senyum sendiri melihat perempuan cantik itu, Arnold menoleh kearah sahabatnya itu dengan bergidik ngeri berpikir apa sahabatnya itu sudah gila senyum-senyum sendiri. “Bro, waras kan?” sembur Arnold mendelik melihat Nathan Nathan yang masih senyum-senyum pun langsung terdiam mendengar ucapan Arnold. Dia memukul bahu Arnold pelan. “ Maksud lo apaan sih bro? gue masih waras lah” ucap Nathan sambil melirik Fanny dari ujung matanya yang sudah berdiri dihadapan mereka. “ Kamu kenapa lari-lari dirumah sakit kayak anak-anak aja emang ini lapangan!” ucap Arnold ketus. Fanny melotot . Eh buset! Sembarangan nih mulut cowok kepingin dicocol cabe nih mulut cowok satu ini bisa ngomong kayak gitu! “Kenapa- Memang benar kan kamu kayak anak-anak” “Kamu jangan sembarangan ya , aku kan lagi ngejar waktu makanya lari-lari-.” “Oke, aku percaya sekarang ikut aku dan Nathan kita harus cek Pasien VIP tidak pakai acara nolak ya!” Fanny berteriak frustasi. Dia sudah tidak tahu lagi bagaimana cara menghadapi pria didepannya ini, mau seeanak nya saja, Yang jelas yang harus ia lakukan sekarang adalah menurut perintah lelaki didepannya itu agar mulut lemes nya diam. “Ayo Nat, kita keruang VIP” ajak Arnold menarik tangan sahabatnya itu dan meninggalkan Fanny yang masih berdiri dibelakang mereka. *** Ketiga dokter itu berlari memasuki ruang IGD karena mereka baru dihubungi oleh perawat jaga bahwa ada pasien gawat darurat, dan kebetulan dokter jaga yang berada di sana sedang sibuk dengan pasien. saat tiba disana mereka dihadapkan dengan seorang pasien yang mengalami lemah jantung atau dalam bahasa medis nya disebut Kardiomiopati penyakit yang menyerang otot jantung. Dan kebetulan Arnold adalah seorang Dokter Bedah Jantung dan dokter terbaik dirumah sakit itu ia yang langsung turun tangan menangani pasiennya. Mata Nathan meneliti wajah cantik pasien yang menarik hati, disaat ia membantu Arnold dan Fanny dirinya masih sempet mencuri-curi pandang menyusuri setiap bagian wajah cantik pasien itu dan singgah dibibir merona gadis itu. Arnold yang merasa bahwa Nathan tidak focus saat pemeriksaan pasiennya ia menginjak kaki Nathan yang kebetulan Nathan berada disampingnya. Arnold menedelikkan matanya merasakan sakit ketika kakinya diinjak menyadari bahwa pelaku nya ada disebelahnya dia menoleh kesamping melihat sahabatnya yang santai tanpa merasa bersalah , Nathan mendekat ke Arnold. “ Kamu kenapa injak kaki ku b*****t, lepaskan kakimu darisana” bisik Nathan. Arnold yang masih sibuk memeriksa pasiennya dibantu oleh Fanny hanya cuek mendengar bisikan Nathan malah ia semakin menginjak kaki sahabatnya itu. “ Dia baik-baik saja Dokter Arnold.” Ucap Fanny “ Iya, seperti nya ia kecapekan sehingga membuat jantungnya berdetak dengan cepat dan mengakibatkan pembengkakan hingga membuat ia sulit bernafas. Ya sudah Dokter Fanny sampai kepada keluarga pasien bahwa pasien baik-baik saja dan hanya perlu bedrest total dan akan dipindahkan ke ruang inap.” Balas Arnold melihat Fanny yang sedang membetulkan selang infus pasiennya. Fanny mengangguk pelan dan berjalan keluar ruangan untuk bertemu dengan keluarga pasien ditemani oleh perawat disana. Nathan yang merasa Arnold sedang sibuk dengan Dokter cantik disana ia mencuri kesempatan untuk mencicipi bibir gadis itu, awalnya hanya kecupan menjadi lumatan. Cup “Manis.” Gumam Nathan pelan, Arnold membalikkan badan saat melihat Fanny sudah keluar, ia membulatkan mata saat melihat aksi sahabat mesumnya itu ia berjalan cepat dan memukul bahu Nathan pelan. “ Are you crazy?” Nathan kaget dengan pukulan di bahunya dan nada ketus dari sahabatnya membuat Nathan langsung sadar akan tindakannya yang tak masuk akal bagaimana bisa ia mengambil kesempatan dalam kesempitan. Diluar sana, Disaat merasa tugasnya sudah selesai ia meninggalkan IGD dan pergi ke ruang kerja adiknya sengaja ia berjalan cepat agar tidak disuruh-suruh lagi dengan pimpinan para dokter itu. Sampai didepan ruangan adiknya ia bertemu dengan asisten adiknya Suster Gabriella yang sedang sibuk dengan tumpukan map. Fanny tersenyum melihat keriweuhan suster Gabriella yang sedang menyusun map-map itu ketempatnya. Fanny mendekat kearah Suster Gabriella. “Permisi Sus, aku mau tanya didalam ada Dokter Sheva? Karena saya hubungi dia dari tadi ponselnya tidak aktif” tanya Fanny kebingungan dan dia tidak lupa memberikan senyum terbaiknya kepada suster Gabriella. Suster Gabriella yang sedang sibuk pun menoleh Kearah sumber yang memanggilnya dan ia melihat Dokter cantik sedang berdiri disampingnya. “ Eh Dokter Fanny, tumben kesini? Owh Dokter Sheva gak ada diruangan nya Dok! Beliau sedang visite ke rumah pasien rawat jalan dok dan setelah itu supir Rumah sakit yang mengantar pulang lagi kesini.”. Jawab Suster Gabriella menjelaskan kepada Fanny Pikiran fanny pun kemana-mana mengingat Sheva sampai sekarang tidak ada kabar dari tadi "bagaimana ini? jika terjadi apa-apa dengan Sheva apa yang akan dikatakan kepada uncle Billy!" ungkap fanny dalam hatinya sambil mengacak rambutnya yang panjang. “Dokter Sheva belum pulang Dok, ada pesan Dok? Nanti kalau Dokter Sheva kembali saya sampaikan pesan Dokter Fanny!” balas Suster Gabriela. Fanny menggelengkan kepala nya. “ Tidak usah Sus, ya sudah saya duluan ya!” "baiklah suster gabriela saya akan pulang dulu dan mencari tahu apakah sheva sudah sampai rumah belum!!" kata fanny pergi meninggalkan suster gabriela Fanny berjalan menuju parkiran ketika ia berjalan ada suara yang memanggil dirinya dan menghentikan langkahnya dia menoleh mencari sumber suara tersebut. “Dokter Fanny” “Buset nih orang ada dimana-mana ya! Perasaan ini sudah jam pulang deh, perasaan nih dokter tadi masih ngurus pasien!”gumam Fanny membathin dengan tersenyum paksa kepada dokter Arnold “Ya , Dokter Arnold ada apa?” “Sudah mau pulang? Saya Cuma mau mengingatkan besok kita ada jadwal operasi pagi dan tolong datang sebelum jam operasi ya soalnya kita ada briefing sebelum operasi!” “Baik, Dok!” “Ya, sudah anda boleh pulang dokter Fanny, selamat sore” ucap Arnold membuka kan pintu mobil Fanny. “Terima kasih Dok” balas Fanny lalu mengendarai mobilnya meninggalkan Arnold yang masih berdiri di parkiran. dia pun mengebut membawa mobilnya untuk sampai rumah dengan cepat, dia penasaran apa yang terjadi dengan Sheva mengapa dia menonaktifkan ponselnya. *** Lajuan mobil sedan audy bewarna biru yang dikendarai oleh Fanny pun sampai didepan rumah nya dan Fanny pun memakir mobil itu, dia masuk kedalam mansion nya dan bertanya kepada bibi anneth " Bik anneth apakah Sheva sudah pulang?" Tanya Fanny kebinggungan "Sudah nona Fanny sekarang dikamar sepertinya Nona Sheva sakit nona dia tidak keluar dari tadi dari kamarnya saya ketuk kamarnya pun tidak ada suara nya nona" ungkap bibi Anneth Fanny membulatkan matanya mendengar ucapan bibi anneth " bibi punya kunci cadangan kamar Sheva kan? saya minta dan tolong dibuka ya, saya mau lihat keadaan sheva" pinta Fanny memaksa kepada bibi Anneth "ada nona mari saya bantu untuk membuka pintu kamar nona Sheva" sambil menunggu bibi anneth mengambil kunci cadangan kamar Sheva, Fanny menaiki tangga keatas untuk menuju kamar Sheva sambil mengetuk kamar Sheva tok..tok ketukan pertama tok..tok ketukan kedua tok..tok ketukan terakhir pun tidak ada suara dalam yang semakin membuat Fanny gelisah Sheva ada apa kenapa kamu mengunci diri sejak pulang visite dari rumah pasien akhirnya bibi Anneth pun datang membawa kunci cadangan kamar Sheva lalu mereka membuka handle pintu kamar itu, Fanny berjalan menuju ke tempat tidur Sheva dan dia melihat gadis itu sedang tertidur pulas. Fanny pun memegang kening sheva dia memegang nya dengan punggung tangannya terasa hangat sepertinya sheva demam, "bi Anneth tolong ambilkan air dingin untuk kompres Sheva karena dia demam bik " "baik nona Fanny saya akan ambilkan " Fanny pun terduduk di pinggir ranjang itu sambil melihat tubuh gadis itu yang sedang sakit " kamu kenapa sheva, kenapa kamu sakit? bukan nya tadi pagi kamu baik-baik saja kan? jangan sakit Sheva" ungkap Fanny sambil mencium kening Sheva
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD