Menginap

1566 Words
Alisa pun berjalan mengikuti Nicho di belakang. Tak lama, Mereka pun pulang dari cafe tersebut menuju ke rumah mereka masing-masing namun di parkiran Nicho langsung menuju ke mobilnya dan sama sekali tak mengikuti kedua orang tuanya. Elma yang menyadari hal tersebut pun langsung mengejar anaknya sebelum masuk ke dalam mobil. "Nicho ... Nicho ... Nak, tunggu dulu." Lelaki Tampan menangis berwarna biru tua itu pun langsung menghentikan langkahnya ia menoleh ke arah Mamah. "Kenapa Mah?" "Kamu pulang ke rumah kan, Nak?" Nicho mendengus pelan. "Nggak tau, Mah. Nicho nggak mau bertengkar terus sama Papah. Nicho mau pulang ke rumah Nicho aja, mencari ketenangan. Apalagi, ada berita ini, yang membuat Nicho masih syok, karena tiba-tiba Nicho dijodohin." Elma mengelus pundak sang anak. "Nicho ... Kamu pulang ke rumah nanti akan Mamah jelaskan Kenapa tujuan Papah kamu menjodohkan kamu dengan Alisha." Bujuknya. Nicho melepaskan pegangan Mamahnya di pundaknya lalu mencium punggung sang Mamah dan tersenyum tipis. "Maaf, Mah. Tapi aku pergi dulu ya, Mamah hati-hati." Ucapnya yang langsung menaiki mobil. "Nicho ... Nicho ...." Panggilan dari sang Mama tak digubris sama sekali oleh munafik tersebut ia langsung menyalakan mobilnya dan pergi dari tempat itu. ***** Tok ... Tok ... "Queen ... Ini aku , Nicho." Terdengar bahwa suara tersebut adalah benar dari Nicho, dengan cepat Queen pun langsung berjalan menuju ke pintu dan membukakan pintu tersebut. Pandangan matanya pun langsung terkejut pada lelaki tersebut. "Aku boleh nginep disini?" "Nicho, kamu ...." Belum sempat Queen menyelesaikan ucapannya namun lelaki tampan dengan hidung mancung tersebut telah masuk ke apartemen itu. Ia berjalan dengan langkah lesu menuju ke arah sofa dan duduk di sana, begitupun juga dengan Queen yang cepat-cepat menutup pintu tersebut Lalu ia pun menghampiri lelaki itu dan duduk tepat di sampingnya. "Nicho, kenapa?" Tanyanya lembut sambil memerhatikan raut wajah Nicho. "Aku boleh tidur disini?" Tanya Nicho dengan nada lesu. Wanita cantik dengan rambut warna coklat itu hanya menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan dari lelaki itu. Nicho pun langsung menyandarkan tubuhnya di sofa tersebut dan memejamkan kedua matanya dengan ke arah langit-langit yang berada di atasnya. Queen pun yang duduk di sebelahnya memperhatikan raut wajah Nicho, ia yakin pasti lelaki ini tengah mengalami suatu masalah. Itu terlihat dengan jelas dari raut wajahnya yang seperti ini sangat lelah. Dengan cepat, Queen pun langsung bangkit dari posisinya dan ia menuju ke arah dapur untuk mengambilkan segelas air dan segera Ia berikan kepada lelaki itu. "Nicho minum dulu." Ucapnya Seraya memberikan segelas air putih tersebut kepada Nicho. Perlahan jika pun membuka kedua matanya Ia pun membenarkan posisi duduknya dan melihat ke arah gadis tersebut ia tersenyum tipis lalu mengambil segelas air putih tersebut Lalu meminumnya. Tak lama setelah itu ia pun menaruh gelas tadi yang berisi air putih yang telah Ia minum sampai habis di atas meja tetap di dekatnya. "Lo kenapa? Lagi ada masalah?" Tanya Queen dengan nada lembut. Nicho menoleh ke arahnya, Ia hanya tersenyum tipis seraya menggelengkan kepalanya lalu menyadarkan lagi tubuhnya di sofa tersebut dengan tatapan lurus ke depan. Queen menghela nafasnya sejenak. "Beneran? Nggak ada apa-apa?" Tanyanya lagi yang dianggukan oleh Nicho. "Tapi gue bisa lihat dari raut wajah lo yang sepertinya lu lagi ada masalah." Ucap Queen. Secara perlahan lelaki tampan itu pun menoleh ke arah Queen, ia membenarkan posisi duduknya menghadap ke arah wanita itu. "Queen, kalau misalkan orang tua kamu menginginkan kamu untuk meneruskan bisnis keluarganya dengan satu syarat aneh. Apa kamu menyetuju hal tersebut?" "Syarat aneh? syaratnya apa dulu, kenapa lo tiba-tiba bilang kalau syarat itu aneh?" Ucapan Queen yang kembali bertanya kepada dirinya membuat Nicho pun enggan untuk menjawab hal tersebut, karena tak mungkin ia berbicara kepada wanita di depannya ini bahwa syaratnya yaitu ia harus menikah dengan wanita lain sedangkan saat ini ia telah mempunyai hubungan dengan Queen. Nicho hanya menghelan nafasnya lalu ia membenarkan posisi duduknya ke arah depan dan jelas hal itu membuat Queen pun berkerut alis. "Nicho, kenapa? Tadi lo nanya sama gue kan tapi kenapa tiba-tiba pas gue tanya balik lo malah ngejawab pertanyaan gue." Nicho menggeleng. "Nggak. Nggak papa. Sekali lagi gue minta maaf ya karena udah bangun dulu malam-malam kayak gini setelah itu gua malah numpang nginep di apartemen lo." Queen tersenyuman tipis. "Iya, nggak papa." Beberapa detik kemudian mereka terdiam, tak ada suara lain di ruangan itu, melainkan suara detik jarum jam yang berdetak. "Em .. Nicho." Panggilan Queen membuatnya pun menoleh ke arah wanita itu. "Lo lagi ada masalah keluarga?" Pertanyaan yang dilontarkan oleh Queen hanya mendapatkan jawaban gelengan kepala dari Nicho, lelaki itu tidak mau menjawab perkataan tersebut. Queen, yang melihat jawaban dari Niko Ia pun paham kalau sepertinya lelaki ini tak mau membahas hal tersebut lebih jauh maka dari itu ia pun mengalihkan pembicaraan tersebut. "Em ... Yaudah, kalau gitu gue masuk kamarnya. Lo mau tidur di ...." "Gue tidur disini aja." Sahut Nicho yang memotong perkataan Queen yang belum selesai. Queen mengangguk kecil. "Oh ... Okeh." Ucapnya. Berdiri namun dengan cepat ia kembali menoleh ke arah Nicho. "Em ... Lo nggak mau tidur di kamar?" jelas perkataan yang dilontarkan oleh Queen membuat Nicho pun langsung berkerut alis namun dengan cepat Gadis itu pun langsung mengucapkan suatu kalimat sebelum Nicho mengucapkan terlebih dahulu. "Em ... Maksud gue ...." Belum sempat Queen melanjutkan ucapannya namun Nicho langsung memegang pergelangan tangannya dengan lembut, serta hal itu pun dilihat oleh Queen dan dia langsung metatap mata Nicho Yang sepertinya berbeda. "Nicho." Gumamnya seraya menelan salivanya. Perlahan namun pasti, Nicho semakin mendekatkan wajahnya ke arah keningnya dan mereka pun saling bertatap mata dengan tatapan yang intens. Semakin Nicho menatap dalam mata indah Queen semakin berdetak sangat kencang pula jantung Queen, hingga Nicho pun mendaratkan kecupan lembut tepat di bibirnya sontak hal itu membuat Queen pun masih terdiam membisu dengan mata yang terbelalak. Tak lama setelahnya Nicho pun mengusap bibir lembut Queen dengan ibu jarinya dan ia mengusap pipi mulus Queen. "I love you." Ucapnya dengan nada lembut. secara perlahan Queen pun melihat ke arah wajah Nicho, ia tak menjawab perkataan tersebut karena tindakan yang dilakukan oleh Nicho itu mampu membuat jantungnya terus berdetak dengan kencang hingga Ia pun tak mampu untuk mengatakan apapun. "Gue tidur di sofa aja. Udah malam mendingan lu ke kamar aja tidur istirahat." Ucap Nicho dengan nada lembut seraya menyelipkan helaian rambut gadis itu yang menutupi wajahnya di belakang telinga. Tak lama setelah itu, Queen pun langsung sadar Ia pun mengganggu kecil dengan tersenyum tipis kearah Nicho dan dengan cepat ia segera bangkit dari posisinya. "Yaudah, kalau gitu gue ke kamar ya. Sekalian gue mau ambil selimut dan juga bantal untuk lo." Setelah mengatakan kalimat tersebut Queen pun segera bergegas menuju ke kamar ia mengambil bantal dan juga selimut dan segera diberikan kepada NiCho. "Good night." ucapnya dengan ada lembut setelah itu Ia pun segera berbalik dan menuju kembali ke arah kamarnya. Nicho yang masih memperhatikan pun tersenyum tipis ketika melihat gadis itu menutup pintu kamar tersebut. 'Gue tahu ini salah. Tapi gue ngerasain kalau gue memang bener-bener sayang sama Queen. Gue yakin dia wanita yang berbeda dari cewe kebanyakan. Dan gue juga nggak tau, kenapa gue bisa secepat ini sayang sama dia.' batinnya. Tak lama setelahnya, Nicho pun menaruh bantal itu di sofa lalu ia pun segera merebahkan tubuhnya di sofa tersebut, dan menyelimuti dirinya dengan selimut yang tadi diberikan oleh Queen bersamaan dengan bantal itu. Di kamarnya, Queen yang juga sudah merebahkan tubuhnya di kasur ia tersenyum tipis Seraya membayangkan apa yang Nicho lakukan kepadanya tadi Seraya menatap langit-langit di atasnya. 'Gue nggak tau, apa perasaan yang muncul dalam diri gue itu salah atau enggak. Tapi apapun itu, Gue rasa gue tepat memilih Nicho untuk mengisi kekosongan di hati gue. mengenai Apa hal yang baru saja terjadi diantara kita, gue nggak peduli Yang penting gue sayang sama dia.' batinnya. Tak lama setelahnya ia pun menutup kedua matanya dan mulai tertidur. ***** Pagi hari, tepatnya pukul 07.00. Wanita cantik dengan piyama bermotif boneka hello Kitty itu perlahan membuka kedua matany, ia melihat ke arah jam dinding yang berada di kamarnya, setelah itu ia pun membuka selimut yang menutupi tubuhnya dan duduk di atas kasur tersebut. Ia mengambil ponsel yang berada di atas meja dan mengecek notifikasi yang muncul di ponsel tersebut, yang tak lain ternyata Tantenya yang mengirimkan pesan kepadanya. "Tante Tania." Gumamnya. Tanpa basa-basi lagi, Queen hendak membuka pesan tersebut Ia pun langsung membuka kunci layar ponselnya dan membuka pesan yang dikirimkan oleh tantenya itu. Brak! Tiba-tiba terdengar seperti suara gebrakan membuat wanita dengan mata indah itu langsung tertuju ke arah pintu kamarnya. Sontak, hal tersebut pun membuatnya penasaran maka dengan cepat Ia pun segera bangkit dari posisinya dan meninggalkan ponselnya di atas kasur lalu ia segera keluar dari kamar tersebut. Pandangan matanya pun langsung tertuju ke arah Nicho Yang sepertinya ia tengah berbicara kepada seseorang ditelepon tersebut. "Nicho. Kenapa dia?" Gumamnya. Secara perlahan Ia pun berjalan mendekati lelaki itu dan berdiri tak jauh darinya. Dia memilih memperhatikan lelaki itu dari belakang. "Nggak Pah! Nicho tetap nggak setuju dari awal Niko selalu menuruti apapun perintah papa tapi untuk saat ini Nicho menolak, Pah!" " .... " "Bisnis keluarga apa?! papa hanya memikirkan kesenangan papa saja dan papa tidak pernah sekalipun memikirkan perasaan anak papah." " ... " "Karena Papah tidak menceritakannya dari awal dan papa tidak menjelaskan semua ini kalau hal ini ada hubungannya dengan bisnis Papah!" " .... " "Nggak! Nicho tidak akan menerima hal tersebut dan Niko pastikan bahwa Nicho akan berdiri sendiri tanpa bantuan dari Papah!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD