Chapter 4

1621 Words
Bebeberapa hari kemudian. Keesokan harinya cuaca yang masih gelap Sheva dan Fanny sudah berada di AirPort ditemani oleh beberapa bodyguard untuk meninggalkan London hanya untuk mengelabui kakeknya, " nona muda sudah saatnya boarding kita dan pesawat sebentar lagi take off" kata Fanny kepada Sheva berjalan melewati imigrasi, panggilan yang ia tutupi di depan bodyguard memanggil Sheva Nona. Selama penerbangan London - Belanda Sheva tertidur di kursinya dan Fanny membangunkannya "Nona muda bangun kita sudah sampai di belanda" sambil menepuk punggung sheva pelan "ehmm ... (sheva sambil mengucek matanya) kita sudah sampah Fanny?? " Sheva yang malas mendengar sepupunya itu memanggil Nona muda pun memutar bola mata nya malas, dasar suka kali pencitraan sok gak kenal Sheva membathin. Akhirnya mereka berdua turun dari pesawat dan menuju ke parkiran di luar disana sudah ada yang menunggu Haikal Bodyguard suruhan Billy untuk menjaga anaknya selama di Belanda Sampailah di sebuah Mansion yang cukup mewah Sheva dan Fanny keluar dari dalam mobil dan masuk kedalam mansion mereka disambut oleh maid disana "selamat datang nona sheva" kata maid sambil menunduk memberikan salam kepada sheva "Terimakasih bik, tapi maaf saya mau bertanya dikamar saya bisa antar saya kekamar karena saya cukup lelah dengan hari ini" "Baik Nona saya antar anda naik keatas" ungkap maid sambil membawakan koper sheva ke atas dan menunjukkan kamar nya sheva "ini kamar Nona sheva " sambil mempersilahkan masuk sheva kekamar nya "terimakasih Bik, owh maaf bik nama bibi siapa?? " "Panggil saya Anneth saja nona" "baik bik anneth, bibi panggil saya sheva saja ya ehmmm bibi bisa tinggalkan saya sendiri saja karena saya mau istirahat sekarang bik " "baik nona sheva " ungkap bibi anneth sambil meninggalkan sheva sendirian dikamar Fanny yang berada diluar kamar Sheva pun tertawa melihat perilaku sepupunya itu mengusir maid dengan alasan lelah ada-ada saja nih bocah. Fanny pun melangkah mendekat kemar Sheva yang dijaga oleh para bodyguard unclenya. Bunyi ketukan pintu tok tok "Nona Sheva saya boleh masuk" ungkap Fanny dari luar pintu " ya silahkan masuk" ucap Sheva dari dalam kamar Click pintu terbuka Sheva berdiri didepan pintu kamarnya ia melihat sepupunya membawa berkas dan memberikan kepadanya. "Nona Sheva saya hanya ingin memberikan berkas ini kepada anda, besok anda sudah bisa kerja kembali dirumah sakit Medistra hospital" "Terima kasih kak Fanny ops (sambil tutup mulutnya Sheva) bolehkan aku memanggilmu kakak karena aku cuma anak tunggal dan juga kata daddy selama aku disini aku memakai nama keluarga mu kak Fanny " " boleh nona Sheva" " jangan panggil aku nona Sheva , kak Fanny panggil aku Sheva saja tidak apa-apa!! Kak Fanny besok aku kerumah sakit bawa kendaraan sendiri saja ya, biar aku hafal jalan " " tapi Sheva , tuan Billy bilang selama kamu dibawah pengawasan ku kamu harus diantar terus" " owhh baiklah kalau begitu untuk besok aku mau diantar tapi seterusnya aku akan bawa kendaraan sendiri ya kak Fanny" pinta Sheva memelas kepada Fanny " baik lah Sheva, besok juga saya sekalian mau bertemu kepala rumah sakit, baiklah sudah malam Sheva Istirahatlah pasti lelah karena perjalanan kita 8 jam tadi besok pun sudah mulai kerja kembali Sheva" kata Fanny sambil meninggalkan Sheva dikamar dan menutup pintu kamar. Fanny pun kembali kekamar nya dan mengambil ponselnya yang berada di atas nakas ia melihat ponselnya berharap pacarnya menghubungi nya tapi tidak ada. “Mungkin ia sedang istirahat tidak boleh berpikiran negative .. tidak boleh” gumam Fanny membathin. Fanny menelepon Reno asistennya yang berada di London. “Hallo..” “Ren, gimana surat kuasa sementara untuk Aurel memimpin Butik sudah selesai?” “Sedang di proses Nona, oleh pengacara kita Tuan Rhenos” “Bagus, ya sudah kalau sudah beres langsung kesini, oke?” Fanny memutuskan panggilannya dengan Reno tidak ia ketahui bahwa sedari tadi ada sepasang mata sedang melihatnya dan berjalan mendekat dirinya. “Dooor” ucap Sheva mengagetkan Fanny dari belakang. “Ya Tuhan, Sheva kamu ini kagetkan saja lah! Dari kapan kamu disini?” ungkap Fanny bicara ketus kepada Sheva sambil memegang d**a nya. “Ampun lah kak, soalnya kamu serius banget dari tadi sampai aku ketuk pintu pun tidak didengar sama kamu! Dari tadi aku disini ya hamper 10 menitan lah berdiri diujung sana melihat mu!”kata Sheva menunjuk kedepan pintu kamar Fanny. “Kok bisa kesini? Gak ketahuan sama penjaga kamar kamu?” “Gak tenang aja, mereka udah aku bius makanya aku bisa kekamar kamu?” Fanny memukul bahu Sheva pelan saat mendengar ucapan sepupunya itu. “Kebiasaan kamu ya main bius aja, jadi ada apa kamu kesini?” Tanya Fanny sambil meletakkan ponsel nya diatas nakas. “Gak, aku penasaran saja besok kita tugas di Medistra Hospital kan?” jawan Sheva seadanya sambil mengambil keripik diatas nakas dan mengunyahnya. Fanny yang melihat sepupunya itu ngemil pun mengambil toples diatas pangkuan Sheva, “gak boleh ngemil malam-malam nanti gemuk kamu nya! Iya besok kita dinas disana, ingat disana kita pura-pura kaget kalau aku juga bakal bekerja disana.” “Siap bos, tenang aja” ucap Sheva memberi hormat kepada Fanny. Keesokan harinya. Medistra Hospital  08.00 am Lajuan mobil sedan Audy i800 berhenti didepan lobby rumah sakit berwarna oranye yang cukup megah pintu mobil Pun dibuka oleh pegawai rumah sakit itu. Sheva dan Fanny pun turun dari mobil nya, lalu mereka berjalan menuju lift di sudut ruangan rumah sakit Fanny lalu menekan tombol lift lantai 23 menuju ruang pimpinan rumah sakit. Ting .... pintu lift terbuka. Fanny dan Sheva keluar lalu didepan pintu lift mereka bertemu resepsionis ," permisi Mrs mau bertemu dengan siapa" tanya resepsionis itu pada Sheva dan Fanny . "saya sudah bikin janji dengan Mr Leonardo Winslet pimpinan rumah sakit ini" kata Fanny kepada wanita didepan nya "baik Mrs saya akan menelepon sekretaris Mr leo", Resepsionis itu lalu menelepon seseorang dan bilang bahwa ada tamu Mr Leo. " baik nona silahkan masuk Mr Leo sudah menunggu anda ". ungkap resepsionis itu sambil mengantar Sheva dan Fanny ke ruangan Mr Leo. Tok tok "permisi Mr Leo ada yang mencari anda" kata Receptionist mempersilahkan masuk Sheva dan Fanny " Owh Mrs Fanny dan Mrs Sheva , silahkan duduk saya dari tadi menunggu anda datang" Ucap Mr. Leo tersenyum melihat kedatangan Fanny dan Sheva. " Terima kasih Mr Leo maaf saya datang telat karena tadi macet di perjalanan" ungkap Fanny Sambil tertawa Mr Leo melihat Sheva yang duduk di samping Fanny " Mrs Sheva kamu sudah besar ya sangat cantik seperti mami mu" Sambil mengernyitkan kening Sheva tersenyum mendengar perkataan Mrs Leo " Terima kasih Mr Leo" "Jadi bagaimana nona Sheva anda sudah siap bekerja di rumah sakit ini?? Saya sangat tersanjung anda mau bekerja dirumah sakit ini,  saya sudah dengar semuanya dari daddy mu dan Fanny tentang pelarianmu yang ingin dijodohkan" " iya Mr Leo, saya sudah siap bekerja dirumah sakit ini, owh Mr. Leo mengetahui ternyata alasan saya berada disini" ucap Sheva. " baguslah Sheva saya akan memperkenalkan anda dengan para staf rumah sakit yang lainnya dan dengan dokter lainnya " " ehmm Fanny kamu juga sudah bisa sekarang bekerja dirumah sakit ini?? " tanya Mr Leo kepada Fanny Mendengar pertanyaan Mr Leo tentang Fanny membuat Sheva pura-pura kaget " Mr Leo kak Fanny akan bekerja juga dirumah sakit ini??? " " Owhh iya Sheva , Fanny akan bekerja disini sebagai dokter penyakit dalam kamu tidak tahu siapa Fanny???" Sambil menggelengkan kepala nya Sheva pura-pura seperti kebingungan mencari tahu jawaban tentang siapa Fanny " tidak Mr Leo saya baru tahu kalau Kak Fanny seorang dokter penyakit dalam". Mr Leo mendekati Sheva sambil membawa berkas dan memberikan kepada Sheva " Sheva kamu bisa lihat itu CV dokter Fanny dia selain menjadi asisten daddy mu dia juga sebagai dokter penyakit dalam yang cukup terkenal Abigail Fanny Christina Zurich" Betapa kaget nya Sheva mendengar nya sambil membulatkan mata nya mendengar ucapan Mr Leo. " tidak juga Sheva, kak Fanny sengaja tidak memberitahukan padamu rencananya hari ini ingin memberitahukan mu tapi sudah keduluan oleh Mr Leo " ungkap Fanny sambil tersenyum smirk. " ok ok mari saya antar ke tempat kalian semua Fanny , Sheva ayo " ajak Mrs Leo kepada kedua gadis itu Bunyi ketukan antara High hels dengan lantai terdengar bunyi ketukan yang indah hingga membuat orang-orang seketika  memandang dari mana bunyi itu datang dan semua mata memandang kepada kedua gadis berbaju putih seragam dokter yang sedang berjalan didepannya dan memasuki ruangan yang dipenuhi dengan orang - orang yang sedang mengantri dan menunggu panggilan " permisi dokter Arnold saya perkenalan kepada anda dokter baru dirumah sakit ini " ungkap Mr Leo kepada dokter Arnold pimpinan para dokter dirumah sakit Medistra. " ini dokter Sheva Rose Zurich beliau adalah dokter bedah umum dan yang disebelah nya adalah kakak nya dokter abighail Fanny Christina Zurich dan beliau juga dokter penyakit dalam mereka akan bertugas dirumah sakit ini mulai hari ini" sambil mengenalkan Sheva dan Fanny kepada dokter Arnold " owhh ini kakak adik yang dokter itu ya, baiklah Mr Leo" terima kasih anda sudah mengenalkan kepada saya lalu meninggalkan mereka. “Sombong sekali dia.”Fanny membathin. “Dok, maaf dia siapa ya?”Tanya Fanny dan Sheva serentak penasaran “Dia Dokter Arnold Steve Grey adalah dokter bedah syaraf yang cukup terkenal dia baru bertugas beberapa hari ini dan dia rekomended salah satu pemegang saham di rumah sakit ini, tapi hati-hati kalian saya dengar beliau sombong dan tidak suka disaingi mungkin dengan kedatangan kalian. dokter Arnold marah akan merasa akan ada saingan baru untuk nya.” Ucap Mr Leo berjalan menuju ruangan Fanny dan Sheva. " Sheva ini ruangan mu dan Fanny ruangan mu diujung lorong ini" kata Mr Leo menunjukkan ruangannya " terima kasih Mr Leo" kata Sheva dan Fanny serentak. Mr. Leo tersenyum dan meninggalkan mereka berdua didepan pintu  Ruangan Sheva. “Kak, kamu ngerasa gak sih kalau dokter Arnold tadi muka nya familiar banget?” “Gak tuh, aku gak begitu kenal sama dia , dan kita juga gak pernah ketemu sama dia waktu Symposium ataupun seminar kedokteran. Dokter sombong gitu aja” “wieh ada yang ngajak perang nih ma dokter Arnold, ingat jangan sering-sering marah ma dokter itu ntar suka lagi!”ucap Sheva mencolek dagu Fanny dan masuk kedalam ruangannya. “Awas kamu ya Fanny”Teriak Fanny yang mengangkat tangannya untuk memukul Sheva yang sudah lari masuk ke ruangannya. Fanny pun berjalan menuju ruangan nya sambil menggerutu. “Enak saja aku bakal suka sama dokter sombong itu. Amit-amit dah!”.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD